Sejarah yang (sengaja) di Hilangkan

Sejarah Indonesia dai jaman kerajaan Hindu, Budha, Islam masuknya bangsa barat (Inggris,portugis dan belanda) berdirinya organisasi Budi Utomo, sumpah pemuda, bangsa Jepang menduduki indonesia, masa kemerdekaan, masa mempertahankan kemerdekaan, G 30-S PKI sampai reformasi yang baru terjadi 14 tahun , itu semua ada didalam pelajaran sejarah yang di ajarkan sejak sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA). Akan tetapi, ada satu sejarah yang terlupakan yaitu Resolusi Jihad.
Dimasa awal kemerdekaan , Indonesia diserang oleh bangsa Belanda karena tidak mengakui kemerdekaan tersebut. Waktu itu Soekarno selaku Presiden Indonesia mempertanyakan hukum membela tanah air kepada mbah Hasyim asy’ari. Kemudian mbah Hasyim memerintahkan KH Wahab Chasbullah , KH Bisri syamsuri serta kiai-kiai yang lain se-Jawa dan Madura untuk mengadakan pertemuan di kantor Pengurus Besar Anshor Nahdlotul Oelama (PB ANO) jalan Bubutan VI/2 Surabaya, yang dipimpin oleh KH Wahab Chasbullah pada 22 Oktober 1945. Pada keesokan harinya, 23 Oktober 1945 KH Hasyim Asy’ari mendeklarasikan Jihad Fisabillah . Siapa saja yang mau membela tanah air jika terbunuh insyallah mati sahid. Kemudian tokoh muda yang bernama Bung Tomo mempublikasikan lewat siaran radio dengan suara mengglegar, heroik yang mampu membakar semangat rakyat jawa timur dan bangsa Indonesia. Hal tersebut yang kemudian dinamakan dengan Resolusi Jihad.
Mereka inilah inspirasai dan inisiatif untuk membakar semangat dalam peristiwa 10 November 1945, yang mana rakyat Jawa Timur perang dengan gagah berani melawan tentara Belanda, walaupun dengan senjata bambu runcing melawan senapan dan tank-tank belanda. Dengan semangat yang membara akhirnya Jendral Mallaby tewas dalam pertempuran tersebut.
Tetapi kenapa, Resolusi Jihad yang begitu heroik dihilangkan dari sejarah mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Padahal begitu berartinya kejadian tersebut, sampai-sampai ada yang bilang “tidak akan ada 10 november 1945 jika tidak ada 22 oktober 1945″. Sekarang mencari cuplikan atau catatan-catatan kejadian itu tidak ditemukan apalagi diajarkan disekolah-sekolah.

Gie Thok

No comments: