Sejarah Pancasila: Latar Belakang Terbentuknya Pemerintahan Indonesia

13983286791265084036
Gambar kreasi dari sumber yang jelas.
Sejarah Pancasila :
Latar Belakang Terbentuknya Pemerintahan Indonesia
Perang Dunia ke II yang berakibat pada perpindahan kekuasaan Kerajaan Belanda atas Hindia Belanda oleh Kekaisaran Jepang pada bulan Maret tahun 1942 menyusul Hongkong, Manila dan Singapura, menjadikan Indonesaia ada dalam penjajahan “saudara tua” yang menyatukan Asia Timur Raya.
Keterlibatan Amerika Serikat dalam Sekutu akibat pemboman Pearl Harbor oleh tentara Dai Nippon membawa Perang Dunia ke II cepat berakhir setelah kemudian Amerika Serikat menjatuhkan Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Kemudia tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada tentara Sekutu. Kejadian ini membuka peluang bagi Pemimpin Bangsa Indonesia untuk memproklamirkan sendiri. kemerdekaan Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya sudah dipersiapkan bersama Pemerintah Jepang melalui sebuah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang merupakan kelanjutan dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Cosakai dilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai) yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. beranggotakan 67 orang yang diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yosio dan Raden Pandji Soeroso.
Tiga hari setelah Jepang menyerah tanpa syarat, pada tanggal 17 Agustus 1945, pemimpin nasional Indonesia Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta dengan tanpa dihadiri oleh perwakilan umat Kristiani memproklamasikan kemerdekaan Indonesia atas nama bangsa Indonesia.
Sementara tokoh-tokoh yang hadir ketika itu adalah: Mohammad Hatta, KH A Wahid Hasyim, Abikoesno Tjokrosoejoso, Soekarjo Wirjopranoto, Soetardjo Kartohadi koesoemo, Dr Radjiman Wedyoningrat, Soewirjo, Ny. Fatmawati, Ny. SK Trimurti, Abdul Kadir (PETA), Daan Jahja (PETA), Latif Hendraningrat (PETA), Dr. Sutjipto (PETA), Kemal Idris (PETA), Arifin Abdurrahman (PETA), Singgih (PETA), Dr Moewardi, Asmara Hadi, Soediro Soehoed Sastrokoesoemo, Djohar Noer, Soepeno, Soeroto (Pers), S.F Mendoer (Pers), Sjahrudin (Pers).
Kemana AA Maramis, Dr. Sam Ratulangi, Latuharhary, dan I Gusti Ketut Pudja juga lainnya ? sungguh menyedihkan ternyata justru kalangan minoritas yang telah memulai menanam bibit perpecahan.
Ditulis dari berbagai sumber sejarah.

Ibnu D A

No comments: