Sunan Kalijaga (5): Mubaligh yang Seniman dan Budayawan

Sunan Kalijaga (5): Mubaligh yang Seniman dan Budayawan
Poster Sunan Kalijaga/Foto/Ilustrasi/Shopee
JASA Sunan Kalijaga sangat sukar dihitung karena banyaknya. Beliau dikenal sebagai mubaligh, pakar seni, budayawan, ahli filsafat, dalang, pencipta wayang kuli sebagainya. 

Lawrens Rasyidi dalam bukunya berjudul Kisah dan Ajaran Wali Sanga menyebutkan Sunan Kalijaga dikenal sebagai ulama besar, seorang Wali yang memiliki karisma tersendiri di antara wali-wali lainnya. Dan paling terkenal di kalangan atas maupun dari kalangan bawah. Hal itu disebabkan Sunan Kalijaga suka berkeliling dalam berdakwah , sehingga beliau juga dikenal sebagai Syekh Malaya yaitu mubaligh yang menyiarkan agama Islam
sambil mengembara. 

Sementara Wali lainnya mendirikan pesantren atau pedepokan untuk mengajar murid-muridnya.

Caranya berdakwah sangat luwes, rakyat Jawa yang pada waktu itu masih banyak menganut kepercayaan lama tidak ditentang adat istiadatnya. Beliau dekati rakyat yang masih awam itu dengan cara halus, bahkan dalam berpakaian beliau tidak memakai jubah sehingga rakyat tidak merasa segan dan mau menerima kedatangannya dengan senang hati. 

Menurut Lawrens Rasyidi, pakaian yang dikenakan Sunan Kalijaga sehari-hari adalah pakaian adat Jawa yang desainnya disempurnakan sendiri secara Islami. Adat istiadat rakyat, yang dalam pandangan Kaum Putihan dianggap bid’ah tidal langsung ditentang olehnya selaku pemimpin kaum abangan. 

Pendiriannya adalah rakyat dibuat senang dulu, direbut simpatinya sehingga mau menerima agama Islam, mau mendekat pada para Wali. Sesudah itu barulah mereka diberi pengertian tentang Islam yang sesungguhnya dan dianjurkan membuang adat yang bertentangan dengan agama Islam.

Kesenian rakyat baik yang berupa gamelan, gending, tembang-tembang, dan wayang dimanfaatkan sebesar-besarnya sebagai alat dakwah. Dan ini ternyata membawa keberhasilan yang gemilang, hampir seluruh rakyat Jawa pada waktu itu dapat menerima ajakan Sunan Kalijaga untuk mengenal Islam. 

Ahli Budaya
Sunan Kalijaga juga sebagai ahli budaya. Gelar tersebut tidak berlebihan karena beliaulah yang pertama kali menciptakan seni pakaian, seni suara, seni ukir, seni gamelan, wayang kulit, bedug di mesjid, Gerebeg Maulud, seni Tata Kota dan lain-lain. 

Beliau yang pertama kali menciptakan baju takwa. Baju takwa ini pada akhirnya disempurnaka oleh Sultan Agung dengan dester nyamping dan keris serta rangkaian lainnya. Baju ini masih banyak di pakai oleh masyarakat Jawa, setidaknya pada upacara pengantin.

Di bidang seni suara, Sunan Kalijaga adalah yang pertama kali menciptakan tembang Dandang Gula dan Dandang Gula Semarangan.

Sedangkan di bidang seni ukir, beliau pencipta seni ukir bermotif dedaunan, bentuk gayor atau alat menggantungkan gamelan dan bentuk ornamentik lainnya yang sekarang dianggap seni ukir Nasional. 

Sebelum era Sunan Kalijaga kebanyakan seni ukir bermotifkan manusia dan binatang.

Sunan Kalijaga juga menciptakan gong sekaten yang nama aslinya adalah Gong Syahadatain yaitu dua kalimah Syahadat. Bila gong itu dipukul akan berbunyi bermakna: di sana di situ, mumpung masih hidup, berkumpullah untuk masuk agama Islam.

Pada jaman sebelum Sunan Kalijaga, adegan demi adegan wayang digambar pada sebuah kertas dengan gambar ujud manusia. Dan ini diharamkan oleh Sunan Giri. Karena haram, maka Sunan Kalijaga membuat kreasi baru, bentuk wayang diubah sedemikian rupa, dan digambar atau diukir pada sebuah kulit kambing, satu lukisan adalah satu wayang, sedang di jaman sebelumnya satu lukisan adalah satu adegan. 

Gambar yang ditampilkan oleh Sunan Kalijaga tidak bisa disebut gambar manusia, mirip karikatur bercita rasa tinggi.

Di seluruh dunia hanya di Jawa inilah ada bentuk wayang seperti yang kita lihat sekarang. Itulah ciptaan Sunan Kalijaga.
Bukan hanya pencipta wayang saja, Sunan Kalijaga juga pandai mendalang. Sesudah peresmian Masjid Demak dengan salat Jum’at, beliaulah yang mendalang bagi pagelaran wayang kulit yang diperuntukkan menghibur dan berdakwah kepada rakyat.

Lakon yang dibawakan seringkali ciptaannya sendiri, seperti Jimat Kalimasada, Dewi Ruci, Petruk Jadi Raja, Wahyu Widayat dan lain-lain.

Dalang dari kata “dalla” artinya menunjukkan jalan yang benar. 

Bedug di Mesjid
Sunan Kalijaga juga yang pertama kali mempunyai ide menciptakan Bedug di masjid, yaitu memerintahkan muridnya yang bernama Sunan Bajat untuk membuat Bedug di masjid Semarang guna memanggil orang untuk pergi mengerjakan salat berjama’ah.

Sunan Kalijaga juga memprakarsai Gerebeg Maulud. Ini adalah acara ritual yang asalnya adalah tabliqh atau mengajian akbar yang diselenggarakan para wali di Masjid Demak untuk memperingati Maulud Nabi. (Bersambung)
(mhy) Miftah H. Yusufpati

No comments: