Awalnya Perempuan Ini Mengira Nabi Muhammad SAW Punya Sihir

Awalnya Perempuan Ini Mengira Nabi Muhammad SAW Punya Sihir
Ini adalah kisah Nabi Muhammad SAW ketika mendatangkan air di wilayah yang gersang. Foto/Ilustrasi: Ist
Al-Bukhari dalam Kitab: "Tayammum, Bab: Tanah yang Suci" mengangkat kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW di satu lokasi yang nyaris tidak ditemukan air. Kisah tersebut berdasarkan penuturan sahabat Nabi SAW bernama Imran bin Hushain. Berikut kisahnya.

Baca juga: Malaikat Jibril Membawa 2 Surah Ini ketika Rasulullah SAW Terkena Sihir

Imran bin Hushain berkata bahwa mereka pernah bersama Nabi SAW dalam suatu perjalanan. Mereka terus melanjutkan perjalanan sampai malam hari. Setelah mendekati subuh mereka kelelahan dan istirahat. Mereka tertidur lelap sampai matahari sudah naik.

Orang yang pertama kali bangun dari tidurnya adalah Abu Bakar . Biasanya tidak ada yang berani membangunkan Rasulullah SAW dari tidurnya sampai beliau bangun sendiri. Kemudian Umar bin Khattab terbangun dan Abu Bakar duduk di dekat kepala Rasulullah SAW. Dia mengucapkan takbir dengan suara yang agak keras sehingga Rasulullah SAW terbangun.

"Rasulullah SAW segera turun, kemudian melakukan sholat subuh bersama kami. Salah seorang dari kaum/jamaah menghindarkan diri dan tidak ikut sholat bersama kami," ujar Imran bin Hushain.

Selesai sholat, Rasulullah SAW bertanya: "Hai fulan, apa yang menghalangimu sehingga tidak ikut sholat bersama kami?"

Laki-laki itu menjawab: "Aku dalam keadaan junub."

Lantas Rasulullah SAW menyuruhnya melakukan tayamum dengan tanah/debu yang suci. Kemudian laki-laki itu mengerjakan sholat.


Mengira Sihir
Setelah itu Rasulullah SAW menyuruhku menaiki tunggangan di hadapan beliau. "Ketika itu kami sudah merasa haus sekali. Tiba-tiba di tengah perjalanan kami bertemu dengan seorang perempuan yang kedua kakinya terjuntai di antara dua girbah (gentong dari kulit) air besar (di atas tunggangannya)," tutur Imran bin Hushain.

Kami bertanya kepadanya: "Di mana ada air?"

Dia menjawab: "Aduh, tidak ada air."

Kami bertanya lagi: "Berapa jauh jarak antara keluargamu dengan air?"

Dia menjawab: "Satu hari satu malam (perjalanan)."

Kami berkata: "Kalau begitu, pergilah temui Rasulullah SAW!"

Wanita itu bertanya: "Apa itu Rasulullah?"

Karena susah untuk menjelaskannya, akhirnya perempuan itu dibawa menghadap Rasulullah SAW. "Ketika ditanya oleh Nabi SAW jawabannya sama seperti apa yang dia katakan kepada kami sebelumnya," ujar Imran bin Hushain.

Cuma saja dia menambahkan bahwa dia menanggung beberapa anak yatim yang masih kecil-kecil. Lalu Nabi SAW memerintahkan untuk mengambil kedua girbah airnya yang masih kosong, kemudian mengusap mulut kedua girbah air tersebut.

Akhirnya kami yang kehausan berjumlah empat puluh orang bisa minum sepuas-puasnya. Bahkan semua girbah dan bejana yang ada kami isi penuh dengan air. Hanya unta yang tidak kami beri minum.

Sedangkan girbah-girbah air tersebut seakan mau meledak karena kepenuhan. Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Kemarikanlah apa yang ada pada kalian."

Akhirnya terkumpullah untuk wanita itu beberapa potong roti dan kurma hingga bisa dia bawa kepada keluarganya.

Wanita itu bercerita (kepada kaumnya): "Aku bertemu dengan orang yang paling hebat sihirnya, atau dia itu adalah seorang nabi sebagaimana yang mereka katakan."

Lalu Allah memberi petunjuk (hidayah) kepada kaum itu dengan (perantara) wanita tersebut. Akhirnya wanita itu dan kaumnya masuk Islam."

Abdul Halim Abu Syuqqah dalam bukunya berjudul "Tahrirul-Ma'rah fi 'Ashrir-Risalah" yang telah diterjemahkan Drs. As'ad Yasin menjadi "Kebebasan Wanita" mengutip kisah tersebut dari Bukhari.

Selain itu, Abdul Halim Abu Syuqqah juga menyampaikan bahwa dalam satu riwayat disebutkan setelah peristiwa itu, tatkala kaum muslimin menyerang orang-orang musyrik yang ada di sekitarnya, tetapi mereka tidak mengenai/menyerang kaum dari mana wanita itu berasal.

Pada suatu hari, wanita itu berkata kepada kaumnya: "Saya tidak melihat kaum itu meninggalkan kalian dengan sengaja. Maka apakah kalian mau masuk Islam?" Lalu mereka mentaatinya, kemudian mereka masuk Islam. (HR Bukhari dan Muslim)Miftah H. Yusufpati

(mhy)

No comments: