Penjelasan Yahudi Telah Terlepas dari Bani Israil
Syaikh Bakar bin ‘Abdillah Abu Zaid dalam kitab "Mu’jam Manahil Lafzhiyah" (Darul Ashimah,1413 H) mengatakan bahwa Yahudi telah terlepas dari Bani Israil , disebabkan kekufuran mereka semenjak masa Bani Israil.
"Yakni, sebagaimana terpisahnya Nabi Ibrahim as dari bapaknya, Azar," tulisnya mengutip Syaikh ‘Abdullah bin Zaid Alu Mahmud dalam risalah yang berjudul "al Ishlahu wat-Ta’dilu fiima Thara-a ‘Ala Ismil Yahudi wan-Nashara Minat-T abdil".
"Kekufuran itu telah memutuskan loyalitas antara kaum Muslimin dengan orang-orang kafir , sebagaimana diceritakan dalam kisah antara Nabi Nuh asdengan puteranya," lanjutnya.
Oleh karena itu, kata Syaikh Bakar bin ‘Abdillah Abu Zaid, keutamaan-keutamaan yang pernah dimiliki Bani Israil pada zaman dahulu, sedikitpun tidak ada yang dimiliki kaum Yahudi. Karenanya, justru penyematan nama Bani Israil untuk menyebut kaum Yahudi, akan menjadikan mereka meraih keutamaan-keutamaan, dan keburukan mereka pun tertutupi.
Demikian ini berakibat hilangnya perbedaan antara Bani Israil dengan Yahudi sebagai kaum yang dimurkai Allah Azza wa Jalla dan dihinakan di manapun mereka berada.
Kemudian, kekufuran kaum Yahudi dan Nashara terhadap syari’at Muhammad SAW, maka menjadi musabab penyebutan atas diri mereka sebagai kafir. Allah berfirman :
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ
Artinya: Orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik, (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata. ( QS al Bayyinah/98 : 1)
Jadi sesungguhnya, Yahudi adalah nama bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Nabi Musa as. Adapun yang beriman, mereka itulah yang disebut Bani Israil. Karena itu, orang-orang Yahudi (sendiri) merasa tidak senang (jika) disebut dengan nama Yahudi.
Sementara itu, Syaikh Abu ‘Ubadah Masyhur bin Hasan Alu Salman menuliskan di catatan kaki kitab beliau "as Salafiyun wa Qadhiyatu Filasthina, Markaz Baitul Maqdis" bahwa penamaan Yahudi dengan nama Israil merupakan kemungkaran.
Telah meluas di tengah masyarakat di negeri muslim sebuah perkataan yang berkonotasi celaan “Israil melakukan ini dan itu, dan akan melakukan tindakan ini dan itu”, padahal Israil itu, merupakan salah seorang Rasul Allah (utusan Allah), yaitu Nabi Ya’qub as.
"Beliau sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan negara yang senang berbuat makar dan keji ini. Antara para nabi dan rasul, sama sekali tidak ada saling waris-mewarisi dengan orang-orang kafir, musuh mereka. Yahudi, sama sekali tidak memiliki hubungan din (agama) dengan Nabi Allah, Israil," tulisnya.
Menurutnya, penamaan seperti ini, memberikan dampak buruk pada pemahaman din kita. Allah dan para rasul-Nya tidak akan pernah meridainya, terutama Nabi Israil as. Karena Yahudi adalah kaum kafir dan pembohong. Menyematkan nama ini kepada mereka mengandung pelecehan terhadap Nabi Israil as.
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment