Imam Syafi'i Dibebaskan dari Hisab Hari Kiamat Berkat Shalawat Ini

Imam Syafii Dibebaskan dari Hisab Hari Kiamat Berkat Shalawat Ini
Shalawat yang dibaca Imam Syafii mendapat pujian dari Nabi Muhammad hingga beliau mendoakan Imam Syafii agar dibebaskan dari hari Hisab. Foto Ilustrasi/Ist
Syaikh Ahmad Al-Mishri menceritakan kisah Ahmad Ibni Naas yang bermimpi Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Dalam mimpi itu ia bertanya kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah, dengan siapa kami diperintahkan untuk diikuti dan siapa yang dijadikan rujukan kami?" Kata Rasulullah: "Hendaklah kamu berguru mengikuti mazhab Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i, dia bagian dariku." 

"Bayangkan Allah Ta'ala meridhai beliau, pengikutnya sampai hari kiamat. Itu semua diridhai oleh Allah. Siapa lagi sesudah Imam Asy-Syafii? Imam Ahmad bin Hanbal karena beliau orang yang berhati-hati dan zuhud," kata Syaikh Ahmad saat mengisi kajian di Masjid Permata Qalbu, Perumahan Permata Mediterania Pos Pengumben, Jakarta Barat. 

Dai asal Mesir itu juga menceritakan dalam Kitab Shafwatut Shafwah jilid 1 halaman 331, beliau bermimpi Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Imam Syafi'i kan anak paman Nabi Muhammad, kira-kira apa engkau memberikan keistimewaan kepada beliau? "Iya, saya berdoa agar Allah agar tidak menghisab Imam Asy-Syafi'i," kata Rasulullah.

Imam Syafi'i wafat usia 57 atau 58 karena terkena penyakit wasir. Beliau lahir di Asqalan, Gaza dan wafat di Mesir. Imam Syafi'i masuk Mesir dua kali dan pernah berdakwah di beberapa negara seperti Yaman, Iraq, Arab, dan Mesir.

Apa yang membuat Rasulullah meminta kepada Allah agar tidak menghisab Imam Syafii di hari Kiamat? Ternyata berkat shalawat yang beliau baca.

"Shalawat Imam Syafii belum pernah dibaca. Maka kalau ada shalawat Nariyah, shalawat Thibbil Qulub diperdebatkan, Imam Syafi'i juga punya shalawat. Maka shalawat bebas selama tidak bertentangan dengan syari'at," kata Syaikh Ahmad. 

Orang itu pun penasaran dengan shalawatnya. Apa shalawatnya? Berikut lafaznya:

Allahumma Sholli 'ala Muhammad Kullama Dzakarahu Adz-Dzakiruna wa Shalli 'ala Muhammad Kullama Ghafala 'anhu Al-Ghafilun.

"Ya Allah, limpakanlah shalawat atas Nabi kami, Nabi Muhammad, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai lupa untuk menyebut-Mu."

Terkait shalawat ini, Imam Al-Ghazali juga menyebutkan dalam Kitab Ihya Ulumuddin dari riwayat Imam Abul Hasan Al-Syafi'i, dia berkata:

رَأَيْتُ النَّبِيَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَنَامِ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ بِمَ جُوْزِيَ الشَّافِعِيُّ عَنْكَ حَيْثُ يَقُوْلُ فِي كِتَابِهِ الرِّسَالَةِ وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُونَ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُوْزِيَ عَنِّي أَنَّهُ لاَ يُوْقَفُ لِلْحِسَابِ

"Saya telah bermimpi melihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم , lalu saya bertanya, "Ya Rasulullah, dengan kebaikan apa Imam Syafi'i diberi balasan dari sebab ucapannya dalam Kitab Ar-Risalah; 'Wa Shallallahu 'ala Muhammaddin Kullama Zakarahuz Zakirun Waghafala 'An Zikrihil Ghafiluna?' Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab: "Ia dibebaskan dari keharusan menghadapi perhitungan (hisab pada hari kiamat)."

Dari Ali bin Abi Thalib Karamallaahu Wajhah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

الْبَخِيلُ الَّذِى مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَىَّ

"Orang yang pelit adalah orang yang ketika disebut Namaku di sisinya lalu ia tidak bershalawat untukku." (HR. Tirmidzi No 3546)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

"Perbanyaklah bershalawat padaku pada Hari Jumat, karena sesungguhnya shalawat ummatku diperlihatkan kepadaku pada setiap hari Jumat. Siapa saja yang paling banyak shalawatnya, maka ia menjadi orang yang paling dekat kedudukanya dariku." (HR. Al-Baihaqi)

Wallahu A'lam
(rhs) Rusman H Siregar

No comments: