Bunga Menurut Yahudi dan Kristen

 

Selama 1500 tahun pertama dari agama Kristen, peminjaman uang dengan mengenakan bunga dianggap suatu dosa terkutuk, seperti merampok dan membunuh

Muhammad Rizky Prasetyo

MUNGKIN kebanyakan dari kita sudah tahu tentang bagaimana agama Islam melarang aktivitas yang melibatkan bunga di dalamnya. Bunga yang dimaksudkan disini adalah bagian dari sistem keuangan yang mengikat seseorang untuk membayar sejumlah uang tertentu saat mereka meminjam uang kepada seseorang.

Akibat dari bunga ini sendiri adalah dirugikannya pihak yang meminjam karena harus membayar lebih dari jumlah uang yang mereka pinjam, dan diuntungkannya pihak peminjam karena mereka mendapatkan keuntungan dari uang yang mereka pinjamkan.

Aturan tentang bunga di dalam islam terdapat dalam beberapa dalil al-Qur’an dan Hadis, berikut adalah beberapa dalil yang mengatur tentang bunga:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوا الرِّبٰوٓا اَضْعَافًا مُّضٰعَفَةً ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS: Ali-Imran (3): 130).

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالُوا حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ

“Muhammad ibn Shabah dan Zuhair ibn Harb dan Utsman ibn Abu Syaibah, telah bercerita kepada kami, mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Husyaim, bahwa Abu az-Zubair telah mengabarkan kepada kami, dari Jabir dia berkata, “Rasulullah ﷺ melaknat pemakan riba, orang yang menyuruh makan riba, juru tulisnya dan saksi-saksinya.” Dia berkata, “Mereka semua sama.” (QS: Muslim No. 2995).

Melalui dua dalil tersebut kita bisa pahami bahwasanya bunga/riba adalah suatu perbuatan yang dialarang di dalam agama islam, bahkan kita diharuskan untuk menjauhkan diri dari bunga. Lalu bagaimana hukum bunga di agama lainnya?

Apakah mereka juga dilarang untuk melakukannya? Mari kita bahas lebih lanjut melalui artikel ini.

Bunga menurut Yahudi

Kitab Taurat dan bagian yang lainnya dari kitab Hebrew Bible mengkritisasi penarikan bunga, namun interpretasi dari larangan secara biblical didapatkan beragam. Dalam satu pemahaman yang disepakati ialah bahwa kaum Yahudi dilarang untuk mengenakan biaya bunga dari pinjaman-pinjaman yang diberikan kepada kaum Yahudi yang lainnya, namun dilegalkan bagi mereka untuk mengenakan biaya bunga pada transaksi yang melibatkan non-yahudi. Bagaimanapun, Hebrew bible sendiri memberikan beberapa conoth dimana ketetapan ini agar dihindari

“Thou shalt not lend upon interest to thy brother: interest of money, interest of victuals, interest of anything that is tent upon interest.” (Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan ataupun apapun yang dapat di bungakan).” (Dalam Ulangan [23]: 19)

“Unto a foreigner thou mayest lend upon interest: but unto thy bother thou shalt not lend upon interest: that the LORD thy God may bless thee in all that thpu puttest thy hand unto, in the land whither thou goest into possess it.” (Dari orang asing boleh engkau memungut bunga, tetapu dari saudaramu janganlah engkau memungut bunga—supaya Tuhan, Allahmu, memberkati engkau dalam segala usahamu di negeri yang engkau masuki untuk mendudukinya) (Ulangan [23]: 20).

Secara general, hal ini dilihat sebagai sebuah keuntungan untuk menghidarkan diri dari hutang secara keseluruhan, untuk menghindari dari ikatan terhadap seseorang lainnya. Hutang juga sangat dihindari dan tidak digunakan untuk konsumpsi finansial, kecuali saat sangat dibutuhkan.

Bagaimanapun, hukum-hukum yang menentang bunga adalah salah satu dari beberapa larangan yang dikeluarkan oleh para nabi agar tidak ada seseorang yang melakukannya.

Bungan menurut Kristen

Awalnya, pengenaan bunga, atau lebih diketahui sebagai usury, dilarang oleh gereja-gereja Kristiani. Hal ini termasuk pengenaan biaya untuk penggunaan uang, seperti pada bureau de change (penukaran uang). 

Selama 1500 tahun pertama dari agama Kristen, peminjaman uang dengan mengenakan bunga disepakati oleh para pendeta pada masa itu, dan oleh Paus, para dewa dan tokoh-tokoh suci (saints) sebagai suatu dosa terkutuk yang sama saja dengan merampok dan bahkan membunuh.

Segala bentuk bunga dalam aktivitas pinjaman uang, bukan hanya bunga yang tinggi, di anggap sebagai pelanggaran berat terhadap tuhan dan manusia.  Bagaimanapun dengan berjalannya waktu pengenaan Bunga menjadi lebih diterima karena mulai bergantinya sifat alamiah dari uang, istilah ‘usury’ mulai digunakan untuk bunga di atas nilai yang ditetapkan oleh hukum.

Di dalam agama Kristiani sendiri pengutipan tentang hukum bunga juga terdapat didalam kitab Deuteronomy (Ulangan) 23: 19-20. Selain itu terdapat pula di dalam Kitab Keluaran 22: 25 yang berbunyi:

“If you lend money to any of my people with you who is poor, you shall not be like a moneylender to him, and you shall not exact interest from him.” (Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya).

Larangan juga ada dalam Kitab Leviticus (Imamat) 25 : 35-38;

“If your brother becomes poor and cannot maintain himself with you,you shall support him as though he were a stranger and a sojourner, and he shall live with you (35), Take no interest from him or profit, but fear your God, that your brother may live beside you. (36).” Dan seterusnya.

Adanya perubahan yang dilakukan dengan seiringnya berjalan waktu, menjadi kemungkinan terbesar mengapa hukum dari bunga akhirnya kurang diimplementasikan oleh agama Kristen. Mengapa agama Kristen saat ini tidak mengaplikasikan hukum bunga sendiri tidak diketahui. Wallahu a’lam.*

Penulis adalah mahasiswa Ilmu Hadis di Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta

Rep: Admin Hidcom
Editor: -

No comments: