Strategi Perang Khalid bin Walid Rebut Busra dari Romawi

 Khalid bin Walid menjadi panglima Islam dengan julukan Pedang Allah Terhunus. Perang dalam Islam (ilustrasi)

Khalid bin Walid menjadi panglima Islam dengan julukan Pedang Allah Terhunus. Perang dalam Islam (ilustrasi)

Foto: Republika
Khalid bin Walid menjadi panglima Islam dengan julukan Pedang Allah Terhunus

Salah satu peperangan yang dipimpin Khalid bin Walid adalah penaklukan Busra Asy Syam atau kota Busra yaitu kota administrasi di Damaskus, yang menjadi ibukota Suriah saat ini. Peristiwa ini terjadi pada 30 Mei 632 Masehi atau tahun ke-13 Hijriyah. 

Pasukan Muslim yang dipimpin Khalid bin Walid berhasil menaklukan Kota Busra setelah mampu menembus pertahanan benteng kota. Seperti apa peristiwanya? Berikut ulasannya seperti dilansir Al Youm 7 pada Kamis (3/6). 

Pascakemenangan yang diraih Khalid bin Walid di Persia, keadaan di Damaskus di wilayah Mediterania Timur atau disebut Levant masih tegang antara pasukan Muslim dengan pasukan Romawi. Pada saat itu, Khalifah Abu Bakar mengurus Khalid bin Walid ke Syam (saat ini Suriah). 

Khalid bin Walid pun menerima perintah itu dan mengirimkan surat ke Abu Bakar yang menyatakan bahwa dirinya akan mengangkat pedang. Ia ingin meningkatkan pengepungan pasukan Islam ke wilayah Syam, 

Sebab sebelumnya pasukan Muslim telah mengepung sisi Selatan dan Timur kota itu, maka dalam pengepungan kota itu, Khalid bin Walid berupaya meningkatkan kekuatan pasukan dengan masuk dari Utara kota. Sebab Khalid bin Walid mengetahui bahwa orang-orang Romawi tak akan mengira pasukannya akan datang dari Utara dan Timur. 

Pasukan Romawi berpikir bahwa kaum Muslim hanya akan datang dari Barat atau Selatan saja. Jelas kedatangan Khalid bin Walid dan pasukannya dari arah Utara itu pun menjadi kejutan bagi militer Romawi. 

Romawi pun tak mengira ada yang mau menyeberangi gurun pasir di sisi Utara dengan pasukan besarnya seperti yang dilakukan Khalid bin Walid.  

Dan setelah Romawi mengetahui pengepungan itu, mereka mengumpulkan 33 ribu pasukan yang dikirim untuk menghadapi pasukan Muslim. Sementara Khalid bin Walid mengorganisasi pasukan Muslim. Ia memimpin pasukan inti dan memposisikan komando pada Rafi bin Amr yang ada di sisi kanan. Sedangkan pasukan Dirar bin Azwar berada di sisi kiri.

Ia membagi pasukannya ke belakang menjadi...

Ia membagi pasukannya ke belakang menjadi dua bagian. Masing-masing dikawal Al Musayyab bin Nashbah di sisi kanan dan Mazpur bin Udbay di sisi kiri. Para pemimpin pasukan semuanya berasal dari tentara Khalid bin Walid yang datang langsung dari Persia.  

Dalam buku Daulat Al-Arabiya fi Shadara Al-Islam Itsna Asyar Qabla Al Hijrati-40 H/610-660 M karya Abdul Hakim Al Kaabi menjelaskan bahwa Khalid bin Walid menyiapkan pasukannya pada Rabiul Awal tahun ke-13 Hijriyah. Bersama dengan pasukannya, ia menembus gurun yang memisahkan Irak dan Syam selama delapan hari. 

Mereka melewati wilayah Qaraqir, Sui, Qarqisia, Dumat Jandal, Qasam, Palmyra, Hawarin, Marj Rahat, Damaskus sampai kemudian mencapai Busra. Bersama Syarahbil bin Hasna, Yazid bin Abi Sufyan dan Abu Ubaidah bin Jarrah, Khalid bin Walid mengepung kota itu dan menguasainya hingga termasuk wilayah Hauran.   

Dalam buku Saifullah Al Maslul Khalid bin Walid karya Ahmad Muhammad Kamel menjelaskan sesampainya Khalid bin Walid di Busra sebagian penduduknya menyerah dengan sukarela dan sebagian lainnya berperang. Tetapi ia dan pasukannya berhasil mengalahkan dengan mudah.  

Kota Busra adalah wilayah yang menjadi basis pasukan besar Romawi. Wilayah itu ditempati orang-orang Romawi dan Arab. Di kota itu diperkirakan ada dua belas ribu tentara yang berjaga. Sebuah kelompok pasukan cukup besar untuk mengamankan sebuah kota. 

Pasukan Abu Ubaidah yang berada di tepi timur laut menginstruksikan Sharhabil bin Hasna memindahkan pasukannya termasuk empat ribu pejuang guna mengepung pasukan musuh. Sehingga sesampainya pasukan Khalid bin Walid, mereka menyerbu bersama-sama. 

Pasukan Sharhabil tiba dua hari sebelum kedatangan pasukan Khalid bin Walid. Penguasa Busra saat itu meremehkan jumlah pasukan Muslim. Mereka pun memutuskan menyerang pada hari ketiga pengepungan. Pertempuran pun pecah,  selama dua jam pasukan Muslim mampu melawan.

Namun banyaknya tentara Romawi membuat pasukan Sharhabil terdesak dan hampir dibunuh. Sebelum pasukan Sharhabil dikepung balik oleh pasukan Romawi, dari kejauhan pasukan Klalid bin  Walid datang hingga membuat takut pasukan Romawi dan mundur ke benteng pertahanannya. 

Setelah beberapa waktu, pasukan Romawi pun kembali menyusun kekuatan untuk pertempuran baru. Mereka yakin pasukan Khalid bin Walid tak bisa beristirahat dan karena harus saling menjaga. Tetapi jumlah kekuatan umat Islam saat itu telah meningkat, berkat pasukan Khalid bin Walid, peperangan pun dimenangkan kaum Muslim.

Sumber: youm7

No comments: