Mengenang Pak Natsir

Sekilas cerita

Dalam Era modern ini sangat sedikit bahkan mungkin belum ada yang dapat menggantikan sosok yang sederhana, ulama, suri tauladan, guru, pemimpin, tokoh umat baik dalam negeri maupun internasional. Dan bahkan selama menjabat menteri penerangan RI tiga kali dan perdana menteri kehidupan beliau dan keluarga tidak banyak berubah dengan rumah yang sederhana dan pintunya terbuka bagi siapa saja untuk bersilaturahmi. Beliau adalah sosok yang sangat memegang teguh prinsip hidup kesederhanaan (ideal) sejak kecil hingga menjadi pejabat negara, dan kemudian memang terbukti kesederhanaan menjadikan kekuatan dan menjadikan harga diri dan martabat derajatnya semakin tinggi dan semua orang dari berbagai kalangan menghormatinya. Sikap ini bertolak belakang dengan kehidupan sekarang, yang selalu memperhatikan penampilan dan hanya menjual suara tidak jauh bedanya dengan pedagang.

Beliau dilahirkan pada 17 Juli 1908 di kampung Jembatan Baukia, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara yang dibesarkan dalam keluarga yang sederhana namun menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan ketauhidan Islam. Hal ini membentuk karakter beliau hingga dewasa dan menjadi tokoh, terbukti bukan saja menjadi tokoh Islam Nasional namun juga tokoh Dunia Islam. Beliau bernama Mohammad Natsir Datuk Sinaro Panjang, atau di kenal Mohammad Natsir. Dunia mengenal Beliau tidak hanya sebagai intelektual islam ternama, namun lebih disebabkan sikap yang rendah hati dan kesederhanaannya. Orang yang cerdas banyak, orang yang pandai bersilat lidah juga banyak, dan orang yang menjadi pejabat negara sudah teramat sangat banyak, namun orang yang sekaligus cerdas, pandai bersilat lidah, berilmu tinggi ditambah lagi berkedudukan sebagai pejabat negara tetapi memilih dengan hidup sederhana maka orang ini tentulah sangat luar biasa.

Jalan pemikiran beliau dituangkan dalam berbagai karya ilmiah dan menjadi catatan sejarah bagi khazanah Islam di Indonesia. Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indoneasia) di deklarasikan pada 7 November 1945, dan inilah awal dimana beliau disebut sebagai pencetus NKRI, setelah terjadinya peristiwa Madiun tahun 1948, sukarno-hatta dan Natsir boleh disebut tiga serangkai sampai akhirnya lahirlah Mosi Integral Natsir April 1950. Pada pemerintahan Orde Baru Muncul, Beliau tidak dapat tempat dan kedudukan dalam pemerintahan. Padahal jika dilihat dari segi kredibilitas dan kemampuannya sebagai birokrat aatau negarawan sebenarnya tak diragukan lagi. Setelah Masyumi dianggap tidak bisa “direhabilitasi” pada masa Orde Baru, Beliau yang mantap dengan DDI menyebarkan dengan keteduhan sambil memperjuankan demokrasi secara damai. Masalah Islam banyak berkembang atas inisiatif beliau misalnya khatib di seluruh masjid.

Sikap kritis prihatin dan korektif beliau pada masa itu membuat hubungannya dengan pemerintahan Orba dan menandatangani petisi 50 pada mei 1980, setelah Presiden Suharto berpidato dua kali sehingga beberapa tokoh menyampaikan keprihatinan kepada DPR, dan beliau ditunjuk oleh para penandatanganan pernyataan keprihatinan untuk menjadi juru bicara, Presiden pun marah sehingga para penandatanganan pernyataan itu disingkirkan, dan beliau pun turut untuk menandatangani pernyataan itu. Beliau dicekal ke luar negeri tanpa proses pengadilan. Ketika dilarang beliau menaggappi dengan santai “Takut kalau saya kesasar barangkali”. Pencekalan tersebut terus berlangsung tanpa proses hukum yang jelas dan tidak ada kepastian hukum, dan berjalan hingga beliau wafat pada 6 Februari 1993 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, jakarta, dalam usia 85 tahun. Dan pada saat ini pun tidak adanya kepastian hukum itu sendiri.

Semua orang takkan pernah lupa sosok beliau yang sangat bersahaja, bahkan ada yang menarik perhatian saya dalam wall facebooknya Prof. Yusril Ihza Mahendra bercerita tentang beliau ini “Bagaimana mungkin saya lupa” tiap-tiap bait cerita dalam wall Fb Prof.Yusril Ihza Mahendra yang mengenang beliau “Mohammad Natsir” sebagai guru. juga menurut Prof. Jimly Ashiddiqie mantan Ketua MK ini menyatakan “Saat ini sulit mencari tokoh yang bisa kita sandingkan dengan Natsir. Beliau bukan pengusaha, bukan orang kaya. Tiga kali menjadi menteri penerangan dan sekali menjadi perdana menteri, bukan untuk mencari uang atau memperkaya diri sendiri”. Dan menurut saya beliau adalah tokoh yang dapat berdakwah dalam politik serta kesahajaannya membuat orang sangat menghormati prinsip hidup yang terus di pegang teguh.


Gusti M

No comments: