Makam Nabi Ya'qub dalam Sinagog: Apa Agamanya?
Makam Nabi Ya'qub dan putranya, Nabi Yusuf , ada di dalam sinagog Hebron, Palestina . Sinagog itu sendiri berada dalam kompleks Masjid Khalil Ibrahim. Di kompleks ini juga ada makam Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq. Bedanya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq ada di dalam masjid.
Makam ini lebih tepatnya sebagai makam keluarga Nabi Ibrahim. Di sini ada juga makam istri Nabi Ibrahim Siti Sarah, istri Nabi Ishaq as Siti Ribka, istri Nabi Yaqkub Siti Leah.
Tak sembarang orang bisa berkunjung ke makam Nabi Ya'qub. Kompleks ini dijaga amat ketat oleh tentara Israel. Ruangan makam bapak dan anak ini tertutup.
Pada 1994 terjadi tragedi di kompleks ini. Seorang penganut Yahudi radikal dari Amerika Serikat yang bernama Baruch Goldstein menembaki umat Islam yang sedang salat Subuh berjamaah di Masjid Khalil Ibrahim. Akibat serangan itu, 29 jamaah syahid. Goldstein akhirnya dibunuh di dalam masjid itu oleh para jamaah yang selamat dari pembantaian.
Sejak itu, Masjid Khalil Ibrahim dijaga sangat ketat oleh tentara Israel.
Pemerintah Israel kemudian membagi masjid menjadi dua bagian. Area utama masjid tetap difungsikan sebagai masjid untuk umat Islam. Sedangkan area lainnya dijadikan sinagog, tempat ibadah umat Yahudi.
Makam Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ishaq AS berada di area masjid, sedangkan makam Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf berada di area sinagog. Bagi orang Yahudi atau Bani Israil, Nabi Ya’qub AS adalah bapak moyangnya.
Sebenarnya pada 2017, UNESCO telah menetapkan Masjid Khalil Ibrahim sebagai situs sejarah milik Palestina. Namun, pemerintah Israel tetap menguasainya dengan dalih untuk melindungi kepentingan umat ketiga agama: Islam, Yahudi, dan Nasrani.
Lalu, apa sejatinya agama Nabi Ya'qub? Orang-orang Israel meyakini leluhur mereka itu beragama Yahudi. Padahal Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim as adalah pemeluk agama hanifiyah (agama yang lurus) atau penganut tauhid murni, yaitu agama Nabi lbrahim.
Al-Quran membantah klaim orang-orang Bani Israil yang telah menyimpang dari kebenaran, yang menganggap Nabi Ya’qub sebagai pemeluk Yahudi.
Allah berfirman di dalam ayat :
اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
Artinya : “Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yaqub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.” ( QS Al-Baqarah [2] : 133).
Di dalam Tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan, ayat ini diarahkan kepada orang-orang Yahudi, ketika mereka bertanya kepada Rasulullah SAW, “Tidakkah engkau mengetahui bahwa Nabi Ya’qub di hari-hari menghadapi kematiannya mewasiatkan kepada putra-putranya agar memeluk agama Yahudi?” Maka turunlah ayat ini, membantah ucapan mereka itu.
Ayat ini menentang ucapan orang-orang Yahudi, dan sekaligus mempertanyakan, apakah orang-orang Yahudi hadir ketika Nabi Ya’qub berwasiat? Sehingga mereka mengatakan Nabi Ya’qub beragama Yahudi?
Mereka jelas tidak menghadirinya, karena waktu Nabi Ya’qub masih hidup, dan anak-anaknya yang berjumlah 12 anak, beserta cucu-cucunya, semuanya sebagai Muslim, bukan Yahudi. Maka, ucapan itu hanyalah mengada-ada, mengatakan sesuatu yang tidak ada.
Mereka mengatakan sama ketika mereka menyebut Nabi Ibrahim beragama Yahudi atau Nasrani.
[arabOpenيٰۤـاَهۡلَ الۡكِتٰبِ لِمَ تُحَآجُّوۡنَ فِىۡۤ اِبۡرٰهِيۡمَ وَمَاۤ اُنۡزِلَتِ التَّوۡرٰٮةُ وَالۡاِنۡجِيۡلُ اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِهٖؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ]
Artinya: “Wahai Ahlul Kitab! Mengapa kamu berbantah-bantahan tentang lbrahim, padahal Taurat dan Injil diturunkan setelah dia (lbrahim)? Apakah kamu tidak mengerti?” ( QS: Ali Imran [3] : 65).
Kemudian Allah menjelaskan kebohongan mereka dalam firman-Nya:
مَا كَانَ اِبۡرٰهِيۡمُ يَهُوۡدِيًّا وَّلَا نَصۡرَانِيًّا وَّ لٰكِنۡ كَانَ حَنِيۡفًا مُّسۡلِمًا ؕ وَمَا كَانَ مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ
Artinya: “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, ‘muslim’ dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.” ( QS: Ali Imran 3 : 67)
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment