Ternyata Yesus Lahir Bukan pada Tanggal 25 Desember

Argumen tentang tanggal pastinya kelahiran Yesus telah menjadi perdebatan selama berabad-abad oleh para Teolog, Sejarawan, dan para pemimpin Agama, namun apa yang membuat hal ini berbeda adalah justru muncul dari Vatikan yaitu pernyataan Paus Benediktus XVI yang mengklaim bahwa Yesus sebenarnya lahir bukan pada tanggal 25 Desember.
Umat Nasrani diseluruh belahan dunia ini merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember, namun Paus Benediktus XVI menjelaskan bahwa Yesus sebenarnya lahir lebih awal beberapa tahun dari yang selama ini diyakini umat Kristen pada umumnya.
Menurut Paus Benediktus XVI, penghitungan Kalender Masehi selama ini ternyata salah total. Kesalahan fatal itu disebabkan karena kekeliruan menghitung Kalender Masehi oleh seorang Biarawan pada abad ke-6, Dionysius Exiguus, penemu Kalender Masehi tersebut.
Dionysius Exiguus adalah penemu Kalender konsep AD (Anno Domini). Pada saat itu Dionysius menciptakan sistem untuk membagi jarak pada kalender, yang didasarkan pada tahun saat dimulainya pendudukan Kekaisaran Roma.
Selanjutnya, Dionysius melandasi penghitungan Kalender Masehi berdasarkan Yesus memulai pelayanan dan ketika Yesus dibaptis saat masa kekaisaran Tiberius. Kekeliruan penghitungan Dionysius tersebut diungkapkan Paus Benediktus XVI dalam bukunya yang terbaru berjudul Jesus of Nazareth: The Infancy Narratives. Dalam Bukunya itu, Paus Benediktus XVI mengangkat soal kontroversi tanggal kelahiran Yesus.
Dalam bukunya tersebut, Paus memaparkan bahwa Dionysius Exiguus telah salah menghitung Kalender Masehi sehingga meleset beberapa tahun. Menurut Paus, tanggal kelahiran Yesus sebenarnya lebih cepat dari 25 Desember karena penghitungan tahun yang salah oleh Dionysius.
Kalender Masehi temuan Dionysius tersebut diberlakukan secara luas di wilayah Eropa setelah terlebih dahulu diadopsi oleh seorang Biarawan sejarah bernama Venerable Bede. Kendati demikian, bagaimana cara Dionysius menghitung kelahiran Yesus juga tak jelas di ungkapkan dalam bukunya Paus Benediktus itu.
Buku Paus Benediktus itu setebal 130 halaman yang terdiri dari empat bab, dan satu epilog. Buku tersebut dicetak sebanyak satu juta eksemplar, dan diterbitkan pada tanggal 21 November 2012 di Vatikan dalam delapan bahasa, yaitu bahasa Inggris, Italia, Jerman, Perancis, Spanyol, Polandia, Kroasia, dan Portugis. Bukunya Paus Benediktus itu merupakan hadiah Natal paling kontroversial tahun ini dari seorang pemimpin tertinggi umat Katolik diseluruh dunia.
Bagiku tak penting itu tanggal berapa Yesus lahir dan harus tanggal berapa Natal dirayakan. Yang penting bagiku memaknai makna Natal itu apa dan tak lupa pula memaknai apa arti kehadiran sosok Yesus di dunia ini yang fana ini.

Mawalu






No comments: