Al-Qur'an dan Hadis Tegaskan Kaum Mukmin Melihat Allah Taala di Akhirat Kelak

Al-Quran dan Hadis Tegaskan Kaum Mukmin Melihat Allah Taala di Akhirat Kelak
Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa setiap mukmin kelak di akhirat akan dapat melihat Allah SWT secara langsung. Foto/Ilustrasi: SINDOnews
Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa setiap mukmin kelak di akhirat akan dapat melihat Allah SWT secara langsung. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab "Al-Aqidah Al Wasithiyah" menjelaskan kaum mukminin mengimani hal tersebut. Dan ini adalah salah satu wujud iman kepada Allah, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya.

"Mereka akan melihatnya secara jelas, bagaikan melihat matahari yang bersih, sedikitpun tiada terliputi awan. Juga bagaikan melihat bulan pada malam purnama, tanpa berdesak-desakkan," ujarnya.

Imam Ibnu Abi Al Izz Al Hanafi, pensyarah kitab Aqidah Thahawiyah, juga menegaskan bahwa hal ini telah dinyatakan oleh para sahabat, tabi’in, serta para imam kaum muslimin yang telah dikenal keimaman mereka dalam agama. Begitu pula para ahli hadis dan semua kelompok Ahli Kalam yang mengaku sebagai Ahli Sunnah Wal Jama’ah .

Allah SWT berfirman:

وُجُوهُُ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

"Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabb-nya mereka melihat..." [ QS Al Qiyamah : 22-23].

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa maksud ayat tersebut yaitu, mereka melihat Allah dengan mata kepala mereka sendiri. “Ayat di atas termasuk salah satu dalil yang paling nyata,” ujar Imam Ibnu Abi Al Izz.

Allah SWT juga berfirman:

عَلَى اْلأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ

"Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. [ QS Al Muthaffifin : 35].

Ibnu Katsir kembali menjelaskan arti memandang, yakni mereka melihat Allah SWT.

Selanjutnya firman Allah SWT:

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ

"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya". [ QS Yunus :26].

Syaikh Shalih Al Fauzan menjelaskan, ziyadah (tambahan dari pahala yang terbaik) dalam ayat di atas, maksudnya ialah melihat Wajah Allah, sebagaimana tafsir yang dikemukakan oleh Rasulullah SAW tentangnya, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Muslim. Para Ulama Salaf juga menegaskan tafsir yang demikian itu.

Berikutnya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

لَهُم مَّايَشَآءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ

"Mereka di dalamnya (surga) memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami adalah tambahannya". [ QS Qaf : 35]

Syaikh Shalih Al Fauzan juga menjelaskan makna tambahan pada ayat di atas, artinya ialah melihat Wajah Allah Taala. Begitu juga Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, ayat ini, seperti firman Allah

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. [QS Yunus:26]. Yaitu seperti dalam riwayat Muslim dari Shuhaib bin Sinan Ar Rumi, bahwa maksud ayat tersebut adalah melihat Wajah Allah Yang Mulia.

Sementara itu, berkaitan dengan mafhum dari firman Allah:

كَلآَّإِنَّهُمْ عَن رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ

"Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka". [QS Al Muthaffifin:15].

Imam Syafi’i , seperti dinukil oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya menegaskan, “Dalam ayat ini terdapat dalil, bahwa kaum mukminin akan melihat Rabb-nya pada hari (akhirat) itu”.

Penjelasan Hadis
Hadis yang menyatakan bahwa kaum mukminin akan melihat Allah di akhirat secara nyata dan dengan mata kepala mereka, adalah merupakan hadis mutawatir. Ibnu Katsir menyatakan, bahwa kenyataan ini tidak mungkin dapat ditolak.

Ibnu Taimiyah mencukupkan pemaparan satu hadis saja, yaitu hadis yang muttafaq ‘alaih bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لاَ تَضَامُّوْنَ فِي رُؤْيَتِهِ، فَإِنِ اْستَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوْا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَصَلاَةٍ قَبْلَ غُرُوْبِهَا فَافْعَلُوْا

Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini (dalam permulaan hadis, diceritakan; waktu itu Nabi SAW sedang melihat bulan yang tengah purnama)."

"Kalian tidak berdesak-desakkan ketika melihatNya (ada yang membaca la tudhamuna tanpa tasydid dan di dhammah ta’nya, artinya: kalian tidak akan ditimpa kesulitan dalam melihatNya)."

"Oleh karena itu, jika kalian mampu, untuk tidak mengabaikan sholat sebelum terbit matahari (Subuh) dan sholat sebelum terbenam matahari (Ashar), maka kerjakanlah.

Hadis ini diriwayatkan antara lain Shahih Bukhari, Fathul Bari, XIII/419, hadis no. 7434, dan Muslim Syarah Nawawi, tahqiq Khalil Ma’mun Syiha, V/135, hadis no. 1432, Bab Fadhli Shalati Ash Shubhi Wal ‘Ashri Wal Muhafazhah ‘Alaihima. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Tirmidzi, no. 2551; Shahih Sunan At Tirmidzi, III; Ibnu Majah, Shahih Sunan Ibni Majah, I, no. 147/176, dll.

Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan menerangkan makna hadis tersebut (yaitu) kalian akan melihat Allah semata-mata dengan pandangan mata kepala kalian. Dan hadis-hadis tentang ini adalah mutawatir.

Begitu pula Imam Ibnu Hajar Al Asqalani serta Imam Nawawi, dalam mensyarah hadis-hadis yang dipaparkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim menegaskan secara jelas, bahwa kaum mukminin di akhirat kelak akan melihat Allah semata-mata dengan pandangan mata. Bahkan dalam menafsirkan hadis:

أَمَا إِنَّكُمْ سَتُعْرَضُوْنَ عَلَى رَبِّكُمْ فَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ

Ketahuilah, sesungguhnya kalian akan dihadapkan kepada Rabb kalian, maka kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. [HR Muslim].

Juga hadis dari Abu Hurairah berikut:

أَن النَّاسَ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: هَلْ تُضَارُّوْنَ فِى الْقَمَرِ لَيِلَةَ الْبَدْرِ ؟ قَالُوْا: لاَ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ : فَهَلْ تُضَارُّوْنَ فِى الشَّمْسِ لَيْسَ دُوْنَهَا سَحَابٌ؟ قَالُوْا: لاَ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ : فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ…الحديث.

Sesungguhnya orang-orang (para sahabat) bertanya,”Wahai, Rasulullah. Apakah kami akan melihat Rabb kami pada hari kiamat nanti?”

Rasulullah balik bertanya, ”Apakah kalian akan mengalami bahaya (karena berdesak-desakan) ketika melihat bulan pada malam purnama?”

Mereka menjawab,”Tidak, wahai Rasulullah.”

Beliau bertanya lagi,”Apakah kalian juga akan mengalami bahaya (karena berdesak-desakan) ketika melihat matahari yang tanpa diliputi oleh awan?”

Mereka menjawab, ”Tidak, wahai Rasulullah.”

Maka beliau bersabda,”Sesungguhnya, begitu pula ketika kalian nanti melihat Rabb kalian”…sampai akhir hadits. (HR Bukhari)

(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: