Benteng Pilboks, Saksi Bisu Kegesitan Jepang

Yang pertama kali dilakukan balatentara Jepang sesaat menduduki Sumatera khususnya Padang dan Bukittinggi adalah membangun benteng dan tempat-tempat persembunyian di bawah tanah, seperti lobang Jepang di Bukittinggi dan Benteng Pilboks di Padang. Nampaknya Jepang sudah tahu bahwa mereka hanya sementara memukul pasukan Sekutu dan KNIL. Terbukti tak lama kemudian Sekutu dan KNIL kembali menyerang daerah kekuasaan yang diduduki Jepang.
Untuk mengambarkan betapa gesitnya balatentara Jepang dalam menaklukan pasukan sekutu di Hindia Belanda, khususnya di Sumatera, kita simak fakta ini. Begitu Jepang mendarat di Tanjung Tiram, Asahan, Sumatera Utara, 12 Maret 1942, mereka langsung merangsek hingga ke Pematang Siantar, terus ke Balige, lalu ke Tarutung sehingga memotong jalur pengunduran diri pasukan KNIL dari Medan ke Sibolga. Pasukan KNIL kalah telak dan Sibolga jatuh ke tangan Jepang tanggal 14 Maret 1942. Tak mengulur waktu pasukan Jepang terus bergerak dengan cepat ke arah Selatan dengan tujuan Kota Padang. Padang pun takluk dan diduduki Jepang pada tanggal 15 Maret 1942 (Djajusman, 1978: 91).
Bayangkan. Hanya dalam tempo empat hari saja balatentara Jepang berhasil menduduki Sumatera Utara hingga Padang, Sumatera Barat.
Sesampai di Padang balatentara Jepang membangun banyak sekali tempat persembunyian di bawah tanah (bunker). Sebut saja di sekitar Kuranji, Padang Besi, Indarung, dan Gunung Padang. Yang terbesar di Bukittinggi. Jepang membuat tempat persembunyian di bawah tanah yang biasa disebut “Lobang Jepang” di sekitar Ngarai Sianok, Bukittinggi. Banyak sekali penduduk lokal yang tewas menggenaskan waktu kerja paksa membuat lobang dan terowongan ini.
Sayangnya kini, kecuali Lobang Jepang di Bukittinggi, bunker-bunker peninggalan Jepang tersebut rerata sudah tak terawat lagi. Penelusuran penulis di seputaran kelurahan Padang Besi, Padang, banyak bunker buatan Jepang yang di atasnya telah dibangun perumahan penduduk. Bunker-bunker yang tersisa sama sekali tak terawat, di sekitarnya ditumbuhi semak belukar yang lebat, bahkan beberapa diantaranya sudah tertimbun tanah.
Salah satu benteng peninggalan Jepang yang masih terawat di Padang adalah Benteng Pilboks di Gunung Padang. Gunung Padang berlokasi di dekat muara, Pantai Padang. Orang-orang sekitar mengenal pula Gunung Padang sebagai “Bukit Siti Nurbaya”.
Pilboks dibangun Jepang kurun 1942-1945 sebagai benteng pertahanan Jepang ketika menaklukan kota Padang. Benteng ini berbentuk macam-macam, ada yang persegi empat, poligon, dan berbentuk huruf L. Ada 9 buah Pilboks yang tersebar di pinggang hingga puncak Gunung Padang. Namun Pilboks 2 sudah tidak ada lagi karena telah diratakan dengan tanah untuk jalan penduduk.
Pilboks 3 bentuk dasar poligon dengan luas 50 m2. Di dasar benteng ini terdapat satu buah meriam besar yang moncongnya keluar dari lobang bidik di sisi Timur benteng. Bidikan meriam dirahkan tepat ke arah laut pantai Purus, Padang. Berikut ini adalah foto-foto benteng Pilboks yang penulis ambil hari Minggu (4/11/2012) yang lalu.
13549295811910311783
13549301731170994292
13549302331022254488
13549302862130791057
(*) Keterangan foto: semua foto milik Sutomo Paguci.
Sutomo Paguci

No comments: