Musta'shim Billah, Khalifah Terakhir Dinasti Abbasiyah yang Dieksekusi Pasukan Mongol

Mustashim Billah, Khalifah Terakhir Dinasti Abbasiyah yang Dieksekusi Pasukan Mongol
Ilustrasi pasukan Mongol ketika menaklukkan Badhdad. Dalam invasi ini, Khalifah terakhir Abbasiyah Al-Mustashim Billah wafat dengan cara diinjak-injak kuda pasukan Mongol pimpinan Hulagu Khan. Foto/dok Dictio
Al-Musta'shim Billah (مستعصم بالله) adalah khalifah terakhir Dinasti Abbasiyah yang wafat dibunuh pasukan Mongol saat penaklukan Baghdad. Nama beliau hampir sama dengan khalifah ke-8 Abbasiyah yaitu Al-Mu'tashim (794-842 M), sehingga banyak yang keliru menyamakan namanya.

Khalifah Al-Musta'shim Billah memiliki nama lengkap Abu Ahmad Abdullah bin Al-Mustansir Billah. Beliau Khalifah terakhir Daulah Abbasiyah (640-656 H atau 1242-1258 M). Pada masanya terjadi serangan pasukan Tartar Mongol pimpinan Hulagu Khan dan beliau mati terbunuh diinjak-injak kuda pasukan Mongol.

Kematian Al-Musta'shim Billah menjadi sebab keruntuhan Dinasti Abbasiyah. Ia dan keluarganya ikut menjadi korban serangan pasukan Mongol yang sadis dan kejam.

Kehidupan Awal Al-Musta'shim Billah
Khalifah Al-Musta'shim Billah lahir di Baghdad pada Tahun 1213 M. Beliau merupakan putra dari Khalifah Al-Mustansir dan Hajar.

Musta'shim menaiki tahta menjadi seorang khalifah Dinasti Abbasiyah pada Tahun 1242 atau bertepatan kematian ayahnya. Pada saat beliau memerintah, banyak terjadi kontroversi yang melibatkan dirinya. Salah satunya sebagai pemimpin yang menentang perempuan bernama Shajar al-Durr sebagai penguasa Mamluk Mesir selama perang salib berlangsung.

Penentangan tersebut menjadi pukulan besar bagi Mamluk. Pasalnya, sesuai tradisi sebelumnya, pemimpin baru akan diakui jika sudah mendapat pengakuan dari Khalifah Abbasiyah.

Pada akhirnya untuk mendapatkan pengakuan tersebut, Shajar al-Durr kemudian menikah dengan Aybak dan menyerahkan seluruh kekuasaan kepada suaminya.

Keruntuhan Dinasti Abbasiyah
Baru menyelesaikan konflik dengan Mamluk, Musta'shim Billah kemudian disibukkan dengan adanya invasi pasukan Mongol ke wilayah Baghdad.

Invasi ini merupakan penaklukan terakhir Dinasti Abbasiyah setelah beberapa wilayahnya berhasil direbut bangsa Mongol. Saat itu Mongol dipimpin oleh Hulagu Khan yang berusaha mengirim pesan kepada Musta'shim untuk mengikuti perintahnya.

Namun atas saran dari penasihat sekaligus Wazir Agung Al-Alkami, Beliau menolak permintaan tersebut. Para sejarawan menduga bahwa apa yang dilakukan Al-Alkami merupakan siasat licik darinya. Al-Alkami bahkan pernah berbohong kepada khalifah, apabila bangsa Mongol mengancam kekhalifahan, maka dunia Islam akan bergegas membantunya. Padahal, kenyataannya tidak.

Kehancuran di depan mata ketika Khalifah Musta'shim tidak memperkuat pertahanan tembok kota yang menyebabkan para penyusup mudah masuk ke dalam wilayahnya.

Ketika situasi memanas, Khalifah Musta'shim berusaha mengerahkan 50.000 pasukan kavaleri untuk menyerang pasukan Mongol. Namun pasukannya tidak disiapkan dengan baik, sehingga mudah dikalahkan oleh pasukan Mongol.

Pada Tahun 1258, Hulagu Khan mengerahkan seluruh pasukannya untuk mengepung Baghdad dan membangun parit di sekitarnya. Selain itu mereka membantai siapa saja yang berusaha melarikan diri dari tembok kota.

Menyadari situasi yang semakin sempit, Khalifah Musta'shim Billah kemudian melakukan negosiasi dengan Hulagu Khan, tetapi ditolak.

Wafatnya Khalifah Musta'shim
Pada tanggal 13 Februari 1258, pasukan Mongol berhasil memasuki Kota Baghdad dan merusak semua fasilitas umum yang ada di sana seperti istana, masjid, pepustakaan, rumah sakit dan lainnya.

Pada waktu yang bersamaan, Khalifah Musta'shim ditangkap dan dipaksa menyaksikan semua rakyatnya dibunuh. Kemudian pada 20 Februari 1258 atau setelah 15 tahun ia memerintah, Khalifah Musta'shim dieksekusi mati dengan cara diinjak-injak kuda pasukan Mongol.

Dalam serangan tersebut, salah satu putranya berhasil ditangkap dan diasingkan ke Mongol sebagai tahanan. Sejarawan Mongolia melaporkan bahwa putranya dibiarkan hidup dan berkeluarga. Namun tidak diperkenankan untuk memiliki jabatan seperti pendahulunya.

(rhs)Amien Nulloh Ibrohim

No comments: