Stempel Kenabian Muhammad yang Jarang Diketahui, Begini Tandanya

Stempel Kenabian Muhammad yang Jarang Diketahui, Begini Tandanya
Salah satu bukti kenabian Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah adanya stempel atau cap Khatam an-Nubuwah di antara kedua bahu beliau. Foto ilustrasi/Ist
Bulan Maulid Rabiul Awal menjadi mulia karena banyak peristiwa ajaib saat lahirnya sosok mulia Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Salah satunya tentang stempel tanda kenabian beliau.

Stempel atau cap kenabian ini disebut dengan Khatam an-Nubuwah yang menjadi legalitas tanda kenabian Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Cap kenabinan ini sudah ada sejak beliau lahir dari rahim perempuan mulia Sayyidah Aminah di Hari Senin 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (menurut riwayat paling masyhur).

Seperti apakah tanda atau lambang stempel kenabian yang melekat di pundak beliau? Berikut keterangan dari beberapa riwayat yang dilansir dari Lajnah Ta'lif wan Nasyr Kesan Pusat Pondok Pesantren Langitan.

Diriwayatkan oleh Sayyidah 'Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau bercerita: "Di Makkah terdapat seorang pedagang Yahudi. Pada saat malam dilahirkannya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata: 'Wahai kaum Quraisy apakah ada bayi dari kalangan kalian yang lahir di malam ini?' Mereka menjawab: 'Kami tidak tahu.' Kemudian si Yahudi kembali berkata: "Telah dilahirkan pada malam ini Nabi umat ini, di antara kedua bahunya terdapat tanda yaitu rambut lebat mirip surai kuda.

Kemudian mereka (kaum Quraisy) pun keluar bersama Si Yahudi dan masuk ke rumah ibunda Nabi Muhammad. Mereka berkata: "Tunjukan putramu!" Kemudian ibunda Nabi mengeluarkan putranya, dan mereka membuka punggung bayi tersebut dan terlihatlah 'tanda' itu hingga membuat si Yahudi jatuh pingsan.

Ketika sudah sadar, mereka bertanya: 'Celaka kamu, ada apa denganmu?' Ia menjawab: "Demi Allah, telah selesai kenabian dari kalangan Bani Israil." (Abu Abdillah Muhammad Ibn Abdullah al-Hakim al-Naisabury, Al-Mustadrok ala al-Shahihain, No Hadis 4177)

Hadis di atas menunjukkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terlahir dengan Khatam al-Nubuwwah (stempel/tanda kenabian). Di kalangan Ahlul Kitab, tanda kenabian inilah yang selalu mereka cari dan tanyakan. (Abdurrahman Ibn Ahmad Ibn Rajab al-Hambali, Lathaif al-Ma'arif, 183).

Bentuk Stempel Cap Kenabian

Menurut ulama besar Makkah As-Sayyid Muhammad Ibn Alawi al-Maliki, dalam Tarikh al-Hawadits wa al-Ahwal al-Nabawiyyah, berkaitan dengan sifat atau bentuk Khataman Nubuwwah, para ulama berselisih pendapat. Yang paling masyhur adalah pendapat yang mengatakan bahwa bentuknya seperti telur burung merpati berupa daging yang muncul di bagian punggung, tepatnya di bagian atas belikat kiri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Diriwayatkan juga bahwa Hiraqlius pernah mengutus seorang utusan kepada Rasulullah di Tabuk untuk melihat stempel/tanda kenabian tersebut kemudian memberitahukan kepadanya. Disebutkan pula dalam hadis riwayat Abi Dzar dan 'Utbah Ibn Abd dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Bahwa kedua Malaikat yang membelah dada Nabi dan mengisi penuh dengan hikmah. Keduanya lah yang memberikan stempel kenabian." (Lathaif al-Ma'arif). Akan tetapi hadis ini bertentangan dengan hadis Sayyidah Aisyah di atas.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib menceritakan sifat-sifat Rasulullah, maka beliau bercerita panjang lebar dan berkata: "Di antara kedua bahu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdapat khatam (tanda) kenabian, yaitu khatam para Nabi. (HR Ahmad Ubadah adh-Dhabi, Ali bin Hujr dan lainnya, yang mereka terima dari Isa bin Yunus dari Umar bin Abdullah dari Ibrahim bin Muhammad yang bersumber dari salah seorang putera Sayyidina Ali bin Abi Thalib).

Dari Jabir bin Samurah mengemukakan perihal tanda kenabian beliau sebagai berikut: "Aku pernah melihat khatam (kenabian), ia terletak di antara kedua bahu Rasulullah. Bentuknya seperti sepotong daging berwarna merah sebesar telur burung dara.

Dalam Syarh Kitab al-Barzanji dikatakan: Khatam an-Nubuwwah adalah daging atau lemak yang hitam (nampak timbul) bercampur kekuningan (seperti urat), lalu sekelilingnya itu ada bulu-bulu rambut yang beriring-iringan seperti bulu kuda (yang halus).

Al-'Allamah az-Zurqani dalam al-Mawahib al-Laduniyyah Syarh ala asy-Syamail al-Muhammadiyyah berkata: Al-Hakim dan at-Tirmidzi berkata: "Ia (Khatam an-Nubuwwah) bagaikan telur burung merpati. Di dalamnya tertulis kalimat: "Allahu wahdahu laa syariika lahu. Dan di luarnya tertulis: Tawajjahu haitsu syita. Fainnaka manshurun. Sedangkan dalam Tarikh an-Naisabur menambahkan: Di dalam Khatam an-Nubuwwah itu juga tertulis: Muhammadun Rasulullah." (Al-Mawahib al-Laduniyyah Syarh ala asy-Syamail al-Muhammadiyyah juz 1 halaman 85)

(rhs)
 Rusman H Siregar

No comments: