Habib Umar bin Hafidz Foto istimewa
Habib Umar bin Hafidz merupakan seorang ulama besar kenamaan dari Yaman. Tak sebatas di negaranya saja, pengaruh dan popularitas Habib Umar juga sudah sampai ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Pada riwayatnya, Habib Umar juga diyakini menjadi salah satu generasi keturunan langsung Nabi Muhammad SAW . Nasabnya tersambung kepada Rasulullah SAW dengan marga Abu Bakar bin Salim lewat jalur Sayyidina Husain bin Ali radhiyallahu 'anhu.
Lantas, seperti apakah sebenarnya sosok Habib Umar bin Hafidz ini? Untuk mengenalnya lebih jauh, simak ulasan profil dan biografinya berikut.
Profil dan Biografi Habib Umar bin Hafidz
1. Latar Belakang Keluarga
Habib Umar bin Hafidz lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman pada 27 Mei 1963. Waktu kelahirannya bertepatan dengan 4 Muharram 1383 Hijriah.
Pada latar belakang keluarganya, Habib Umar berasal dari keluarga para ulama yang cukup terpandang. Ayahnya bernama Muhammad bin Salim bin Hafidz, sedangkan kakeknya adalah Habib Hafidz bin Abdullah bin Syekh Abubakar bin Salim.
Habib Umar memiliki kakak laki-laki bernama Habib Ali al-Masyhur bin Hafidz. Ia juga dikenal sebagai sosok pendakwah dan ahli Fiqih di Yaman. Melihat lebih jauh, Habib Umar juga diyakini masih menjadi keturunan Nabi Muhammad SAW.
2. Masa Kecil dan Pendidikan
Sejak kecil, Habib Umar bin Hafidz telah mendalami ilmu agama Islam. Hal ini tak mengherankan mengingat statusnya yang memang berasal dari keluarga ulama ternama di Yaman.
Habib Umar banyak belajar mulai dari hadits, fiqih hingga ilmu tauhid. Dari ayahnya, ia juga mempelajari berbagai ilmu seperti spiritual keagamaan.
Selain itu, Habib Umar menyematkan banyak waktu untuk belajar kepada sejumlah ulama ternama lain. Misalnya, seperti al Habib Muhammad bin Alwi bin Syihab, al Munshib al Habib Ahmad bin Ali bin Syekh Abu Bakar, al Habib Ibrahim bin Agil bin Yahya (di Kota Taiz-Yaman), dan lainnya.
3. Mengajar di Usia 15 Tahun
Sejak umur 15 tahun, Habib Umar telah terbiasa dipercaya untuk mengajar. Tak menolak, ia pun menyampaikan ilmu yang didapatkan dari para guru-gurunya dalam rangka dakwah.
Memasuki usia ke-17, Habib Umar sempat pindah ke Kota Al-Bayda. Hal ini dikarenakan kondisi Tarim waktu itu kacau akibat penindasan yang dilakukan rezim komunis kepada para ulama.
Di sana, Habib Umar masih tetap belajar kepada guru-gurunya sambil melakukan dakwah dan berbagi ilmu. Selain itu, ia juga rutin berkunjung ke Arab Saudi guna belajar kepada habib-habib terkemuka.
4. Perjalanan Dakwah
Sedikit dijelaskan di atas, perjalanan dakwah Habib Umar bin Hafidz telah dimulai sejak usia yang sangat muda. Jadi, selain belajar dan menambah wawasannya, ia juga turut berbagi ilmu-ilmunya kepada orang lain.
Beberapa kali, ia juga terpaksa pindah ke kota-kota lain akibat tekanan-tekanan rezim di Yaman yang menyasar para ulama. Pada 1992, Habib Umar pernah pindah ke kota Syihr dan mengajar di Ribath Syihr.
Setelah beberapa kali pindah, Habib Umar kembali ke kota Tarim dan pada 1994. Setelahnya, ia mendirikan pesantren Darul Musthafa.
Pada perjalanannya, Habib Umar juga kerap melakukan perjalanan ke penjuru dunia, termasuk Indonesia. Dakwahnya sangat disukai masyarakat Tanah Air karena terasa menyejukan jiwa para pendengarnya.
5. Jadi Tokoh Muslim Berpengaruh
Sosok Habib Umar bin Hafidz sebagai ulama dan pendakwah sangatlah dikenal orang-orang Muslim di dunia. Pada cakupan Asia Tenggara, Indonesia bisa dikatakan menjadi salah satu yang paling banyak pengagumnya.
Habib Umar juga pernah dinobatkan sebagai tokoh muslim paling berpengaruh di dunia, tepatnya dalam The World's 500 Influential Muslims (tokoh muslim berpengaruh di dunia). Namanya menduduki peringkat atas di antara ratusan tokoh muslim dunia lainnya.
Demikian ulasan mengenai profil dan biografi Habib Umar bin Hafidz yang bisa diketahui.
No comments:
Post a Comment