Akhlak dan Kepribadian Istri-istri Rasulullah SAW yang Wajib Ditiru Kaum Muslimah

Akhlak dan Kepribadian Istri-istri Rasulullah SAW yang Wajib Ditiru Kaum Muslimah
Para istri Rasulullah SAW menjadi potret yang patut dicontoh baik sebagai seorang muslimah ataupun kedudukannya sebagai seorang istri. Foto ilustrasi/ist
Para istri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjadi potret yang patut dicontoh baik sebagai seorang muslimah ataupun kedudukannya sebagai seorang istri. Bagi seorang muslim, menjadikan Nabi Muhammad dan istrinya sebagai suri teladan kehidupan, bukan terbatas pada amal ibadah saja seperti shalat, puasa, dan ibadah lainnya, melainkan semua tindakan dan amal perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, kecuali hal yang menjadi kekhususan Rasulullah SAW.

Bahkan Allah Subhanahu wa ta'ala menegaskan dalam Al-Qur'an, bahwa Rasulullah adalah suri teladan terbaik bagi manusia. Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. “. (QS.al-Ahzab: 21)
Di antara akhlak dan perbuatan para istri Rasulullah yang wajib diteladi kaum muslimah ini ini adalah sebagai berikut:

1. Senang menerima nasehat

Di antara hal yang harus diperhatikan muslimah dari kebaikan istri Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam , mereka senang sekali menerima nasehat suami karena nasihat Rasulullah merupakan nasehat yang mulia, yang menyejukan hati, yang membawa kebaikan hidup dan kebahagiaan di akhirat.

Dari Az-Zuhri berkata, “Telah mengabarkan kepadaku Abu salamah bin Abdurrahman bahwa Aisyah istri Rasulullah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pernah mendatangi Aisyah ketika Allah Ta’ala menyuruh beliau untuk memilih (cerai atau tetap bersama) para istrinya.

(Kata Aisyah,) “Beliau memulai denganku (Aisyah ). Beliau bersabda, ‘Saya hendak memberitahukan kepadamu hal yang sangat penting, karena itu, janganlah kamu terburu-buru menjawabnya sebelum kamu bermusyawarah dengan kedua orang tuamu.’ Aisyah berkata, “Beliau tahu benar, kedua orang tuaku akan mengizinkan aku bercerai dengan beliau.” Aisyah melanjutkan, “Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا (٢٨) وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا (٢٩)


“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: jika kalian menghendaki kehidupan dunia berserta perhiasannya, marilah kuberikan kepadamu suatu pemberian, dan jika kalian menghendaki Allah ta’aladan Rasul-Nya serta kampung akhirat, sesungguhnya Allah ta’ala menyediakan pahala yang besar bagi orang yang berbuat kebajikan di antara kamu.” QS. Al-Ahzaab : 28-29).

Saya (Aisyah) berkata kepada beliau, ‘Apa untuk yang seperti ini saya harus minta musyawarah kepada kedua orang tua saya? Sudah barang tentu saya menghendaki Allah ta’ala dan Rasul-Nya serta kampung akhirat.’ “(HR. Bukhari)

Itulah kelembutan hati Aisyah, istri beliau yang paling muda. Aisyah, tidak jual mahal, tidak membantah, tidak menawar, tetapi subhanallah jawaban istri ini menyejukkan hati suami ketika mendengar nasihat suaminya.

2. Tidak materialitis atau ambisi duniawi

Sifat istri Rasulullah adalah istri yang qana’ah, maksudnya ridha (rela) dengan rezeki Allah yang mereka terima, tidak tamak, tidak menuntut sesuatu yang di luar kemampuan suami. Hal ini dapat kita buktikan dengan gaya hidup mereka setiap harinya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia berkata,
“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya (Ibnu Abbad berkata, ‘Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah di tangan-Nya’) bahwasanya Rasulullah dan keluarganya tidak pernah kenyang selama tiga hari berturut-turut dengan makan roti dari gandum hingga beliau meinggal dunia.” (HR.Muslim)

Aisyah Ummul Mukminin berkata, “Pada suatu hari Rasullullah pernah datang di rumah, lalu beliau bertanya,’Apakah kamu punya simpanan makanan? ‘Aku (Aisyah) berkata,"Tidak punya." Beliau berkata, “Kalau begitu saya berpuasa.’”

3. Pandai menghibur suami

Ini adalah pelajaran yang sangat baik untuk perempuan muslimah. Khadijah istri pertama Rasulullah telah menentramkan Rasulullah dari rasa takut saat beliau didatangin malaikat jibril menyampaikan wahyu untuk pertama kalinya.

Begitulah seharusnya istri muslimah yang sayang kepada suami, hendaknya pandai meghibur suami pada saat dilanda kesedihan baik karena musibah yang menimpa atau kesulitan yang dihadapinya, atau kekurangan harta, sehingga kehidupan rumah tangga tetap baik dan sejahtera. Bukan sebaliknya, isteri menjadi beban dan menjadi sebab marah suami.

4. Betah di rumah

Tempat terbaik bagi perempuan muslimah adalah rumah. Karena rumah tempat melindungi perempuan dari bahaya dan fitnah, tempat istri menyambut dan menghibur suami pada saat pulang dari bepergian, melindungi anak kecil yang sangat butuh perawatan dan pengasuhan ibunya.

Allah Ta'ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.” (QS. Al-Ahzab : 33)

Perempuan muslimah yang betah di rumah sungguh sangat membantu pekerjaan rumah tangga , membantu pendidikan anak kecil yang butuh kesabaran, kelembutan, dan kasih sayang, menghibur suami kapan saja pulang dari bepergian. Oleh karena itu, islam menunjukkan kepemimpinan di rumah adalah perempuan terutama pada saat suami sedang keluar.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
والمرأة راعية في بيت زوجها ومسؤولة عن رعيتها

“Dan wanita itu pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)

Karena pentingnya keberadaan wanita di rumah maka shalat yang merupakan pokok tiang agama, bagi wanita lebih utama menunaikan shalatnya di rumah dari pada di masjid. Maka bagaimana bila perempuan keluar bukan ke masjid?

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
صلاة المرأة في بيتها أفضل من صلاتها في حجرتها وصلاتها في مخدعها أفضل من صلاتها في بيتها

“Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama dari pada shalatnya di kamarnya, dan shalatnya di kamar lebih utama dari pada salatnya di dalam rumahnya.” (HR. Abu Dawud)

Seandainya kebaikan perempuan itu keluar dari rumah, tentu salat mereka di masjid lebih utama. Namun, apa wasiat Rasulullah jika perempuan sering keluar, Beliau bersabda,
المرأة عورة فإذا خرجت استشرفها الشيطان

” Perempuan itu aurat apabila keluar maka di sambut (dipercantik) oleh setan. “(HR. Tirmidzi) Subhanallah, alangkah indahnya hidup perempuan muslimah bila mau meniru jejak istri Rasulullah, alangkah sejuknya hati suami, alangkah bahagianya anak dan keluarga.


Aktivitas dan Perilaku Sehari-hari

Tak hanya dari sisi kepribadian yang patut diteladani dari sosok para istri Rasulullah, perilaku dan perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari pun banyak yang harus dicontoh.

5. Mengenakan jilbab atau menutup aurat

Allah Subhanahu wa ta'ala menyuruh istri Rasulullah, putrinya, dan semua istri orang beriman agar berjilbab,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang. (QS. Al-Ahzab : 59)

Ibnu Jarir Ath-Thabari menceritakan bahwa Abu Shalih berkata, “Tatkala Rasulullah datang di Madinah sebelum turun ayat ini, istri Nabi SAW dan wanita mukminah malam hari keluar untuk menunaikan hajatnya, sedangkan di jalan banyak kaum pria yag duduk dan bermain-main suka mengganggu; maka turunlah ayat ini, wanita yang merdeka hendaknya berjilbab , agar tidak sama dengan wanita budak. “ (Jami’ul Bayanfi Tafsiril Qur’an)

6. Tidak memerdukan suara

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, As-Sudi berkata, “Wanita dilarang memerdukan suaranya ketika berbicara pada kaum pria karena akan mengakibatkan kerusakan hati mereka (sehingga) jatuh pada perbuatan keji atau zina. Ibnu Zaid berkata, ‘Janganlah wanita berbicara kepada kaum pria yang bukan mahramnya seperti dia berbica lembut kepada suaminya, tetapi hendaknya bicara yang wajar dan keras suaranya."

Karena suara perempuan menggangu ketenangan jiwa kaum pria, wanita tidak mengumandangkan azan, tidak mengimami kaum pria, tidak berkhotbah yang didengar oleh kaum pria, tidak menegur imam dengan suara ketika bacaannya salah; maka bagaimana jika dia bernyanyi dan menari? Semoga Allah Ta'ala melindungi perempuan muslimah dari bencana akibat suaranya yang merdu.

Imam Tirmidzi meriwayatkan hadis dari Imran bin Husain Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
في هذه الأمة خسف ومسخ وقذف، فقال رجل من المسلمين: يارسول الله ومتى ذلك؟ قال: إذا ظهرت القينات والمعازف وشربت الخمور

“Pada umat ini akan terjadi penenggelaman ke dalam bumi, perubahan rupa, dan pelemparan batu.” Seorang dari kaum muslimin beretanya,. “Wahai Rasulullah! Kapan hal itu akan terjadi?”Beliau menjawab, “Jika para penyayi wanita dan para pemain musik muncul terang-terangan, dan khimar diminum.” (HR. Tirmidzi)

7. Senang menuntut ilmu

Rumah bagi perempuan muslimah, bukan hanya untuk istirahat, mendidik anak dan menyediakan kebutuhan suami, tetapi markas utama untuk beribadah kepada Allah Ta'ala, tempat yang pas dan aman untuk membaca Al-Qur’an dan hadis yang shahih.

Perhatikan perintah Allah Ta'ala kepada istri Rasulullah, dalam firmanNya:
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَىٰ فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا

“Dan ingatalah apa yang dibacakan di rumahu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Ahzab : 34)

Begitulah seharusnya perempuan muslimah di rumah, jangan isi kegiatan di rumah penuh dengan hiburan TV dan lainnya.

8. Dermawan

Bukan hanya Rasulullah yang dermawan sehingga pada saat meninggal dunia beliau tidak mewariskan harta bahkan punya hutang gandum, bahkan istri beliau pun dermawan. Aisyah istri Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bercerita, “Ada seorang wanita datang ke rumahku dengan membawa dua putri nya lalu dia meminta makan kepadaku, sedangkan aku tidak memiliki sesuatu kecuali kurma, dan aku berikan kepadanya, maka wanita itu membagi kurma untuk kedua putrinya, kemudian dia pulang. Lalu Nabi SAW masuk ke dalam rumah dan aku bercerita, lalu beliau bersabda,‘Barang siapa yang diserahi anak perempuan, lalu ia mendidiknya dengan baik, anak-anak mereka itu menjadi penghalang dirinya dari api neraka.’” (HR. Bukhari)

Istri Rasulullah lebih mendahulukan kepentingan orang lain dari pada untuk dirinya sendiri. Perempuan dermawan hatinya bersih dari sifat tamak dan rakus, tidak dengki ketika melihat kawan hidupnya kaya raya. Rasulullah memberi kabar gembira kepadaperempuan muslimah yang senantiasa bersedekah, sekalipun harta yang di sedekahkan milik suaminya , dia akan mendapatkan pahala.

Dari Aisyah dia berkata, “Rasulullah bersabda,
[arabopen]مَا أَنْفَقَتْ الْمَرْأَةُ مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا , غَيْرَ مُفْسِدَةٍ , كَانَ لَهَا أَجْرُهَا , وَلَهُ مِثْلُهُ بِمَا كَسَبَ , وَلَهَا بِمَا أَنْفَقَتْ , وَلِلْخَازِنِ مِثْلُ ذَلِكَ , مِنْ غَيْرِ أَنْ يُنْتَقَصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ

‘Apabila seorang wanita menafkahkan harta dari rumah (harta) suaminya dengan tidak berlebihan, maka wanita tersebut mendapatkan pahala dari apa yang telah ia keluarkan, dan suaminya pun mendapatkan pahala dari usahanya, dan penjaga gudangnya pun mendapatkan pahala, yang pahalanya tidak mengurangi pahala yang lainnya.’“(HR. Bukhari)

9. Rukun dan ikhlas

Setelah istrinya Khadijah binti Khuwailid wafat, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam baru menikahi perempuan lebih dari satu. Namun tujuan pernikahan Rasulullah bukanlah berniat mengumbarkan syahwatnya sehingga menodai wanita sebagaimana tuduhan orang kafir. Seandainya beliau menikah tujuannya demikian, tentu menikahi gadis dan berkali-kali menceraikannya.

Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian, justru beliau pertama kali menikah dengan seorang janda yang bernama Khadijah binti Khuwailid, sedangkan selisih umurnya 15 tahun lebih tua dari Rasulullah. Itu pun setelah istrinya wafat, Beliau menduda kurang lebih dua tahun baru menikah lagi.

Sifat kecemburuan seorang istri terhadap teman hidupnya tentu ada karna itulah tabiat mereka, tetapi tidak membawa kehancuran rumah tangga sehingga menyusahkan suami. Dan itu terjadi pada istri-istri Rasulullah setelah Khadijah. Namun di antara mereka selalu hidup rukun dan ikhlas dalam menerima takdirnya. Begitu indahnya keadaan para istri Rasulullah . Karena iman, hidup mereka rukun.
Wallahu A'lam
(wid) Widaningsih

No comments: