Rabiah Al-Adawiyah Meninggal dan Menghadapi Malaikat Munkar dan Nakir

 

Rabiah Al-Adawiyah Meninggal dan Menghadapi Malaikat Munkar dan Nakir
Ilustrasi Rabiah Al-Adawiyah: Ketika ia sakit menolak pengobatan dari siapa pun juga. (Photo ilustrasi Theglobalvariety/deviant art)
Ketika Rabiah Al-Adawiyah sakit keras ia menolak pengobatan dari siapapun. Dia mengatakan yang dia butuhkan hanya penerimaan dari Allah SWT akan sholat dan amal ibadahnya. “Wahai jiwa yang damai, kembalilah kepada Tuhanmu dengan bahagia.” Dan Rabiah pun menghadap Sang Pencipta.

Farid al-Din Attar dalam bukunya berjudul Tadhkirat al-Auliya’ menceritakan: Ketika tiba waktunya Rabiah Al-Adawiyah menghadapi kematian, mereka yang berada di sana meninggalkan ruangan dan menutup pintu. Kemudian terdengar sebuah suara berkata, “Wahai jiwa yang damai, kembalilah kepada Tuhanmu dengan bahagia.”

Waktu berlalu dan tidak ada lagi suara yang terdengar dari ruangan, kemudian mereka membuka pintu dan mendapati bahwa Rabiah telah meninggal.

Setelah kematiannya, seseorang bertemu dengan Rabiah dalam mimpi. Dia bertanya, “Bagaimana engkau menghadapai malaikat Munkar dan Nakir?”

Rabiah menjawab, “Para pemuda itu (Munkar dan Nakir) datang kepadaku dan berkata, ‘Siapakah Tuhanmu?’ Aku menjawab, ‘Kembalilah dan katakan kepada Allah, di antara ribuan makhluk, janganlah Engkau melupakan seorang wanita tua yang lemah ini. Aku, yang hanya memiliki-Mu di dunia, tidak akan pernah melupakan-Mu, mengapa Engkau harus mengirim utusan untuk bertanya ‘siapakah Tuhanmu?'"

Mengenai Rabiah
N. Hanif, penulis buku Biographical Encyclopaedia of Sufis (Central Asia and Middle East), mengatakan bahwa Rabiah adalah sosok wanita yang paling beriman, saleh, dan sabar pada masanya.

Rabiah digambarkan sebagai seorang wanita yang cantik dan suci, dan beberapa tokoh sufi (tanpa menyebut Hasan al-Basri) pernah melamarnya. Dari kalangan penguasa, ada yang juga pernah mencoba melamarnya, dia adalah Muhammad bin Sulaiman, salah satu Amir Dinasti Abbasiyah. Namun dari semua lamaran itu, tidak ada satupun yang dia terima.

Rabiah Al-Adawiyah wafat pada usianya yang ke-86. Ketika di pembaringan, dia menolak pengobatan dari siapa pun. Dia mengatakan yang dia butuhkan hanya penerimaan dari Allah SWT akan sholat dan amal ibadahnya.

Makam Rabiah diyakini berada di Yerusalem, di sebuah tempat yang bernama Bukit Zaitun. Makamnya berada di dalam sebuah masjid yang didirikan pada abad ke-17, di dekat lokasi tersebut terdapat sebuah gereja yang diyakini dulunya sebagai tempat di mana Yesus diangkat ke surga.

Di pinggiran kota Kairo, Mesir, kini telah dibangun sebuah masjid yang dinamai Rabaa Al-Adawiya sebagai bentuk penghormatan terhadap tokoh suci tersebut.

(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: