Hari Kiamat Tidak Sampai 1500 Hijriyah?
Apakah benar Hari Kiamat tidak sampai 1500 Hijriyah? Seperti diketahui, tahun ini kalender Islam memasuki 1445 Hijriyah, yang berarti Kiamat tidak kurang dari 55 tahun lagi (1500 H-1445 H).
Kalau dihitung, 1500 Hijriyah itu kira-kira bertepatan dengan Tahun 2078. Benarkah Kiamat terjadi sebelum Tahun 2078? Agar tidak penasaran, yuk simak ulasan berikut ini.
Beredarnya kabar bahwa usia umat Islam hanya 1500 Hijriyah sebenarnya sudah pernah menghebohkan dunia Islam. Saat ini kembali mencuat menyusul meletusnya perang Israel-Palestina yang disebut sebagai tanda-tanda akhir zaman.
Sekadar informasi, kabar Kiamat tidak sampai 1500 Hijriyah ini pertama kali muncul dan diulas oleh Amin Muhammad Jamaluddin dalam bukunya berjudul "Harmajiddun [Armageddon] Akhir Bayan Ya Ummat Al-Islam". Dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia berjudul "Huru-hara Akhir Zaman (Huru-hara Hari Kiamat)."
Buku ini sempat menjadi polemik di kalangan umat muslim. Salah satu Dai yang pernah mengkritisi buku tersebut adalah Ustaz Ahmad Sarwat, Dai yang juga Pendiri Rumah Fiqih Indonesia ketika menjawab pertanyaan seorang jamaah Tahun 2007 lalu.
Kata Ustaz Ahmad Sarwat, mengomentari buku yang menghebohkan ini, Al-Ustaz Hamid bin Abdillah Al-'Ali mengatakan bahwa beliau tetap menghargai niat dan usaha penulisnya untuk mengingatkan umat Islam akan datangnya hari Kiamat. Beliau juga berpesan agar para pembaca buku ini tidak gampang ber-su'uzhan kepada penulisnya.
Namun beliau juga mengingatkan kepada penulis buku agar tidak menggunakan rujukan yang tidak ada sumber Hadits yang kuat dan menghindari Hadits palsu.
"Memang kalau kita baca buku itu, di sana dinyatakan dengan pasti Imam Mahdi akan muncul sebelum masuk Tahun 1430 Hijriyah. Juga disebutkan bahwa usia umat Islam yaitu 1500 tahun. Yang jadi masalah paling mendasar adalah darimana datangnya angka Tahun 1430 hijriyah sebagai tahun kemunculan Al-Imam Mahdi? Dan darimana angka 1500 tahun sebagai usia umat Islam?" kata Ustaz Ahmad Sarwat dikutip dari rumahfiqih.
Menurut buku itu, angka tahun-tahun ini didapat dari Hadits Nabi ﷺ. Dan diyakini oleh penulisnya sebagai Hadits shahih dan bisa diterima. Selain Hadits tentang masa terjadinya Kiamat, di dalam buku itu juga ada Hadits lain seperti berikut:
"Nu'aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanadnya bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Pada bulan Ramadhan terlihat tanda-tanda di langit, seperti tiang yang bersinar, pada bulan Syawal terjadi malapetaka, pada bulan Dzulqa'idah terjadi kemusnahan, pada bulan Dzulhijjah para jamaah haji dirampok, dan pada Muharram, tahukah apakah Muharram itu?"
Rasulullah ﷺ juga bersabda: "Akan ada suara dahsyat di bulan Ramadhan, huru-hara di bulan Syawal, konflik antara suku pada bulan Dzulqa'idah, dan pada tahun itu para jamaah haji dirampok dan terjadi pembantaian besar di Mina di mana ramai orang terbunuh dan darah mengalir di sana, sedangkan pada saat itu mereka berada di Jumrah Aqabah."
Baginda ﷺ juga bersabda: "Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan terjadi huru-hara di bulan Syawwal...." Kami bertanya, "Suara apakah Ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Suara keras di pertengahan bulan Ramadhan, pada malam Juma'at, akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari pingitannya, pada malam Jum'at di tahun terjadinya banyak gempa."
Jika kalian telah melaksanakan shalat Subuh pada hari Juma't, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya, sumbatlah lubang-lubangnya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah, "Mahasuci Al-Quddus, Mahasuci Al-Quddus, Rabb kami Al-Quddus!", karena barangsiapa melakukan hal itu akan selamat, tetapi barangsiapa yang tidak melakukan hal itu akan binasa."
Benarkah Hadits Itu Hadits Shahih?
Semua yang diceritakan dalam tema buku ini adalah permasalahan ghaib. Maka yang berhak mengatakan itu hanya Nabi Muhammad ﷺ saja. Jadi seandainya memang ada Hadits yang sampai ke derajat shahih, bolehlah kita jadikan pegangan.
Tapi masalah terbesarnya, kata Ustaz Ahmad Sarwat, ternyata apa yang diklaim sebagai Hadits shahih oleh penulis buku itu, justru ditentang oleh para ahli Hadits. Para ahli hadits bahkan sampai mengatakan bahwa hadits-hadits yang digunakan dalam kitab itu adalah hadits palsu dan batil. 100% tidak bisa dijadikan dasar dalam urusan agama.
Apalagi masalah huru-hara menjelang hari Kiamat termasuk masalah aqidah. Maka haram hukumnya menggunakan riwayat itu sebagai dasar rujukan. Apa yang diklaim sebagai Hadits sebenarnya sama sekali tidak layak dikatakan sebagai sabda Nabi Muhammad ﷺ. Dan untuk itu sudah ada ancaman dari beliau sendiri tentang orang yang mengatakan bahwa suatu lafadz itu merupakan perkataan beliau, padahal beliau sendiri tidak pernah mengatakannya.
Rasulullah ﷺ bersabda: "Siapa yang berdusta tentang aku secara sengaja, maka hendaklah dia menyiapkan tempat duduknya di neraka." (HR Muttafaqun 'alaihi)
Harapan kepada umat Islam, sebelum bicara hal-hal yang berbau masalah Kiamat yang merupakan kabar ghaib, syarat mutlaknya adalah memastikan hanya menggunakan Hadits yang shahih dalam arti yang sebenarnya. Pastikan Hadits memang telah disepakati keshahihannya oleh para ulama hadits.
Selain itu kitab syarah hadits itu wajib dibaca, seperti Fathul Bari oleh Al-'Allamah Ibnu Hajar Al-'Asqalani, kitab penjelasan untuk Shahih Bukhari, atau Syarah Shahih Muslim oleh Imam An-Nawawi untuk penjelasan Kitab Shahih Muslim.
Demikian ulasan singkat mengenai kabar Hari Kiamat tidak sampai 1500 Hijriyah. Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara gaib, kecuali Allah 'Azza wa Jalla.
Wallahu A'lam Bish Showab
(rhs)
Rusman Hidayat Siregar
No comments:
Post a Comment