Sejarah Rahasia Freemasonry dan Iluminati (Part 32)
Akibat operasi penumpasan para Templar yang dimulai oleh Raja Perancis Phillipe IV dan Paus Clement, ordo tersebut akhirnya dikejar-kejar di seluruh kerajaan di Eropa yang berada di bawah pengaruh Paus. Banyak yang tertangkap dan menemui ajal, namun ada pula pengecualian-pengecualian yang tidak tercatat dalam sejarah berupa pemanfaatan-pemanfaatan yang dilakukan raja-raja lainnya.
Di Lorraine, yang pada abad ke-14 masuk dalam wilayah kerajaan Jerman, bukan Perancis, para anggota Templar yang diburu mendapat pengarahan dari pada Commander setempat untuk mencukur jenggot mereka dan menanggalkan jubah putihnya serta kemudian mengenakan pakaian orang biasa. Mereka berbaur dengan penduduk setempat dengan aneka pekerjaan dan profesi. Walau demikian, mereka tetap mengorganisasikan diri secara rahasia dan berhubungan dengan pelarian Templar yang telah memakai nama ‘Mason’ di Eropa lainnya.
Di Portugis, nama ordo Templar dibersihkan oleh sebuah penyelidikan dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, nama ordo ini kemudian diubah menjadi Knights of Christ (Ksatria Kristus). Ordo lama namun baru ini berkembang dengan pesat di Portugal bahkan bisa merangkul pusat kerajaan. Bidang maritim adalah salah satu pusat perhatian ordo ini.
Para pelaut ulung seperti Vasco da Gama dan Colombus merupakan anggota dari Ksatria Kristus. Dalam pelayarannya mengarungi lautan, kapal-kapal layar mereka yang besar menggunakan lambang salib merah ala Templar. Di Prusia, para Templar bergabung dengan Ksatria Teutonik, ordo militer yang juga dibentuk Knights Templar beberapa tahun lalu.
Walau demikian, Skotlandia memang menjadi tujuan utama pelarian para Templar dari Perancis. Skotlandia merupakan satu-satunya kerajaan di Eropa yang tidak berada di bawah pengaruh Paus karena telah di-ekskomunikasikan (diputus dari Vatikan). Apalagi Skotlandia tengah berada dalam situasi yang tidak bersahabat dengan Kerajaan Inggris. Raja Skotlandia, Robert The Bruce pasti memerlukan tenaga-tenaga tempur yang handal seperti halnya para Ksatria Templar. Perhitungan para Templar ini ternyata tepat.
Di Skotlandia, Papal Bull (surat perintah Paus) untuk membasmi ordo Templar sama sekali tidak dilaksanakan. Robert The Bruce dengan hangat menyambut datangnya para Templar yang telah menyamar sebagai tukang batu yang dipimpin oleh seseorang yang menyebut dirinya bernama Mac Benach. Di kemudian hari, para Mason menyebut nama Mac Benach dengan segala kehormatan.
Di Skotlandia inilah para Templar menemukan sebuah tempat yang dianggap pas sebagai tempat penyamaran mereka untuk meneruskan cita-cita gerakan rahasianya. Tempat itu adalah sebuah gilda (serikat pekerja) terpenting di Kepulauan Inggris abad pertengahan yang disebut loge atau pemondokan tukang batu (loge masonik), dan dengan cepat segera menguasai loge-loge tersebut.
Mason awalnya hanyalah sebuah sebutan untuk tukang batu. Ada yang menyatakan bahwa sebutan ini berawal dari para tukang batu yang telah membangun Haikal Sulaiman. Dan Lodge merupakan tempat pemondokan para Mason, para tukang batu, semacam asrama. Di kemudian hari, istilah ini lebih bersifat politis merujuk pada organisasi rahasia yang menjalankan ritual Kabbalah dan dipenuhi dengan intrik maupun konspirasi.
Setelah menguasai Loge Mason, nama ini kemudian dipakai sebagai nama gerakan rahasia. Inilah loge tertua dalam sejarah Freemason dengan Scotish-rite atau ritus Skotlandia yang melegenda meliputi pedoman tingkah laku, pedoman keanggotaan, tata upacara, dan bentuk-bentuk ritual lainnya yang sarat dengan ajaran esoteris yang tidak berbeda dengan apa yang telah dilakukan para Templar, Biara Sion, dan leluhur mereka, para ahli sihir tertinggi Fir’aun berabad-abad lalu di Mesir. Ritus Skot ini merupakan sebutan bagi segala ajaran Mason yang berasal dari Skotlandia yang kembali lagi ke Perancis dan mengembangkan kegiatan Freemason di sana.
Secara sederhana, Freemason sesungguhnya bisa dianggap sebagai pewaris dari Ksatria Templar. Jika diurutkan, mungkin bisa dibuat sebuah garis lurus dengan Ordo Kabbalah di hulu, lalu di titik pertama ada Ordo Sion yang kemudian menjadi Biarawan Sion yang kemudian membentuk Ksatria Templar, lalu di ujung garis yang belum selesai ada Freemasonry, garis itu terus berlanjut, berjalan, dan hingga kini belumlah selesai.
Beberapa peneliti yang meyakini bahwasanya Freemason adalah pewaris Templar antara lain John J. Robinson dengan buku Born in Blood dan Michael Baigent, dan Richard Leigh dengan The Temple and the Lodge. Robinson, sejarawan asal Amerika Serikat, memulai penelitiannya dari ritual Freemason modern dan merunutnya ke belakang, ke asal-usulnya. Sedangkan Michael Baigent dan Richard Leigh melacak keberadaan Freemason di Skotlandia. Keduanya sampai pada kesimpulan yang sama: Freemasonry merupakan penerus dari Ordo Templar.
Hanya saja, di antara Baigent-Leigh dan Robinson ada satu perbedaan besar. Jika Baigent-Leigh memahami keberadaan Freemason sebagai perkembangan Ordo Templar yang terisolasi di Skotlandia, lalu menyebar ke Inggris pada 1603 bersamaan dengan bertahtanya Raja Skotlandia, King James VI ke tahta Inggris dan masuknya para bangsawan Skotlandia ke dalam lingkaran aristokrasi Inggris, maka Robinson meyakini bahwa perkembangan Ordo Templar menjadi Freemasonry berlangsung sepenuhnya di Inggris.
Menurut Robinson, Revolusi Kaum Petani di Inggris pada tahun 1381 sesungguhnya merupakan upaya Templar untuk menyerang hak milik Gereja dan Ksatria Hospitaller, sebuah ordo yang banyak menangguk keuntungan dari penumpasan Templar. Walau demikian, ketiga peneliti tersebut sama-sama meyakini bahwa Ordo Templar tidaklah habis dan bahkan menemukan pijakan dan ‘markas’ yang lebih kuat lagi untuk berkembang di bawah nama Freemasonry.
Kembali ke Skotlandia, kehadiran Templar di negeri ini sungguh-sungguh menguntungkan posisi Robert de Bruce. Dalam Perang Bannockburn melawan Inggris pada tanggal 24 Juni 1314 (Hari Raya Santo Yohanes Pembaptis), kesatuan-kesatuan tentara Skotlandia yang terdiri dari mantan Ksatria Templar berhasil mengalahkan lawannya tepat jam sebelas malam.
Hubungan yang teramat baik dengan penguasa kerajaan Skotlandia berlanjut hingga empat abad ke depan, yang berarti sampai dengan tahun 1700-an. Walau pun di tahun 1329, Gereja mencabut status ekskomunikasi dengan King Robert de Bruce yang berarti Gereja kembali membangun komunikasi dengan Skotlandia, dan ini mengkhawatirkan Templar, namun ternyata hal tersebut tidak membawa banyak dampak pada keberadaan Templar atau Mason di Skotlandia.
Walau demikian, anggota mereka tetap bergerak di dua dunia: terang dan gelap, terbuka dan rahasia. Salah satu hasil kedekatan antara para Mason dengan penguasa Skotlandia adalah berdirinya Rossylin Chapel yang terletak 10 kilometer di selatan kota Edinburgh, yang didirikan pada tahun 1446 dan berhasil diselesaikan pada tahun 1450. Setiap tahun, kemenangan dalam pertempuran Bannockburn ini dirayakan di Kapel Rosslyn.
Pada tahun 1737, seorang ksatria Ordo Lazarus dari Skotlandia bernama Andrew Michael Ramsay menyampaikan pidato di hadapan kaum Freemason di Paris yang di kemudian hari dikenal sebagai ‘Orasi Ramsay’. Dalam pidatonya, Ramsay yang juga guru ruhani dari Bonnie Prince Charlie, dengan tegas mengatakan jika kelompoknya—Ordo Lazarus—merupakan keturunan para Ksatria Perang Salib, sebutan yang secara tidak langsung mengacu kepada Ksatria Templar.
Selain itu, Ramsay juga menyatakan bahwa kaum Mason sesungguhnya berasal dari kelompok yang meyakini misteri Dewi Diana, Minerva, dan Isis, bunda para dewi.[1] Orasi Ramsay menuai polemik dan ini merupakan pernyataan public pertama yang menyatakan bahwa Freemason berasal dari Ordo Templar. Bisa jadi, karena inilah setahun kemudian Paus melarang Freemasonry.
Setelah Ramsay menyatakan keterusterangannya, enam tahun kemudian Karl Gotthelf yang menyandang gelar Baron Von Hund und Alten-Grotkau menyatakan bahwa dirinya merupakan anggota Ordo Templar-Masonik di Paris. Baron Von Hund menegaskan bahwa akar dari Freemasonry memang mengacu pada Ordo Templar. Hund kemudian mendirikan sebuah kelompok yang dinamakannya Strict Templar Observance (Penghayat Templar yang ketat) di Jerman. Kelompok ini kemudian lebih popular dengan sebutan nama Persaudaraan Yohanes Pembaptis.
Hund juga mengakui memiliki daftar nama Grand Master rahasia Templar sepeninggal Jacques de Molay. Terhadap klaim Hund ini, ada peneliti yang yakin namun banyak pula yang menyebutnya pembual.[2] Bahkan Mason aras utama menolak klaim Hund yang menyebutkan mereka berasal dari Templar. Bisa jadi ini hanyalah penolakan yang dibuat-buat. Namun apa pun pendapat para pakar, yang jelas organisasi Mason-Templaris ini berkembang luas di kedua sisi Atlantik. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
———————————-
[1] Lynn Picknett dan Olivia Prince: The Templar Revelation; hal. 222.
[2] Lihat Michael Baigent, Richard Leigh, dan Henry Lincoln; The Messianic Legacy; bab.6
No comments:
Post a Comment