Masjidil Aqsha, Kebesaran Rasulullah di Muka Bumi

Tergetar hati ketika menatap bekas telapak kaki Rasulullah di bukit batu dalam kawasan Masjidil Aqsha. Bekas telapak kaki itu, konon tempat pijakan


Masjidil Aqsha, Kebesaran Rasulullah di Muka Bumi
DOK/RITA KAHAR
Suasana di Masjidil Aqsha pekan ini.

Sungguh luar biasa. Gambaran peristiwa itu melintas di hadapan saya dan teman-teman, persis ketika kami berada di Al-Shakhra, dalam kompleks Masjidil Aqsha, Yerussalem, pekan ini. Al-Shakhra, adalah sebuah bangunan berbentuk masjid dalam kompleks Masjidil Aqsha.
Konon bangunan itu dibangun semasa Khalifah Umar Bin Khatab, pada tahun ke-15 Hijriah. Sebuah bangunan yang khusus dibangun untuk melindungi bukit di mana terdapat bekas telapak kaki Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Agaknya, Al-Shakhra menjadi bagian tepenting dari Masjidil Aqsha, yang menyimpan ritual Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW ketika naik ke langit, dalam waktu satu malam. Di sinilah, sejenak setelah tiba dari Masjidil Haram, Nabi segera naik ke bukit, di mana Buraq sudah menanti. Lalu, nabi melompat ke punggung Buraq.

Lantas, serta-merta si kuda terbang itu membentangkan sayapnya yang lebar. Maka dalam hitungan kedipan mata, dimulailah perjalanan ilahiyah itu, sang Buraq melesat ke cakrawala menembus langit ke-7, sampai ke sidratulmuntaha.
Sunggguh, saya tersentak dari kontemplasi itu. Betapa peristiwa maha akbar itu telah mengubah perilaku umat manusia di dunia. Berkat tuntunan Rasulullah, umat manusia telah berada di jalan yang lurus.
Saya menyeka tetesan air mata merenungkan itu semua. Saya bersyukur, bahwa saya bisa berada di tempat suci itu, berdoa dan berselawat untuk Rasulullah.

Tak Gampang Menerobos Israel

Rangkaian perjalanan ke Masjidil Aqsha ini, merupakan wujud wisata spiritual dari warga Dharmawanita Kementerian PAN/RB. Tujuan utama memang ke Masjidil Aqsha. Kami berangkat dari Jakarta melalui Kairo sejak pekan lalu.
Di Kairo, kami sempat melihat beberapa tempat bersejarah. Tentu saja piramida menjadi sasaran. Sehari setelah itu, kami masuk ke Yordania, sebagai langkah awal menuju Yerusalem. Betapapun perjalanan menerobos kawasan Israel, bukan perkara gampang.
Aroma perang, dan bau mesiu tetap ada. Di beberapa tempat, pemeriksaan sangat ketat. Di sini diperlukan petugas travel yang terampil dan mengetahui seluk-beluk perilaku tentara Israel.
Di sepanjang perjalanan, terutama di pos-pos pemeriksaan, kami dilarang berbahasa Inggris. Aturan-aturan ketat terutama mulai berlaku sejak masuk melalui gerbang perbatasan King Hussein Border. Ini merupakan batasan wilayah netral tanah Palestina yang dikuasai Israel.
Tiba di kota Yerusalem, kami masuk melalui gerbang Herodes Gate untuk menuju kawasan Aqsha. Sepanjang gang Herodes, banyak orang jualan buah-buahan, dan makanan lainnya. Di kawasan Herodes umumnya bermukim orang Palestina.
Kami lihat, di hampir setiap simpang dan sudut-sudut, tentara Israel bersiaga dengan senjata terhunus. Sungguh tidak nyaman. Tapi pemandu travel menenangkan kami.
Alhamdulillah, setelah melalui berbagai ketegangan, kami pun tiba di Masjidil Aqsha. Hari sudah menjelang magrib. Kami turun dari bis, dan diperkenankan untuk shalat magrib dan dijamak dengan Isya.
Suasana dalam masjid biasa-biasa saja. Tidak banyak jamaah. Hanya sekitar lima shaf laki-laki dan empat shaf perempuan. Hingga subuh besoknya, kami masih sempat shalat di Aqsha.  Di luar masjid banyak orang Palestina meminta sedekah. Juga tampak aktivis-aktivis pencari bantuan untuk perjuangan Palestina. Sepanjang hari itulah kami meresapkan catatan hati tentang kebesaran Masjidil Aqsha sebagai tempat suci ketiga umat Islam.
Perjalanan hari itu, diteruskan ke Hebron, di mana terdapat masjid Nabi Ibrahim. Kami sempat shalat sunat di sana. Di sekitar masjid ini pengawalan juga sangat ketat. Pengambilan gambar apakah foto atau video, ya akal-akalan. Tentara Israel di sana sini mengintai, terutama kalau ada terdengar orang berbahasa Inggris.
Perjalanan di wilayah ini, terasa begitu banyak menyimpan sejarah. Di kawasan itu, terdapat makam Nabi Daud, kemudian Nabi Ibrahim, Nabi Yusuf, Ismail, Ishaq, dan lain-lain. Kami hanya melihat dari jauh, semua tempat-tempat bersejarah itu ditunjuk oleh pemandu wisata dari dalam bis.
Betapapun, perjalanan wisata ini, memang sarat dengan kesan, bahwa di kawasan luas padang pasir itu tersimpan bukti keberadaan Islam. Terukir perjuangan para nabi. Bahkan tak bisa dipungkiri, di Masjidil Aqsha itu tersimpan tanda kebesaran Baginda Rasulullah. Bahwa beliau lah pemimpin besar umat manusia di muka bumi. (rita kahar/editor: sjk)

No comments: