Konspirasi Yahudi: Victor Marsedan Peringatkan Bahaya yang Bakal Menimpa Inggris

 Konspirasi Yahudi: Victor Marsedan Peringatkan Bahaya yang Bakal Menimpa Inggris

Perang dagang antara Jepang dengan Eropa semakin memuncak tatkala muncul aliansi Poros Berlin-Roma-Tokyo yang dipelopori Adolf Hitler dan Mussolini

William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) kondisi ini ditunggu konspirasi Yahudi Internasional . "Mereka mengantar dunia menuju perang yang tidak bisa dihindarkan lagi. Mereka segera bersiap siap untuk menyambut kedatangan perang itu," ujar William.

Menurutnya, Tokoh yang dipersiapkan Yahudi untuk memimpin perang dari Inggris adalah Winston Churchill. Dari Amerika tampil Franklin Roosevelt, yang punya hubungan dekat dengan Baruch, seorang kapitalis kelas dunia.

Lebih berbahaya lagi, karena ia adalah salah seorang tokoh yang menggerakkan organisasi Zionisme internasional dan Kongres Yahudi internasional selama hampir setengah abad.

Selama hidupnya ia melakukan pengkhianatan terhadap bangsa Amerika Serikat. "Hubungan gelapnya dengan Churchill bukan merupakan rahasia lagi," ujar William.

Keduanya sering mengadakan pertemuan dan kunjungan secara teratur sejak beberapa tahun lamanya. Dan yang paling menonjol adalah, kunjungan Churchill kepada Baruch pada tahun 1954, ketika Churchill menyampaikan terus terang hubungannya dengan organisasi Zionisme, yang telah terjalin sejak lama.

Menurut William G. Carr, ini tidak berarti, bahwa para pemilik modal Yahudi internasional menemukan jalan mulus untuk mencapai cita-citanya di Inggris, meskipun Churchill telah membantu proyek yang dicanangkan.

Di Inggris sendiri terdapat benturan keras dengan sebuah tantangan terorganisasi yang digerakkan oleh kalangan intelektual kelas atas. Kalangan ini telah lama menyadari bahaya yang mengancam Inggris yang datang dari Kongres Yahudi dan para pemilik modal Yahudi internasional.

Orang yang mengingatkan kalangan intelektual tentang bahaya yang mengancam inggris dari balik layar adalah seorang wartawan bernama Victor Marsedan, yang bertugas di Rusia untuk harian The Morning Past berbahasa Inggris yang terbit di London.

la menyaksikan berbagai peristiwa yang terjadi di Rusia ketika itu. Ia juga mendapatkan satu eksemplar buku yang ditulis oleh Sergay Niloss berjudul "Bahaya Yahudi" yang terbit tahun 1905.

Dalam buku itu profesor Niloss memuat dokumen rahasia yang ia peroleh dari seorang wanita kaya di Paris yang berhasil mencuri dari kekasihnya, seorang kapitalis Yahudi terkemuka pada saat itu, yang baru saja kembali dari pertemuan rahasia yang diadakan oleh para tokoh The Grand Eastern Lodge Prancis.

Setelah mengkaji dan menganalisa buku profesor Niloss itu, Victor Marsedan segera berniat mengingatkan bangsanya tentang bahaya yang sedang mengancam negerinya.

Sebenarnya ia sudah berniat segera kembali ke London, tapi situasi dan peristiwa besar yang terjadi di Rusia memaksa ia untuk menangguhkan kepulangannya hingga tahun 1921.

Setelah tiba di Inggris, Marsedan segera menerjemahkan buku itu ke dalam bahasa Inggris, dan mengedarkannya dengan judul The Protocols of Learned Elderly of Zion.

Marsedan menyadari, bahwa dengan menerjemahkan dan mengedarkan buku itu berarti ia meletakkan diri dalam posisi berbahaya. Namun ia tetap tidak mau mundur dari tekadnya.

Setelah buku itu beredar, terjadilah goncangan besar di Inggris, yang kemudian menjalar keseluruh dunia. Para pemilik modal Yahudi segera melangkah mengadakan propaganda besar-besaran dengan melemparkan tuduhan klasik, seperti biasa mereka lakukan, bahwa dokumen yang terdapat dalam buku Niloss itu palsu, yang bertujuan hendak meniupkan gelombang antisemitik.

William G. Carr mengaku menjadikan buku Niloss ini sebagai rujukan utama. "Setelah mengadakan kajian dan analisa mendalam selama beberapa tahun, akhirnya kami sampai pada kesimpulan yang meyakinkan, bahwa dokumen Niloss, atau yang dikenal dengan Protocols of learnedelderly of Zion tidak lain adalah ucapan asli yang disampaikan dalam Kongres yang di adakan oleh Amschel Rothschild tahun 1773 di Frankfurt," ujarnya.

(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: