Kisah Dapunta Hyang Sri Jayanasa, Raja Sriwijaya yang Meminta Islam Disebarkan di Sriwijaya
Dunia islam Indonesia patut berbangga
bahwa di salah satu wilayahnya pernah terlahir kerajaan yang sangat
beradab dan menyambut baik terhadap Islam di mana di belahan dunia
lainnya demi menegakkan dan menawarkan syahadat banyak diwarnai intrik
peperangan dan perbuatan tak beradab terhadap islam. Pada tahun 718
Bangsa Indonesia dengan di wakili oleh kerajaan sriwijaya adalah
satu-satunya kerajaan di dunia yang tidak kenal Langsung dengan
Rasullulah Muhammad namun menawarkan dirinya menjadi pemeluk
Islam,penganut islam bahkan sebagai bagian wilayah kekhalifahan bahkan
sang penguasa dunia Islam pada waktu tersebut yang di wakili oleh Bani
Umayah akan diberikan hadiah dan upeti berupa emas-emasan dan
rempah-rempah yang tak terhitung jumlahnya asalkan mau mengajarkan Islam
di wilayahnya.Raja Bijaksana dari Sriwijaya tersebut adalah Dapunta
Hyang Sri Jayanasa, seorang pemeluk budha yang rela daerah kekuasaannya
di tempati sebuah pusat lembaga pendidikan budha di dunia namu begitu
terkesima ketika melakukan hubungan dagang dengan Bangsa Arab dan
mengetahui tata perilaku dan akhlaknya sebuah agama baruyang mulia
dan unggul.
Dapunta Hyang Sri Jayanasa adalah raja
yang bervisi kedepan sehingga dia dengan akal dan nalarnya serta hatinya
mau menerima Islam, ini termaktub dalam Surat kedua didokumentasikan
oleh ‘Abd Rabbih (860-940) dalam karyanya Al-Iqdul Farid.yang potongan isinya adalah :
Dari Rajadiraja…; yang adalah
keturunan seribu raja … kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan
tuhan-tuhan yang lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda
hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi
sekedar tanda persahabatan; dan saya ingin Anda mengirimkan kepada saya
seseorang yang dapat mengajarkan Islamkepada saya, dan menjelaskan kepada saya hukum-hukumnya.
Subhannallah, ternyata di dunia ini
ada raja yang sangat terbuka akalnya, tinggi budinya dan suci
akhlaknya.Demi memikirkan hari kemudian dia rela menggadaikan
kerajaannya dan ternyata Raja tersebut adalah Dapunta Hyang Sri
Jayanasa, Raja Sriwijaya, penguasa Nusantara I.
Sudah berkali-kali Dapunta Hyang Sri
Jayanasa menyatakan rasa tertariknya dengan dunia Islam serta
mengirimkan surat beberapa kali namun mungkin karena belum kehendakNya
kenginan Dapunta Hyang Sri Jayanasa belum terpenuhi disamping karena
kekisruhan politik yang ada akhirnya surat tersebut bertepuk sebelah
tangan. Surat tersebut tak berbalas .Kita semua sudah mengetahui bahwa
di tahun tersebut penguasa Bani Muawiyah adalah Umar Bin Abdul Aziz
Seorang yang sangat singkat memerintah Bani Muawiyah Hanya sekitar 3
tahun , seorang permata surga dari Bani Umayah dimana setiap kaum
memiliki orang yang yang menonjol? Yang menonjol dari Bani Umaiyah
adalah Umar bin Abdul Aziz. Saat dibangkitkan di hari kiamat kelak,
merupakan satu kelompok tersendiri.
Sampai dengan meninggalnya Umar Bin
Abdul Aziz serta digantikan oleh yazid bin abdul malik surat dari
Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa tak berbalas.Dan pada Akhirnya Agama
Budha tetap menjadi agama negara Sriwijaya dan penyebaran Agama Islam di
Nusantara menjadi sedikit terhambat meskipun ada golongan minoritas
yang bertempat tinggal di Sriwijaya karena sebenarnya Islam sudah
bermukim di Pelabuhan Barus di daerah Sumatera Utara.
Para pedagang dan pelaut Barus telah
berdagang garam dan kamper dengan dunia timur tengah 1 Abad sebelum
Rasullullah Muhammad SAW lahir.Dan pedagang dan pelaut Barus lah yang
turut menyaksikan cara berdagang Rasullullah dan mukzijat beliau sebelum
diangkat menjadi Nabi.Maka ketika di beritakan bahwa Muhammad SAW di
angkat menjadi Nabi maka seketika itu pula para pedagang dan pelaut
Barus percaya.Namun sebatas percaya karena secara syariat mereka belum
mendapatkan bimbingan dan pelajaran.Dan pada waktu tersebut karena barus
merupakan wilayah bagian dari kemaharajaan Sriwijaya maka Raja Dapunta
Hyang Sri Jayanasa melihat adanya belum kesempurnaan masyarakat Barus
dalam menerapkan keimanan dan kesyariatan yang sempurna bermaksud
mengundang ulama-ulama Timur Tengah agar mengajarkan Islam secara
sempurna di wilayah Sriwijaya.
Berbanggalah Wahai Indonesiaku yang
pernah punya satu-satunya Raja yang tak kenal langsung, tak pernah
bertemu dan posisinya sangat jauh dengan Rasullulah SAW namun bisa
menerima Islam dengan apa adanya.
PCI 29 Oktober 2009
Agung Pribadi
No comments:
Post a Comment