Ashabul Ukhdud dan Kaum Beriman (3)

Mendengar hal tersebut, laki-laki itu pun beriman kepada Allah.

Tak berapa lama berselang, laki-laki itu pun menemui sang raja. Raja terkejut melihat temannya bisa melihat. “Siapa yang sudah mengembalikan matamu?” tanyanya.

Dia pun menjawab, “Rabbku,” katanya singkat.

Raja pun berang. “Apa kamu punya tuhan selain aku?”

Laki-laki itu lalu kembali menjawab tanpa keraguan sedikit pun. “Rabbku dan Rabbmu adalah Allah.”

Raja yang merasa terhina lalu memerintahkan pengawalnya untuk menangkap temannya itu dan menyiksanya. Sampai laki-laki itu menceritakan keberadaan si pemuda yang telah membantu mendapatkan kembali penglihatannya.

Si pemuda kemudian ditangkap dan dihadapkan ke depan raja. “Wahai anakku, telah sampai kepadaku kehebatan sihirmu yang dapat menyembuhkan buta, sopak, dan kamu berbuat ini serta itu,” ujarnya.

Pemuda itu berkata, “Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapa pun. Tapi, yang menyembuhkan itu adalah Allah.”

Sang raja lalu menyiksanya sampai si pemuda menunjukkan tentang rahib yang mengajarkan tauhid.

Rahib pun ditangkap. Raja memerintahkannya agar keluar dari keyakinannya selama ini. Namun, rahib menolaknya. Raja itu lalu menyuruh pengawalnya untuk membawakan sebuah gergaji untuk membelah kepala sang rahib.

Sang raja lalu menyeret temannya dan memaksanya pula untuk murtad. Dia pun menolak dan mendapatkan takdir yang sama dengan si rahib.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Fitria Andayani

No comments: