Setan Dibelenggu, Apa Maksudnya?

tangan penjara
KITA tahu bahwa setan di bulan Ramadhan itu dibelenggu. Dan terbenam dalam benak kita bahwa dengan begitu tidak akan ada lagi kejahatan yang terjadi. Tetapi nyatanya, masih banyak terjadi kejahatan. Lalu, apa sebenarnya maksud dari setan dibelenggu?
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, di berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Ketika malam pertama bulan Ramadhan datang, para setan dan pembangkang dari kalangan jin dibelenggu.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA juga bahwa Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Apabila bulan Ramadhan datang, pintu-pintu rahmat dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu,” (Muttafaq alaih).
Al-‘Allamah Muhammad bin Muflih berkata, “Menurut pemahaman lahirnya hadis ini, setan-setan dibelenggu dan dirantai pada bulan Ramadhan. Atau yang dimaksud dengan para pembangkang pada lafal ini adalah pembangkang dari kalangan jin. Seperti itu pula yang ditetapkan oleh Abu Hatim, Ibnu Hibban dan ulama yang lainnya. Maksud dari hadis ini bukan menafikan kejahatan sama sekali, tetapi memperkecil kejahatan karena lemahnya setan-setan.”
Dia melanjutkan, “Imam Ahmad juga memahami hadis ini sesuai dengan zahirnya, sebagaimana kata Abdullah bin Imam Ahmad, ‘Saya berkata kepada ayah saya, mengapa kita kadang melihat ada orang yang kesurupan jin pada bulan Ramadhan? Ayah menjawab, ‘Beginilah yang terdapat dalam hadis, dan kamu tidak perlu menanyakan tentang hal itu’.”
Dia berkata, “Dasar yang dipakai oleh Imam Ahmad, bahwa dia tidak mentakwilkan hadis-hadis kecuali yang ditakwil oleh ulama salaf. Dan selama para ulama salaf tidak menakwilkan sebuah hadis, dia juga tidak menakwilkannya,” (Masha’ibul Insan. Hal 144).
Jadi, pada dasarnya setan-setan memanglah dibelenggu di bulan Ramadhan. Tetapi, bukan berarti kejahatan tidak akan terjadi. Melainkan, pasti masih akan terjadi, hanya saja tidak sebanyak di bulan-bulan lain. Di bulan Ramadhan dapat meminimalisir terjadinya kejahatan, sebab penghasut utamanya tidak begitu ikut andil dalam mengajak manusia untuk berbuat keburukan. Wallahu ‘alam []
Referensi: Ruqyah Jin, Sihir dan Terapinya/Karya: Syaikh Wahid Abdussalam Bali/Penerbit: Ummul Qura
Foto: www.arrahmah.com

No comments: