Ganjaran Mencintai Ahlul Bait Rasulullah dan Larangan Membencinya

Ganjaran Mencintai Ahlul Bait Rasulullah dan Larangan Membencinya
Sepeninggal Rasulullah beliau meninggalkan dua perkara penting yaitu Kitabullah dan Itrah Ahlul Bait (Keluarga Nabi). Dalam riwayat lain disebut Al-Quran dan Sunnah. Foto Zurriyah Nabi/Ist
Umat muslim perlu mengetahui hukum dan adab terhadap Ahlul Bait Rasulullah. Secara istilah, Ahlul Bait artinya orang rumah atau keluarga Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Dalam pengertian Naqliyah, Ahlul Bait berarti keturunan Rasulullah yang diharamkan menerima zakat. Golongan Syi'ah berpendapat bahwa Ahlul Bait hanya mencakup lima orang yaitu Ali, Fathimah, Hasan dan Husain.

Sementara Sunni (ahlu sunnah waljamaah) berpendapat bahwa Ahlul Bait adalah keluarga Nabi Muhammad dalam arti luas meliputi istri-istri dan cucu-cucunya, hingga ada yang memasukkan mertua dan menantu-menantunya.

Seperti apa konsekuensi mencintai dan membenci Ahlul Bait keturunan Rasulullah? Perlu diketahui, mencintai dan memuliakan Ahlul Bait Rasulullah hukumnya wajib. Orang-orang yang memuliakan keturunan Nabi, dalam hal ini para Habaib, As-Sayyid, As-Syarifah, akan mendapat balasan langsung dari Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam.

Hal ini dikatakan Rasulullah dalam Hadis yang diriwayatkan Imam at-Thabrani.

من إصطنع لأحد من ولد عبد المطلب يدا فلم يكافئه بها في الدنيا فعلي مكافئته غدا يوم القيامة إذا لقيني

"Barangsiapa yang memberi bantuan (kebaikan) kepada keturunan Abdul Muthollib akan tetapi dia (keturunan Abdul Muthollib) tidak bisa membalasnya di dunia, maka saya yang akan membalasnya di hari kiamat ketika orang itu bertemu denganku". (HR At-Thabrani)

Dalam riwayat lain diterangkan:

أربعة أنا لهم شفيع يوم القيامة: المكرم لذريتي، والقاضي لهم حوائجهم، والساعي لهم في أمورهم عند اضطرارهم إليه، والمحب لهم بقلبه ولسانه

"Aku akan memberi syafaat khusus di hari kiamat kepada empat golongan, yaitu orang yang memuliakan keturunanku, memenuhi hajat-hajat mereka, membantu urusan-urusan mereka saat mereka butuh dan orang yang mencintai mereka dengan hati dan lisannya." (HR Ad-Dailami)

Rasulullah juga mengingatkan manusia tentang keutamaan Ahlul Bait:

ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻧﻲ ﺗﺮﻛﺖ ﻓﻴﻜﻢ ﻣﺎ ﺇﻥ ﺃﺧﺬﺗﻢ ﺑﻪ ﻟﻦ ﺗﻀﻠﻮا: ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻠﻪ، ﻭﻋﺘﺮﺗﻲ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻲ

"Wahai manusia, aku tinggalkan pusaka yg jika kalian pegang tidak akan tersesat, yaitu kitabullah dan keturunan ahli baitku." (HR At-Tirmidzi)

Konsekuensi Membenci Ahlul Bait
Banyak ayat Al-Qur'an dan Hadis tentang larangan membenci Ahlul Bait Rasulullah dan menyakiti mereka. Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini mengatakan, orang yang menyakiti Ahlul Bait dan menyakiti Nabi Muhammad maka sama dengan menyakiti Allah Ta'ala.

Al-Qur'an memberi ancaman keras tentang hal ini:

اِنَّ الَّذِيۡنَ يُؤۡذُوۡنَ اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِ وَاَعَدَّ لَهُمۡ عَذَابًا مُّهِيۡنًا


"Sesungguhnya (terhadap) orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan azab yang menghinakan bagi mereka." (QS Al-Ahzab Ayat 57)

Di dalam Hadis disebutkan:

إن النبي صلى الله عليه وسلم قال وهو على المنبر ما بال اقوام يؤذوننى فى نسبى وذوى رحمى الا من آذى نسبى وذوى رحمى فقد آذانى ومن آذانى فقد آذى الله تعالى

"Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda sedangkan beliau di atas mimbar: "Apa keadaan kaum yang menyakiti aku dalam nasab dan kerabatku. Ingat, barangsiapa yang menyakiti keturunanku dan orang-orang yang mempunyai hubungan denganku, berarti ia menyakiti aku, dan barangsiapa menyakiti aku, maka ia benar-benar menyakiti Allah Ta'ala." (HR At-Thabrani dan Al-Baihaqi)

إن الله حرم الجنة على من ظلم اهل بيتى او قاتلهم او اعان عليهم او سبهم

"Sesungguhnya Allah melarang masuk surga terhadap orang yang menganiaya ahlu baitku, atau orang yang memerangi mereka, atau orang yang membantu orang yang memerangi mereka, atau orang yang memaki-maki mereka." (HR. Imam Ahmad)

إن النبي صلى الله عليه و سلم قال لو ان رجلا صفن بين الركن والمقام و صلى وصام ثم مات وهو مبغض لأهل بيت محمد صلى الله عليه وسلم دخل النار

"Sesungguhnya Nabi bersabda: "Andaikata seorang laki-laki berdiri antara Hajar Aswad dan maqam Ibrahim melakukan sholat dan puasa, kemudian meninggal dunia sedangkan membenci ahli bait Muhammad صلى الله عليه وسلم, maka ia masuk neraka." (HR at-Thabrani dan Al-Hakim)

قال عليه الصلاة والسلام اشتد غضب الله على من آذانى فى عترتى

Rasulullah bersabda: "Murka Allah menjadi sangat terhadap orang yang menyakiti aku tentang keluargaku." (HR Ad-Dailami)

Apabila seorang Dzurriyah (keturunan) Rasulullah memiliki kesalahan atau sesuatu yang tidak menyenangkan kita, tentu bukan hak kita untuk menghakiminya apalagi mencelanya. Sebab, semua manusia punya salah dan dosa kecuali Baginda Rasulullah yang terjaga dari dosa.

Selain berhujjah dengan Hadis Nabi, cukuplah alasan bagi kita untuk menghormati keturunan Nabi karena di dalam jasad mereka mengalir darah mulia baginda Rasululah yang wajib kita hormati.

Semoga Allah memberi taufik kepada kita agar senantiasa memuliakan Rasulullah dan anak keturunan beliau.

(rhs)Rusman H Siregar

No comments: