Dajjal, Fitnah Terbesar Sejarah Manusia

 

Sangat berat hidup di era ini; era Dajjal, era dimana seluruh masyarakat dunia telah buta, yang karenanya si mata satu merasa pantas menjadi raja [ilustrasi]

Ibn al-Atsir berkata, Dajjal dinamakan ‘al-masih’ karena satu mata dan bagian wajahnya terhapus, inilah fitnah terbesar dalam sejarah manusia

 KITA pernah mendengar istillah fitnah Dajjal berada di akhir zaman, fitnah terbesar dalam sejarah manusia. Fitnah Dajjal merupakan salah satu fitnah terbesar, tanda hari kiamat sudah dekat.

Dalam Shahih Muslim disebutkan Abu ad-Duhama dan Abu Qatadah berkata, “Kami me lewati Hisyam ibn Amir dan mendatangi ‘Imran ibn Hushain. Maka, beberapa hari kemudian Hisyam berkata, “Kalian melewati aku dan pergi ke orang-orang yang masih kalah dalam hal kehadiran di samping Rasulullah ﷺ dan pengetahuan hadisnya dibanding aku. Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Sejak penciptaan Adam sampai kiamat terjadi, tak ada makhluk (da lam riwayat lain: perkara) yang lebih besar dari Dajjal.” (HR. Muslim).

Karena itu, semua nabi memperingatkan kaumnya akan bahaya fitnah Dajjal, dan Rasulullah ﷺ adalah nabi yang paling intens memperingatkan kaumnya akan bahaya fitnah Dajjal. Dalam Shahih al-Bukhari, Abdullah ibn Umar r.a. berkata, “Rasulullah ﷺ berkhotbah di hadapan manusia. Beliau memuji Allah kemudian menyebut masalah Dajjal.

Beliau bersabda, “Aku sungguh mewasiatkan agar kalian berhati-hati terhadapnya. Tak ada nabi yang idak memperingatkan kaumnya (tentang masalah Dajjal). Namun, aku akan memberitahukan kepada kalian sesuatu yang tidak dikatakan oleh nabi (sebelumku) kepada kaum- nya, bahwa dia (Dajjal) itu buta sebelah, sedangkan Allah tidak buta sebelah.” (Shalih al Bukhari)

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ:

إِنِّي لأُنْذِرُكُمُوهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ، وَلَكِنِّي أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ: تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ

Dalam Ibnu Umar  bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang nabi diutus kecuali ia memperingatkan kaumnya dari yang buta se- belah lagi pendusta. Berhati-hatilah! Sesungguhnya ia buta sebelah, sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah.”  (HR: Muslim).

DalamSunan Ibm Majah, Shahih Ibn Khuzaimah, dan Mustad- rak al-Hakim diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Hai sekalian manusia, sesungguhnya sejak Allah memperbanyak keturunan Adam tak ada di muka bumi fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal. Dan Allah azza wa jalla tidak mengutus scorang nabi kecuali ia memperingatkan kaumnya dari (bahaya) Dajjal. Aku adalah nabi terakhir, dan kalian adalah umat terakhir. la (Dajjal) pasti akan muncul di tengah-tengah kalian. (Dalam Fathul Bari’).

Ibn al-Atsir berkata, “Dajjal dinamakan ‘al-masih’ karena satu matanya terhapus. Al-Masih berarti orang yang salah satu bagian wajahnya terhapus, tak bermata dan tak berpenutup. Kata al-masih di sini berwazan fail dengan makna maf’ul (terhapus/ dihapus), berbeda dengan kata al-masih untuk Nabi Isa yang berwazan fa’il tapi bermakna fa’il (penghapus/pengusap) karena beliau mengusap orang yang sakit sehingga sembuh dengan izin Allah.

Adapun Dajjal berarti pendusta.” (dalam Jami’ al Ushul).  Disebut ‘Dajjal’, menurut Ibn Hajar, karena ia menutupi kebenaran dengan kebatilan.

Kata Dajjal berarti yang menutupi Ibn Duraid berkata, “Dinamakan ‘Dajjal karena ia menutupi kebenaran dengan dusta.” Pendapat lain mengatakan bahwa itu karena ia merambah seluruh penjuru bumi. Pendapat lain menyatakan lebih dari itu, yaitu karena ia menutupi bunmi.*

Rep: Ahmad
Editor: -

No comments: