Kisah para Nabi dalam Bulan Muharram

Muharram menjadi bulan yang bersejarah terkait riwayat hidup sejumlah nabi. Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa

Kisah para Nabi dalam Bulan Muharram

Bulan Muharram (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Bulan Muharram (Ilustrasi) Beberapa saat lagi, kaum Muslimin akan memperingati Tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram 1446 Hijriyah. Menurut penanggalan Masehi, momen itu bertepatan dengan hari Sabtu (6/7/2024) bakda maghrib hingga Ahad (7/7/2024) besok.

Dalam ajaran Islam, Muharram termasuk bulan yang istimewa. Inilah salah satu dari empat bulan haram. Selain Muharram, mereka adalah Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Rajab. Dinamakan haram karena pada bulan-bulan tersebut larangan untuk melakukan dosa-dosa semakin tegas.

Tanggal 10 Muharram biasa disebut sebagai hari Asyura. Dalam sejarah Islam, berbagai peristiwa terjadi pada tanggal tersebut. Berikut ini adalah nabi-nabi Allah dengan momen mereka masing-masing saat hari Asyura.

Nabi Musa

Saat Nabi Musa dikejar Firaun dan pasukannya hingga ke tepi pantai, turunlah perintah Allah SWT. Saudara Harun AS itu diperintahkan-Nya untuk membelah Laut Merah dengan cara memukulkan tongkatnya.

Setelah lautan terbelah, Nabi Musa dan Bani Israil pun bisa melintas hingga ke ujung seberang. Kemudian, Allah memerintahkan kepada Nabi Musa untuk memukulkan lagi tongkatnya sehingga jalan yang telah dilewati tertutup lagi seperti keadaan semula. Alhasil, Firaun dan balatentaranya tenggelam di Laut Merah ketika sedang mengejar sang nabi.

Beberapa hari usai kejadian itu, jasad Firaun terombang-ambing di lautan hingga terdampar di pantai. Mayatnya lalu ditemukan penduduk. Para pendeta Mesir lalu mengawetkannya.

فَالۡيَوۡمَ نُـنَجِّيۡكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَكَ اٰيَةً  ؕ وَاِنَّ كَثِيۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ اٰيٰتِنَا لَغٰفِلُوۡنَ

"Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu (Firaun) agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami" (QS Yunus: 92).

Peristiwa selamatnya Nabi Musa AS dan umat beliau dari kejaran Firaun terjadi pada hari ke-10 di bulan Muharram.

Nabi Nuh

Nabi Nuh adalah salah satu Ulul Azmi, yaitu sebuah gelar khusus bagi golongan rasul pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa. Dikisahkan, ia diutus untuk berdakwah di tengah kaum yang mayoritasnya musyrik. Ratusan tahun lamanya sang nabi menyampaikan risalah kebenaran.

Namun, kaumnya tetap berada dalam kesesatan. Hanya segelintir orang yang beriman kepada ajaran Nabi Nuh AS.

Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat kapal besar dan mengajak pengikutnya untuk naik ke bahtera itu. Sang nabi juga membawa sepasang hewan dari segala jenisnya di atas kendaraan ini. Allah menakdirkan, banjir yang amat besar terjadi. Hanya pengikut Nabi Nuh dan para pengikutnya yang selamat. Ini terjadi pada hari ke-10 Muharram.

Nabi Yunus

<

Saat Nabi Yunus dibantah oleh kaumnya dan dipertanyakan keyakinannya, beliau sempat emosi. Kemudian, sang nabi meninggalkan kaumnya dengan menaiki kapal untuk pergi dari kejadian itu. Padahal, tidak ada perintah dari Allah untuk dirinya melakukan hal itu.

Kapal yang ditumpangi Nabi Yunus lalu dihantam badai besar. Nakhoda lalu mengadakan undian untuk memutuskan siapa yang mesti dikeluarkan dari kapal. Tiga kali pengundian berturut-turut, nama Yunus AS selalu keluar.

Akhirnya, sang rasul Allah itu dilempar ke luar kapal. Tak lama kemudian, seekor ikan paus menelannya. Karena itulah, di dalam Alquran disebutkan bahwa ada tiga macam kegelapan: gelapnya malam, dasar lautan, dan keadaan dalam perut ikan.

Nabi Yunus kemudian sadar akan kekeliruannya dan segera bersujud, memohon ampunan kepada Allah.

لاإله إلّا أنت سبحانك إنّي كنت من الظالمين

"Laailaaha illa anta subhanaka innii kuntu minaddzaalimiin."

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Engkau (Allah), Maha Suci engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”

Nabi Yunus diselamatkan dari dalam perut ikan pada hari ke-10 Muharram.

Nabi Ibrahim

Kisah ini sangat terkenal. Suatu ketika, Raja Namrud kembali pulang ke negerinya usai melakukan ibadah. Betapa terkejutnya ia begitu mendapati nyaris semua berhala di kuilnya sudah hancur berkeping-keping. Hanya satu yang tersisa, yakni berhala yang paling besar. Di leher benda itu, terdapat kapak menggantung.

Hanya Nabi Ibrahim AS yang pada waktu itu terang-terangan memprotes praktik penyembahan berhala. Maka Raja Namrud pun menyuruhnya datang dan menginterogasinya.

Ibrahim AS justru mengatakan kepada Namrud bahwa patung yang paling besar-lah yang telah menghancurkan semua patung-patung kecil itu. "Kalau tidak percaya, tanyalah kepadanya!" seru Ibrahim.

Dengan murka, si raja kafir membantah, "Bagaimana mungkin patung bisa berbicara?"

"Lantas, mengapa kalian justru menyembahnnya?" jawab Ibrahim, retoris.

Raja Namrud lalu memutuskan untuk menghukum mati Ibrahim dengan cara dibakar hidup-hidup. Namun, Allah berkehendak bahwa nabi-Nya selamat. Begitu mengenai kulit tubuh Ibrahim AS, kobaran api itu menjadi dingin sehingga ia tidak luka-luka dan tidak pula kehilangan nyawa.

Allah SWT menyelamatkan Nabi Ibrahim dari pembakaran Raja Namrud ini juga pada hari ke-10 Muharram.Rol

No comments: