Haji Wada, Tanda Berakhirnya Dakwah Rasulullah SAW

unta padang pasir1 Haji Wada, Tanda Berakhirnya Dakwah Rasulullah SAW
PADA tahun ke-10 H, Rasulullah SAW merasa bahwa dakwahnya telah sempurna, beliau menyadari bahwa ajalnya telah dekat. Karena itu, Rasulullah SAW merencanakan untuk menunaikan ibadah haji yang terakhir. Inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Haji Wada (Haji Perpisahan). Pada tanggal 23 Februari 632 M, Nabi berangkat ke Mekkah dengan rombongan besar umat Islam. Pada kesempatan ini, Rasulullah SAW melaksanakan ibadah qurban sejumlah 100 ekor binatang qurban di Mina.
Ketika tiba di Dzul Hulaifah, Rasulullah SAW mendirikan tenda hingga lewat tengah malam. Pagi harinya, beliau menyuruh seluruh jamaah haji mengenakan pakaian ihram. Dengan pakaian ini, mereka menghadap Allah SWT dengan derajat yang sama. Tidak ada yang lebih mulia di sisi Allah, kecuali orang-orang yang bertakwa.
Setelah memasuki kota Mekkah, Rasulullah SAW segera menuju Ka’bah untuk melaksanakan tawaf tujuh kali putaran, lalu beliau berdoa di makam Nabi Ibrahim AS. Kemudian Rasulullah SAW keluar dari Masjidil Haram untuk melaksanakan sai (lari-lari kecil) antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Setelah itu, Rasulullah SAW membebaskan (tahallul) seluruh jamaah haji dari hal-hal yang dilarang selama menunaikan ibadah haji.
Pada tanggal 8 Dzulhijjah, Rasulullah SAW meninggalkan kota Mekkah menuju Mina dan beliau bermalam di sini. Setelah shalat shubuh Rasulullah menuju ke tanah Arafah dan menyampaikan khutbah dari atas bukit. Pesan-pesan yang terkandung di dalam khutbahnya hingga kini masih membekas di sanubari umat Islam. Di antara pesan-pesan Rasulullah SAW dalam haji wada adalah sebagai berikut:
“Wahai manusia! Dengarlah kata-kataku, karena aku tidak mengetahui apakah setelah hari ini aku akan memperoleh kesempatan lagi untuk menjumpa kalian di sini. Tahukah kalian hari apakah ini? Hari ini adalah yaumun nabar atau hari pengorbanan suci. Tahukah kalian bulan apakah ini? Ini adalah bulan suci. Tahukah kalian kota apakah ini? Ini adalah kota suci. Oleh karena itu, aku memberitahukan kepada kalian bahwa jiwa kalian, harta kalian dan kehormatan kalian harus sesuci hari ini terhadap satu sama lain, di dalam bulan suci ini, di dalam kota suci ini. Hendaklah orang-orang yang hadir di sini menyampaikan kabar ini kepada mereka yang tidak hadir. Kalian akan menemui Tuhan kalian, dan Dia akan meminta pertanggung jawaban atas perbuatan kalian.”
“Wahai manusia! Kalian mempunyai hak-hak tertentu atas istri-istri kalian, begitu pula istri-istri kalian mempunyai hak atas kalian. Mereka adalah amanat Allah di tangan kalian. Oleh karena itu, kalian harus memperlakukan mereka dengan baik. Dan tentang hamba-hamba sahaya kalian, berilah mereka makanan seperti yang kalian sendiri makan, dan berilah mereka pakaian seperti baju yang kalian pakai.”


“Wahai manusia! Dengarkanlah apa yang aku katakan, dan camkanlah. Kalian harus tahu bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Kalian semua sama. Kalian semua adalah satu saudara, karenanya dilarang bagi siapa pun di antara kalian untuk mengambil sesuatu dari saudaranya, kecuali saudaranya itu rela memberikannya. Janganlah berbuat kezaliman atas orang-orang yang berada di dalam kekuasaan kalian.”
“Wahai manusia! Sesungguhnya setan telah putus asa, untuk disembah di muka bumi, akan tetapi, dia masih tetap menginginkan yang lain dari itu, sebab itu berhati-hatilah.”
“Wahai manusia! Tuhan kalian hanya satu dan asal kalian juga hanya satu. Kalia semua berasal dari bapak yang satu, Adam AS dan Adam berasal dari tanah. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian, adalah yang paling bertakwa. Orang Arab tidak ada kelebihannya dari bukan Arab dan orang yang bukan Arab pun tidak ada pula kelebihannya kecuali karena takwanya.”
“Untuk itu, ku tinggalkan bagi kalian dua perkara, yang kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, selagi kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitabullah (al-Qur’an) dan sunah Rasul (al-Hadis).”
Khutbah di atas diakhiri oleh Rasulullah SAW setelah menerima wahyu terakhir, yaitu surah al-Maidah ayat 3. “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.”
Setelah membacakan ayat tersebut dan dilanjutkan dengan membaca ayat 5 surah al-Baqarah, Rasulullah SAW meninggalakan Arafah pada sore harinya dan bermalam di Muzdalifah. Pagi harinya beliau menuju Masy’aril Haram lalu menuju Mina. Di sini Rasulullah menyembelih hewan qurban sebanyak 63 ekor unta, masing-masing untuk 63 tahun usia Rasul. Kemudian beliau menggenapkan qurbannya menjadi 100 ekor unta. Setelah itu Rasulullah SAW mencukur atau memotong sebagian rambutnya menandai kesempurnaan pelaksanaan ibadah haji. Dalam haji wada ini, Rasulullah menjelaskan kewajiban-kewajiban dalam ibadah haji serta meletekkan dasar-dasar ajaran Islam yang di atasnya kelak berdiri sebuah peradaban Islam. Islam mengajarkan persamaan kedudukan antar sesama manusia. Tidak ada perbedaan antara tuan dan hamba.
Dua bulan setelah pelaksaan haji wada, Rasulullah SAW memerintahkan kepada para sahabatnya untuk menyebarkan Islam ke negeri-negeri yang berada di wilayah perbatasan Syiria. Rasulullah menunjuk Usamah bin Zaid sebagai panglima ekspedisi militer ke Syiria. Ekspedisi ini dilanjutkan kembali setelah Rasulullah SAW wafat. Setelah sebelas hari sakit, Rasulullah SAW wafat di rumah Siti Aisyah pada tanggal 8 Juni 632 M. Demikianlah kehebatan karir seorang laki-laki Arab yang tidak tertandingi sepanjang sejarah umat manusia. [ Sejarah Kebudayaan Islam/Karya: Dr. H. Murodi, MA/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang]

No comments: