Nabi Muhammad Lahir, Jin Tak Bisa Curi Berita Iblis Menangis Sedih

Nabi Muhammad Lahir, Jin Tak Bisa Curi Berita Iblis Menangis Sedih
Pada saat Nabi Muhammad lahir, jin kehilangan kemampuan untuk mencuri berita langit. Foto/Ilustrasi: Ist
Pada saat Nabi Muhammad SAW lahir, menjadi hari duka bagi jin dan iblis. Kala itu, jin yang gemar mencuri berita, saat Rasulullah SAW lahir para jin kehilangan kemampuan untuk mencuri berita. Akibatnya, para dukun dan tukang sihir kehilangan kesaktiannya.

Dalam buku berjudul "Jalan Damai Rasulullah: Risalah Rahmat bagi Semua" karya Fuad Abdurahman disebutkan sebelum kelahiran Baginda Nabi, para jin leluasa mencuri berita gaib dari langit untuk disampaikan kepada para tukang sihir. "Ketika kelahiran Nabi Muhammad, mereka tidak bisa lagi mencuri dengar berita gaib dari langit. Mereka akan menjumpai panah api yang akan membunuh mereka," tulis Fuad.

Ketika mereka dilarang naik ke langit, maka mereka berkumpul dan menemui Iblis, lalu berkata, “Dahulu kami bisa naik ke langit, tetapi hari ini kami telah dilarang untuk naik.”

“Menyebarlah kalian di muka bumi dari Barat sampai Timur,” ujar Iblis, “dan perhatikan dengan saksama apa yang sebenarnya telah terjadi!”

Mereka lalu menyebar mengelilingi bumi. Sampailah mereka ke Kota Mekkah. Di sana, mereka melihat bayi Muhammad sedang dikelilingi para malaikat. Cahaya memancar dari dirinya hingga ke langit. Sedangkan, para malaikat itu saling memberi ucapan selamat satu sama lain.

Selanjutnya, para jin itu kembali menghadap Iblis dan menceritakan semua yang telah mereka saksikan. Maka, Iblis pun berteriak dengan suara keras, “Aaah, telah keluar 'ayarul alam' dan rahmat bagi Bani Adam, karena itulah kalian telah dicegah untuk naik ke langit, tempat ia dan umatnya memandang.”

Ibnu Karsir, dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, menuturkan: “Iblis menangis sangat keras sebanyak empat kali. Ketika Iblis dilaknat oleh Allah SWT, ketika dia diusir dari surga, ketika Rasulullah SAW dilahirkan, dan ketika surah al-Fatihah diturunkan.”

Iblis menangis saat kelahiran Rasulullah SAW karena mereka tahu bahwa kelahiran Rasulullah SAW akan membawa petunjuk bagi umat manusia, dan secara otomatis akan menghalangi misi jahat Iblis.

Rahasia Langit
Riwayat lain menyebut, dulu sebelum Nabi Muhammad SAW diutus, bangsa Jin dapat menduduki tempat-tempat di langit itu untuk mencuri kabar dan mengetahui rahasia-rahasia langit. Mereka mencuri berita-berita Al-Qur'an di langit untuk disampaikan kepada ahli-ahli nujum dan tukang-tukang tenung yang mencampur-adukkan kebenaran dengan kebatilan.

Kisah tesebut diceritakan dalam Al-Qur'an Surat Jin.

وَّاَنَّا لَمَسۡنَا السَّمَآءَ فَوَجَدۡنٰهَا مُلِئَتۡ حَرَسًا شَدِيۡدًا وَّشُهُبًا

Artinya: "Dan sesungguhnya kami (Jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api." ( QS Al-Jin Ayat 8)

Pada ayat ini, Allah menceritakan pernyataan Jin ketika Dia mengutus Nabi Muhammad dan menurunkan Al-Qur'an serta menjaga beliau dari jin-jin itu. Langit ketika itu dijaga dengan ketat. Panah-panah dari api disediakan di seluruh penjuru langit untuk mencegah jin-jin mendekatinya sebagaimana yang sering mereka lakukan.

Ibnu 'Abbas berkata: "Dahulu Jin-jin itu dapat naik ke langit untuk mendengar wahyu. Ketika mereka mendengar suatu kata lalu mereka tambah dengan sembilan kata lainnya. Ucapan (yang mereka dengar) adalah benar tetapi tambahan-tambahan mereka semuanya bohong.

Ketika Nabi SAW diutus menjadi Rasul, mereka dilarang menduduki tempat-tempat tersebut. Lalu mereka sampaikan larangan tersebut kepada Iblis, sedangkan ketika itu bintang-bintang belum dipakai untuk memanah jin-jin itu.

Lalu Iblis berkata kepada mereka: "Larangan itu disebabkan suatu kejadian di muka bumi," lalu Iblis mengirim tentara-tentaranya untuk menyelidiki kejadian tersebut.

Mereka mendapatkan Rasulullah SAW sedang mengerjakan sholat di antara dua gunung di Mekkah, lalu mereka menemui Iblis dan menyampaikan penemuan mereka itu kepadanya, lalu Iblis berkata: "Inilah kejadian yang terjadi di permukaan bumi." (Riwayat at-Tirmizi dan ath-Thabrani).
(mhy)Miftah H. Yusufpati

No comments: