Ahkam Al-Jihad, Resolusi Jihad Izzuddin bin Abdus Salam (2)

Ahkam Al-Jihad, Resolusi Jihad Izzuddin bin Abdus Salam (2)


Kitab (ilustrasi).

Secara garis besar, kitab ini terdiri atas 52 bab yang diawali dari hukum berjihad dan keutamaannya. Di bagian akhir kitab, tokoh yang mendapat gelar Sulthan Al-Ulama (raja para ulama) itu menutupnya melalui uraiannya dengan hukum menunda penyerahan tahanan dan tebusan.

Sebagai seorang hakim (qadhi), penguasaan Izzuddin tidak hanya berkutat pada analogi yang sering digunakan dalam disiplin fikih ataupun ushul fikih, dua hal yang identik dengan sosok yang juga bergelar Syekhul Islam wal Muslimin itu. Kemampuannya di bidang Alquran dan hadis juga tak bisa diabaikan.

Bahkan, kitab yang salah satu manuskripnya ditemukan di Perpustakaan Berlin, Jerman itu, lebih banyak memuat kumpulan teks ayat dan hadis.

Intensitas Izzuddin menuliskan komentar pada sebuah nash yang ia nukil juga sangat sedikit. Sekalipun dikenal sebagai seorang fakih (ahli fikih), corak yang biasanya berlaku di penulisan buku fikih kurang terkesankan dalam kitabnya itu.

Penjajah harus dilawan

Menurut Izzudin, jihad yang paling utama ialah mengorbankan harta dan nyawa. Ketika dua hal itu menjadi perkara yang dikorbankan, maka Allah menempatkan siapa pun yang melakukannya dalam martabat orang-orang yang paling taat.

"Ini karena pengorbanan mereka sangat mulia, yaitu mengusir kekufuran dan pengikutnya, serta menjaga agama Islam sekaligus nyawa penganutnya," tuturnya. Menurut dia, perintah berjihad dengan harta dan nyawa itu tertuang dalam ayat ke-41 dari surah At-Taubah.

Jihad, menurutnya, adalah seruan yang wajib dikumandangkan saat musuh menyerang. Bila seseorang didapati telah berjuang di jalan Allah dengan jiwa raganya, lalu menyerukan orang lain untuk bergabung, ia berhak atas dua pahala sekaligus, yaitu pahala berjihad dan pahala mengajak berbuat kebajikan.

Dan, seruan berjihad kepada segenap umat dalam kondisi ini, kata dia, adalah ajaran penting agama.

Allah SWT berfirman, "Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para Mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya)." (QS. An-Nisa: 84).

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nashih Nashrullah

No comments: