Keputusan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghukum mati menteri pertahanan negeri itu dengan menembaknya menggunakan senjata anti-serangan udara, sungguh mencengangkan dan tak disangka.
Nampaknya, seperti yang pernah dikatakan Karl Marx, sejarah selalu berulang entah sebagai tragedi atau sebagai lelucon.
Nyatanya, para diktator dunia yang membawa perang dan kematian bagi jutaan orang selama abad ke-20 seperti Hitler, Stalin, Mao Zedong atau Pol Pot tak membuat para pemimpin setelah mereka berpikir bahaya dari sebuah kekuasaan absolut.
Kim Jong Un kini telah menjadi salah satu diktator yang (mungkin) paling ditakuti, tapi dia tak sendirian. Berikut beberapa diktator kejam yang pernah berkuasa di beberapa negara di dunia, di paruh kedua abad ke-20.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un saat mengunjungi sebuah pabrik pengolahan jamur di negeri itu. (
Foto: Rodong Shinmun/EPA, via Kompas
1. Idi Amin (Uganda).
Idi Amin yang berkuasa di Uganda pada 1971-1979 mungkin merupakan salah seorang diktator yang paling dibenci di dunia. Idi Amin sempat menjadi koki di angkatan darat Inggris pada 1946. Setelah Uganda merdeka, karier militer Amin melesat hingga mencapai pangkat mayor jenderal.
Dia berkuasa di Uganda pada 1971 setelah melakukan kudeta yang menggulingkan Presiden Milton Obote. Selama masa kekuasaanya, banyak pelanggaran HAM dilakukan Amin. Dunia internasional memperkirakan 100.000-500.000 orang tewas sepanjang masa kekuasaan Amin.
Perilakunya sangat tidak masuk akal, mulai dari memerintahkan tahanan berkelahi menggunakan palu sampai mati hingga menobatkan diri sebagai Raja Skotlandia.
Niat Idi Amin untuk menganeksasi provinsi Kagera, Tanzania pada 1978 memicu perang Uganda-Tanzania yang sekaligus mengakhiri delapan tahun kekuasaannya. Amin kemudian mengasingkan diri ke Libya dan Arab Saudi hingga meninggal dunia pada 16 Agustus 2003.
2. Kaisar Jean Bedel Bokassa (Republik Afrika Tengah)
Bokassa berkuasa pada 1966 hingga 1979. Pada 11 tahun pertama kekuasaannya Bokassa adalah presiden Republik Afrika Tengah. Namun, pada 1977 dia mendaulat dirinya sendiri sebagai kaisar.
Upacara pelantikannya sebagai kaisar menguras kas negara terutama dengan pembuatan mahkota bertatahkan berlian bernilai 5 juta dolar AS.
Setelah digulingkan lewat kudeta pada 1979, Bokassa dituding melakukan berbagai kejahatan antara lain mengeksekusi anak-anak yang tak mengenakan seragam yang diproduksi perusahaan milik istrinya.
Bokassa juga dituduh melakukan praktik kanibalisme meski tuduhan ini dicabut karena tak cukup bukti meski salah seorang pengawalnya mengaku pernah memasak daging manusia dan disajikan kepada sejumlah tamu.
Awalnya pengadilan menjatuhkan Bokassa hukuman mati namun kemudian diubah menjadi penjara 20 tahun yang hanya dijalaninya selama tujuh tahun. Setelah bebas pada 1993 dia tetap tinggal di ibu kota negeri itu, Bangui hingga meninggal dunia pada 1996.
3. Jenderal Alfredo Stroessner Matiauda (Paraguay)
Putra
seorang imigran Bavaria ini berkuasa di Paraguay selama 35 tahun yaitu
pada 1954-1989. Saat berkuasa dia menerapkan hukum militer yang terus
diperbarui setiap 90 hari selama 32 tahun. Dia memenangkan tujuh pemilu
dengan jumlah suara yang sangat besar.
Stroessner dikenal kejam
terhadap lawan-lawan politiknya. Kaki tangan Stroessner kerap merendam
para lawan politik dalam kubangan kotoran manusia saat menginterogasi
mereka.
Beberapa tahanan politik dilemparkan dari pesawat udara,
bahkan tersiar kabar Stroessner mendengarkan lewat telepon saat anak
buahnya memutilasi seorang pemimpin partai komunis dengan menggunakan
gergaji mesin.
Kudeta yang dipimpin Jenderal Andres Rodriguez
membuat Stroessner harus kehilangan kekuasaanya dan mengasingkan diri ke
Brasil selama 17 tahun. Dia meninggal dunia di kota Brasilia pada 16
Agustus 2006 akibat komplikasi setelah dia menjalani pembedahan hernia.
4. Sersan Doe (Liberia)
Sersan
Samuel Doe langsung menjadi terkenal setelah memimpin kudeta yang
mengantarnya ke tampuk kekuasaan pada 1980 dalam usia baru 29 tahun.
Saat itu, dia menangkap seluruh anggota kabinet pemerintahan,
menelanjangi mereka, mengaraknya di jalanan kota Monrovia, menggiring
mereka ke pantai sebelum dieksekusi.
Kekuasaan Doe berlangsung
selama 10 tahun, sebelum kudeta lain menggulingkan dan menangkapnya.
Prince Johnson, salah satu pemimpin kudeta, menyaksikan langsung
pembunuhan Doe.
Johnson terekam kamera tengah menikmati minuman
Budweiser saat telinga Doe dipotong. Prince Johnson saat ini adalah
seorang senator di Senat Liberia.
5. Saparmurat Niyazov (Turkmenistan)
Sebelum
berkuasa, Niyazov adalah seorang politisi sederhana yang mengetuai
lembaga tertinggi Republik Soviet Sosialis Turkmenistan. Saat negeri
Asia Tengah itu merdeka pada 1991, Niyazov kemudian berkuasa dan
menguban namanya menjadi Turkmenbashi yang berarti "Pemimpin Seluruh
Bangsa Turkmen".
Dia kemudian menciptakan sebuah pengkultusan
terhadap dirinya. Namanya digunakan untuk beberapa kota, sekolah bahkan
digunakan untuk nama meteor. Bulan September diganti menjadi Ruhnama,
buku otobigrafinya. Buku ini bahkan menjadi pelajaran wajib di sekolah
menggantikan aljabar.
Dia juga mendirikan patung emas dirinya
yang berputar mengikuti arah matahari. Setelah dia meningga dunia pada
2006, kepemimpinannya diteruskan oleh Gurbanguly Berdimuhamedov, yang
adalah bekas dokter giginya.
6. Kolonel Moammad Khadaffy (Libya)
Tak
perlu banyak cerita untuk mengomentari pria ini. Selama berpuluh tahun
Khadaffy menjadi momok negara-negara Barat. Dia mempersenjatai IRA,
menjatuhkan pesawat salah satunya adalah PanAm 103 di Lockerbie,
Skotlandia.
Dia mendukung nasionalisme Arab dan sosialisme meski
sebenarnya dia tengah "mempromosikan" ajarannya sendiri. Buku hijau
karya Khadaffy, sebenarnya mirip buku merah Mao, mengatur berbagai macam
hal mulai dari ketidakadilan dunia hingga siklus menstruasi perempuan.
Khadaffy
berkuasa setelah menggulingkan Raja Idris lewat kudeta pada 1969. Dia
berkuasa di Libya hingga gerakan rakyat menggulingkannya dari kekuasaan.
Khadaffy tewas pada 20 Oktober 2011 dalam petempuran Sirte.
Khadaffy tertangkap di persembunyiannya di sebelah barat kota Sirte dan langsung dieksekusi tak lama setelah tertangkap.
7. Saddam Hussein (Irak)
Saddam
Hussein al-Tikriti yang berkuasa di Irak pada 1979-2003, mungkin adalah
salah seorang diktator yang paling dikenal di dunia. Saddam adalah
ketua Partai Sosialis Arab Ba'ath yang memainkan peranan penting dalam
kudeta pada 1968 yang menghantarkan partai itu ke puncak kekuasaan.
Secara
resmi Saddam menjadi presiden Irak pada 1979. Selama berkuasa dia
menekan sejumlah kelompok, khususnya Syiah dan Kurdi. Kedua kelompok ini
berniat menggulingkan pemerintah dan ingin mendirikan negara terpisah.
Dalam
masa pemerintahannya, Saddam membawa negerinya berperang melawan Iran,
menginvasi Kuwait hingga berperang melawan AS dan sekutunya.
Pada
2003, AS menginvasi Irak untuk menggulingkan Saddam yang dituduh
memiliki senjata pemusnah massal dan memiliki kaitan dengan Al Qaeda.
Saddam tertangkap pada 13 Desember 2003.
Setelah diadili dan
dianggap terbukti mendalangi pembunuhan 148 orang warga Syiah pada 1982,
Saddam dijatuhi hukuman gantung dan eksekusi dilaksanakan pada 30
Desember 2006.
8. Kim Jong Il (Korea Utara)
Ayah Kim Jong Un ini berkuasa pada 1994-2011 dan merupakan generasi kedua keluarga Kim yang mengendalikan Korea Utara.
Selama
berkuasa berbagai mitos diciptakan bagi Kim Jong Il. Misalnya, dia bisa
mengatur cuaca, sudah menulis 1.500 buku dan mencetak 11 hole-in-one
saat pertama kali bermain golf.
Propaganda pemerintah mengatakan
Kim Jong Il lahir di Gunung Paektu di wilayah utara negeri itu dan
ditandai kemunculan pelangi ganda di langit. Namun sejarawan mencatat
Kim Jong Il lahir di sebuah kamp pengungsi di Siberia dalam masa Perang
Dunia II.
Dia juga diketahui pernah menculik seorang sutradara
favoritnya asal Korea Selatan untuk membuat film khusus untuknya. Kim
Jong Il juga selalu bepergian menggunakan kereta api karena takut
terbang.
Dia dikabarkan sangat gemar menyantap lobster dan minum
Cognag mahal. Sementara, lebih dari satu juta rakyatnya menderita
kelaparan.
No comments:
Post a Comment