Wanita dan Fitnah Akhir Zaman

 

Allah SWT menciptakan setiap makhluk berpasang-pasangan seperti laki-laki dan perempuan, siang dan malam, langit dan bumi dan seterusnya, berhati-hatilah dengan fitnah wanita di zaman baru ini

KECANTIKAN adalah fitrah bagi seorang wanita. Karena kecantikan juga seorang pria tertarik pada seorang wanita untuk menjadikannya istrinya. Allah SWT berfirman yang artinya:

لِلنَّاسِ لشَّهَوَٰتِ لنِّسَآءِ لْبَنِينَ لْقَنَٰطِيرِ لْمُقَنطَرَةِ لذَّهَبِ لْفِضَّةِ لْخَيْلِ لْأَنْعَٰمِ لْحَرْثِ لِكَ لْحَيَوٰةِ لدُّنْيَا لَّهُ لْمَـَٔ لْحَيَوٰةِ لدُّنْيَا للَّهُ لْمَـَٔابِ

“Dihiasi (dan dibuat cantik) agar manusia menyukai hal-hal yang dihasratkan nafsu, yaitu wanita.” (Surat Ali Imran ayat 14).

Allah SWT menciptakan setiap makhluk berpasang-pasangan seperti laki-laki dan perempuan, siang dan malam, langit dan bumi dan seterusnya. Namun, Allah SWT telah memilih manusia sebagai makhluk yang paling sempurna karena diberkahi dengan akal sehat.

Karena kecantikan, berbagai fitnah bermunculan dari kaum perempuan sehingga menyebabkan jatuhnya harkat dan martabat perempuan dalam kehidupan manusia. Fitnah wanita adalah fitnah terbesar karena semua fitnah ada padanya seperti suaranya, penampilannya, gerakannya dan sebagainya.

Rasulullah ﷺ  bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yaitu (fitnah) wanita.” (HR: Bukhari dan Muslim)

Mengapa wanita bisa terjerumus dalam fitnah ini?

Kehidupan umat manusia di akhir zaman, khususnya perempuan, semakin berubah hingga mengesampingkan syariat agama yang telah mapan. Bahkan tidak sedikit wanita lebih mengutamakan fesyen dan kecantikan meski telah keluar dari akhlak dan akhlak yang diterapkan oleh Islam.

Banyak wanita di luar sana mengenakan pakaian yang tidak menutupi aurat, menampakkan perhiasan, rambut, dan bagian yang harus ditutupi. Hal ini mulai berkembang pesat karena portal belanja online merilis berbagai macam mode terbaru yang terlihat sangat mutakhir akhir-akhir ini.

Hal ini dikemukakan oleh Rasulullah ﷺ tentang perilaku wanita di akhir zaman dalam hal berbusana. Nabi ﷺ bersabda:

سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي رِجَالٌ يَرْكَبُونَ عَلَـى سُرُوجٍ كَأَشْبَاهِ الرِّحَالِ يَنْزِلُونَ عَلَـى أَبْوَابِ الْمَسَاجِدِ نِسَاؤُهُمْ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ عَلَـى رُءُوسِهِمْ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْعِجَافِ، اِلْعَنُوهُنَّ فَإِنَّهُنَّ مَلْعُونَاتٌ لَوْ كَانَتْ وَرَاءَكُمْ أُمَّةٌ مِنَ الأُمَمِ لَخَدَمْنَ نِسَاؤُكُمْ نِسَاءَهُمْ كَمَا يَخْدِمْنَكُمْ نِسَاءُ اْلأُمَمِ قَبْلَكُمْ.

“Pada akhir umatku akan ada kaum pria yang menunggang di atas pelana-pelana kuda bagaikan rumah-rumah. Mereka turun di pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian tetapi telanjang, kepala mereka bagaikan punuk unta yang kurus. Laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat. Seandainya setelah kalian ada salah satu umat, niscaya wanita-wanita kalian akan menjadi pembantu bagi wanita-wanita mereka sebagaimana wanita-wanita sebelum kalian menjadi pembantu bagi wanita-wanita kalian.” (HR: Imam Ahmad).

Hadits ini dengan jelas menunjukkan bagaimana wanita di akhir zaman berbusana sehingga setiap jenis busana yang dikenakan pasti akan menarik mata (laki-laki) untuk melihatnya. Hal ini dipandang sebagai tren terbaru, terutama bagi wanita pekerja yang rela merogoh kocek banyak untuk tampil gaya dan cantik di tempat kerja masing-masing.

Jika busana yang dikenakan sesuai dengan syariat Islam, maka tidak ada yang perlu digusarkan. Islam tidak melarang umatnya untuk terlihat cantik, tetapi ketika melampaui batas, hal ini dilarang oleh Nabi ﷺ.

Apa artinya berpakaian tapi telanjang?

Dr Yusuf al-Qardawi dalam kitab Al-Halal Wa al-Haram Fi al-Islam menjelaskan, wanita yang berpakaian tapi telanjang seperti sabda Nabi ﷺ menyebut pakaian yang dikenakan wanita tidak berfungsi sebagai benteng untuk menutupi seluruh aurat mereka. Di antara ciri-ciri pakaian tersebut adalah; kurus, ketat, pendek, memperlihatkan bagian utama tubuh wanita dan lain-lain.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa yang memakai pakaian tetapi telanjang berarti jilbab yang dikenakan hanya dililitkan di leher dan pakaian yang dikenakan sangat ketat sehingga memperlihatkan bentuk tubuh wanita tersebut. Karena perilaku ini, kelompok wanita ini akan disiksa di akhirat.

Rasulullah ﷺ menjelaskan beberapa ciri wanita, di antaranya berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok dan memiliki rambut seperti punuk unta. Faktanya pernyataan Baginda Nabi ﷺ 1400 tahun lalu menggambarkan situasi yang terjadi hari ini, seolah-olah beliau bisa melihat apa yang akan terjadi di masa depan.

Saat ini, banyak tempat yang digunakan untuk mendekorasi dan melakukan fesyen pada rambut dengan berbagai gaya dan bentuk. Ada beberapa salon kecantikan yang bercampur antara pria dan wanita.

Meski ada larangan, namun bagi pekerja laki-laki tetap bisa melihat rambut yang aurat bagi perempuan.

Mukum menyambung rambut?

Tidak hanya itu, ada wanita yang tidak puas dengan rambut yang diberikan oleh Allah SWT sehingga mereka mencoba untuk menyambung rambut mereka (disebut ‘al-wasl’ dalam bahasa Arab) atau memakai wig (rambut palsu) agar tetap anggun/cantik untuk dilihat.

Al-washilah adalah seorang wanita yang menyambungkan rambutnya dengan rambut wanita lain sehingga rambutnya terlihat panjang dan menyebabkan orang lain berpikir bahwa rambut al-washl (sendi) adalah rambut asli. Hal ini biasa dilakukan oleh wanita dengan rambut tipis atau wanita pirang yang menyambungkan rambut mereka dengan rambut hitam.

Larangan tersebut berdasarkan hadits dari Asma’ binti Abi Bakr RA, bahwa seorang wanita datang kepada Nabi ﷺ dan mengadu kepadanya:

عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِى بَكْرٍ أَنَّ امْرَأَةً جَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ فَقَالَتْ إِنِّى أَنْكَحْتُ ابْنَتِى ثُمَّ أَصَابَهَا شَكْوَى فَتَمَرَّقَ رَأْسُهَا وَزَوْجُهَا يَسْتَحِثُّنِى بِهَا أَفَأَصِلُ رَأْسَهَا ؟ فَسَبَّ رَسُولُ اللَّهِ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ

Dari Asma’ binti Abi Bakr radhiyallahuanha bahwa ada seorang perempuan yang menghadap Rasulullah ﷺ lalu berkata, “Telah kunikahkan anak gadisku setelah itu dia sakit sehingga semua rambut kepalanya rontok dan suaminya memintaku segera mempertemukannya dengan anak gadisku, apakah aku boleh menyambung rambut kepalanya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Allah melaknat al-washilah (orang yang mengepang rambut) dan al-mustaushilah (orang yang meminta kepang rambut). ).” (HR: Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits lain, diriwayatkan oleh Aisyah RA, seorang gadis Ansar yang baru menikah. Dia jatuh sakit yang menyebabkan rambutnya banyak rontok.

Keluarganya ingin menyambung rambut (dengan wig). Mereka kemudian bertanya kepada Nabi ﷺdan beliau bersabda yang artinya: “Allah melaknat orang yang mengepang rambutnya dan orang yang meminta rambutnya dikepang.” (Hadits diriwayatkan oleh al-Bukhari)

Imam an-Nawawi mengatakan, hadits ini dengan tegas menunjukkan larangan mengepang rambut, dan laknat bagi wanita yang mengepang rambut atau pemakai yang rambutnya dikepang adalah mutlak. Apakah fitnah wanita ini menggambarkan wanita tanpa kehormatan dan martabat?

Fitnah wanita ini tidak menggambarkan wanita ini tidak memiliki kemuliaan atau begitu buruk sehingga menyebabkan pria terpesona dan terjerumus ke dalam fitnah wanita. Bahkan Islam sangat memuliakan dan meninggikan kedudukan wanita.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah.” (HR. Muslim, no. 1467)

Imam al-Qurtubi menjelaskan bahwa arti wanita shaleh ini adalah wanita yang menyenangkan suaminya ketika dilihat, ketika diberi petunjuk dia patuh dan ketika suaminya tidak ada dia menjaga (kehormatan suaminya) atas dirinya dan hartanya.

Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya : “Maukah aku ceritakan kepadamu tentang sebaik-baik harta seorang laki-laki adalah wanita yang shaleh. Ketika dia memandangnya, dia akan bahagia, ketika dia memberi perintah padanya dia patuh dan ketika dia tidak dengannya. sisi, dia menjaga martabatnya.” (Hadits diriwayatkan oleh Abu Daud)

Oleh karena itu, fitnah terhadap wanita ini merupakan gambaran dari Rasulullah kepada kaum akhir zaman yang memandang wanita dengan pandangan curiga dan merusak. Pada saat yang sama, gambar ini mengacu pada wanita yang tidak peduli dengan harga diri, menyebabkan pria jatuh ke dalam fitnah wanita ketika mereka melihatnya.

Akan tetapi, sebaik-baik wanita adalah yang bertakwa dan menjaga harga dirinya agar tidak terjerumus ke dalam jurang fitnah yang merusak.*/ Dr Khairul Asyraf Mohd Nathir, artikel diambil dari Harian Metro

Rep: Admin Hidcom
Editor: -

No comments: