Era Khalifah Utsmaniyah : Hanya ada 2 Kategori, Bangsa Muslim dan Bangsa Kafir

sultan abdul hamid 2
Orang-orang Barat (non muslim) menyelidiki dengan penuh sesama tentang apa yang menjadi rahasia kejayaan Islam dan eksistensinya di permukaan bumi. Sampai mereka berkesimpulan bahwa ada beberapa perkara yang dapat menyatukan kaum muslimin di seluruh dunia , yaitu : khilafah, Ka’bah, masjid Nabawi dan Jihad fi sabilillah. Dan diantara perkara-perkara itu jihadlah yang merupakan sendi kehidupan Islam, rahasia kekuatannya, penopang izzah (kemuliaan) nya dan sumber bagi keluhurannya. Jika demikian halnya, (musuh Islam berkata) maka langkah pertama rusaklah semangat jihad yang penuh dengan keluhurannya. Selanjutnya mereka (musuh Islam) mengatakan kita perlu memfokuskan pada hal yang pertama adalah” “meruntuhkan khilafah”, karena keberadaannya bagi kaum mukminin ibarat menara api yang memberikan penerangan di malam gelap gulita.
Selama tiga abad berturut-turut, orang-orang Barat kafir memusatkan perhatiannya kepada Khilafah Islam Ustmaniyah pada dua puluh lima tahun pertama abad 20 dan menyingkirkan Sultan Abdul Hamid yang telah berkuasa sepertiga abad lamanya
SULTAN ABDUL HAMID
Seorang yang cerdik dan pandai. Beliau lulus dari fakultas Syariah dengan menempati ranking ke dua dari semua mahasiswa. Rangking pertamanya diduduki oleh Munif Hasyim, Mufti Palestina.
Sultan Hamid dinobatkan sebagai khalifah setelah kematian dua orang khalifah sebelumnya yaitu ayahanda dan pamannya sendiri. Keduanya dibunuh oleh Perdana Menteri Mid Hat Basya, seorang tokoh gerakan Masonisme dan mengendalikan aktivitas club-club Masinisme di Turki. Dia mendapatkan dukungan negara-negara Barat dan Timur dalam menjalankan program sekularisasi di negara Turki, mereka menyebutnya sebagai “Bapak Pembebasan”
Setelah berhasil menyingkirkan kedua khalifah , Mid Hat Basya datang menemui Sultan Abdul Hamid yang telah menyelesaikan studinya di Fakultas Syariah. Mid Hat mengatakan padanya “ Kami bersedia menyerahkan posisi khalifah kepada Tuan asal Tuan menerima satu syarat yang kami ajukan, yaitu Tuan harus memaklumatkan “Undang-undang”.
Sultan Abdul Hamid adalah seorang muslim seperti digambarkan Allah dalam firman Allah ta’ala :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh , maka mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya (QS Yunus : 9)
Allah memberinya petunjuk karena keimanannya. Semula beliau menerima syarat Mid-Hat Basya untuk memaklumatkan undang-undang. Apa sebenarnya undang-undang yang diajukan tersebut? Yakni peraturan dan hukum yang disadur dari undang-undang negara eropa yang mempersamakan hak antara orang-orang Nasrani , Yahudi dan Muslim.
Sultan Abdul Hamid mengetahui bahwa Mid-Hat Basya adalah biang keladi yang membuat tewasnya dua khalifah sebelumnya. Maka pada mulanya tawaran itu beliau setujui. Kata sultan Abdul Hamid pada Midh Hat Basya,” Ya, saya bersedia memaklumatkan berlakunya undang-undang yang kamu inginkan,” Lalu Mid Hat Basya menyerahkan kekuasaan Daulah Utsmaniyah setelah mendengar kesediaan sultan memaklumatkan kesediaannya. Subhanallah.., langkah pertama yang diambil Sultan adalah menangkap Mid Hat Basya dan menjebloskannya ke dalam penjara dan kemudian melakukan hukuman gantung. Setidak-tidaknya hukuman ini menjadi qishas baginya, karena dialah yang telah membunuh ayahanda dan paman Sultan Abdul Hamid .Peristiwa ini merupakan tamparan keras bagi negara-negara eropa yang mendukung pembaharuan Mid Hit Basya.
Sebelumnya dalam undang-undang yang dikeluarkan Khilafah, orang Yahudi maupun Nasrani tidak diterima kesaksiannya terhadap seorang muslim dalam mahkamah. Mereka juga tidak punya hak masuk dalam dinas kemiliteran. Dalam arsip “Daulah utsmaniya ditemukan data kematian seorang Nasrani yang ditulis” telah mati seorang kafir” sebagai ganti dari kalimat “ telah mati seorang Nasrani.”
Daulah Utsmaniyah hanya mengenal dua indentitas kebangsaan, yaitu kebangsaan Muslim dan satunya lagi kebangsaan kafir. Mereka tidak mengenal kebangsaan Inggris, Perancis atasupun Mesir dan Arab, atau Turki. Terhadap orang Palestina yang muslim pasport perjalanan mereka bagian luarnya tertulis “Daulah Al Aula Al Islamiyah” sedangkan bagian dalamnya tertulis kebangsaan Muslim . sedangkan bagi orang-orang Armenis, Rusia , Austria, serbia, Bulgaria, Rumania yang tunduk pada kekuasaan Daulah Ustmaniyah , passport mereka tertulis “kebangsaan Kafir” demikian ini membuat mereka geram dan marah.
Mereka kembali bertambah geram karena Sultan Muhammad Al Fatih berhasil menaklukan ibu kota negara Kaesar Heraclius. Kemudian setelah penaklukan itu, beliau memperluas wilayah kekuasaanny a ke benua Eropa . Yunani dia taklukan , lalu serbia, lalu Bulgaria, Yugolavia , Albania , dst…dst..Bahkan wilayah Rusia hanya tinggal Moscow saja. yang belum dikuasai oleh Muslim saat itu. Sejak itu Moscow membayar jizyah kepada kekhalifahan. Sebagian ulama memberikan fatwa bahwa orang kafir yang menyerahkan jizyah kepada kaum muslimin harus menjauhkan dirinya pada saat menyerahkannya. Tentu saja yang demikian ini membuat mereka marah karena dalam keadaan terhina. Maka dari itu mereka merencanakan strategi meruntuhkan khilafah . Karena jika ini terjadi umat Islam akan tercerai berai dan ini kesempatan untuk menerkamnya’ di setiap tempat tanpa menemui halangan. Untuk itulah Sultan Abdul Hamid menjadi prioritas untuk disingkirkan karena ia seorang muslim yang teguh memegang prinsip… (Bersambung…)

No comments: