Keistimewaan Ayat Kursi dan Waktu yang Utama Mengamalkannya

Keistimewaan Ayat Kursi dan Waktu yang Utama Mengamalkannya
Ayat kursi, tidak lain adalah Surat Al-Baqarah ayat 255 ini keutamaannya luar biasa, berpangkal dari kandungan maknanya. Foto ilustrasi/ist
Ayat kursi merupakan salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang sangat istimewa dan paling sering dilantunkan. Tak sedikit pula yang akhirnya menjadikan ayat kursi sebagai ayat favorit. Ayat kursi , tidak lain adalah Surat Al-Baqarah ayat 255 ini keutamaannya luar biasa, berpangkal dari kandungan maknanya.

Ia berisi penjelasan kalimat tauhid yang darinya terumus pendirian dan pegangan seorang muslim sehingga berani menghadapi segala tantangan hidup.

Dalam kitab Abwab Al Faraj, Sayyid Muhammad Al Alawy Al Maliki Al Hasani menjelaskan keistimewaan ayat kursi di antaranya:

1. Ayat yang paling agung.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata pada Ubai bin Ka’ab,

“Wahai Abu Al Mudzir, apakah engkau tahu ayat Al Qur’an yang dengannya engkau lebih besar?” Aku (Ubay bin Ka’ab) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Kemudian Rasulullah menjawab, “Yaitu ayat kursi.” Ubai mengisahkan Rasulullah menepuk dadanya dan bekata, “Semoga ilmu senantiasa menghampirimu.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud, dan Al Hakim).

2. Sebagai jantung dan pemimpin ayat-ayat Al Qur'an (Sayyidat ayy Al Qur'an)

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam menyebut ayat ini sebagai jantung dan pemimpin ayat-ayat Al Qur’an (sayyidat ayy Al Qur’an). Selain itu, ayat ini juga memiliki nama lain seperti, ayat penakluk (Al Fath), ayat keberkahan (Al Barakat), ayat yang disucikan (Al Muqaddasah), ayat tauhid, dan ayat para peminta pertolongan (Al Mustaghitsin).

3. Mereka yang membaca ayat ini insya Allah akan dikabulkan keinginannya.

Itulah beberapa alasan mengapa ayat kursi cukup sering dibaca oleh umat Islam. Walau demikian, ada tiga waktu utama yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah agar membaca ayat kursi.

1. Ketika pagi dan petang

Mereka yang senantiasa mengamalkan ayat kursi pada pagi dan petang akan mendapat perlindungan oleh Allah Subahanhu wa ta’ala dari gangguan apapun.

Dari sahabat Ubay bin Ka’ab, Nabi berkata, “Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai macam gangguan) hingga pagi. Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang.” (HR. Al Hakim).

2. Sebelum tidur

Ketika seorang hamba tidur, maka rentan baginya diganggu oleh jin dan setan. Untuk itu, seorang hamba hendaknya rutin membaca ayat kursi saat ia hendak tidur. Dengan demikian, maka Allah akan melindunginya dari jin dan setan.

Hal ini disampaikan oleh Rasulullah ketika sahabat Abu Hurairah mengadu padanya bahwa seseorang telah mengajarkannya ayat kursi.

Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.” bertanya, “Apa kalimat tersebut?” Abu Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.” Nabi pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?” “Tidak”, jawab Abu Hurairah. Nabi Shallallahu‘alaihi wa sallam berkata, “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari).

3. Setelah shalat lima waktu

Mereka yang merutinkan membaca ayat kursi setelah shalat lima waktu juga akan diberi kemudahan ketika masuk surga kelak.

Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Siapa membaca ayat Kursi setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (HR. an-Nasai).

Berikut bacaan ayat Kursi, latin dan terjemahannya:

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ


“allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.”

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)

Wallahu A'lam
(wid) Widaningsih

No comments: