Konspirasi Yahudi Internasional, Rothschild: Tidak Ada Kekuatan yang Bisa Menghancurkannya
Pokok-pokok pikiran Mayer Rothschild secara umum terkait konspirasi internasional Yahudi sangat berbahaya. Dokumen berikut ini, dibacakan Rothschild di hadapan beberapa tokoh pemodal Yahudi di Frankfurt pada tahun 1773.
Dalam pertemuan itu dibahas bagaimana pemilik modal Yahudi bisa bisa memonopoli ekonomi dunia . Mayer yang bergelar Rothschild I mengemukakan tentang peran yang dimainkan oleh para pemilik modal Yahudi Internasional dalam Revolusi Inggris .
Berikut ini sebagian, atau 5 poin yakni poin ke-6 sampai ke-10 dari 25 poin, dari isi dokumen tersebut sebagaimana dinukil William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993):
6. Rothschild memperingatkan segenap peserta pertemuan, "Suatu keharusan bagi kekuatan kita yang bertujuan menguasai dunia secara ekonomis, harus tetap terjaga kerahasiaannya dari dunia luar. Pada suatu saat kekuatan kita akan sampai pada tingkat, yang tidak ada suatu kekuatan pun yang berani mencoba menghancurkannya".
Rothschild selanjutnya memperingatkan lagi, agar para peserta tetap konsisten dengan program Konspirasi.
Setiap penyelewengan atau pembocoran dari garis program yang disusun oleh putra-putra Yahudi berabad-abad lamanya akan berakhir fatal, dan bisa membinasakan orang Yahudi sendiri.
7. Rothschild menandaskan keharusan bagi Konspirasi untuk mengambil simpati khalayak umum, agar mereka bisa dimanfaatkan untuk kepentingan Konspirasi.
Masyarakat umum adalah kalangan buta dan tidak berpikir panjang, dan mudah terpengaruh. Mereka senantiasa bisa digerakkan atau digiring atau dituntun oleh pihak lain.
Kemudian Rothschild berkata, "Seorang penguasa tidak bisa menguasai massa, atau menggiring mereka menurut kemauannya. Kecuali penguasa itu memerintah sebagai diktator yang sifatnya mutlak. Inilah satu-satunya yang terbuka untuk membangun kebudayaan yang diinginkannya.
Kalau massa diberikan kebebasan mendapat peluang, maka peluang itu akan segera disalahgunakan untuk menimbulkan kerusuhan."
8. Rothschild menyinggung masalah sarana, bahwa mencapai tujuan harus mengandalkan beberapa hal berikut :a) Minuman keras. b) Obat-obat terlarang, kebejatan moral dan seks. c) Suap dan mencampakkan hati nurani kemanusiaan.
Hal-hal itu dalam segala bentuknya harus dikaji secara serius untuk menghancurkan norma-norma susila masyarakat yang telah dimasuki oleh perkumpulan Konspirasi. Setiap gerakan Konspirasi mengharuskan adanya program training khusus bagi muda-mudi, untuk dicetak menjadi tenaga akademik, pelayan, pendidik dan profesi lainnya untuk kepentingan Konspirasi.
Juga diperlukan wanita-wanita untuk dijadikan pelayan istimewa di tempat-tempat maksiat, pusat hiburan bagi kalangan non-Yahudi (Gentiles). Mereka ini adalah wanita-wanita yang bersedia melacurkan diri dengan bekerja sama dengan wanita lain. Konsep yang harus dipakai tidak terbatas hanya pada suap-menyuap, pengkhianatan dan bentuk skandal tertentu, demi kepentingan tujuan terakhir.
9. Pada tahap prinsip politik, Rothschild mengatakan, "Konspirasi punya hak untuk merampas kekayaan siapa saja, kalau hal itu akan berarti memperkokoh kekuasaan atau pun cengkeraman atas orang yang dimaksud. Konspirasi akan menyelusup untuk menyalakan apipeperangan yang terselubung. Taktik ini akan membawa hasil lebih besar, lebih aman dan lebih efisien, sehingga rakyat umum akan berada dalam kecemasan, yang akhirnya akan dikuasai oleh kekuasaan Konspirasi secara mutlak".
10. Pembicaraan Rothschild berakhir pada masalah slogan yang harus digemborkan, dengan mengatakan, "Di dunia ini tidak ada tempat bagi yang namanya kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Slogan-slogan itu tidak lebih dari ucapan kosong, yang diperkenalkan oleh kita sendiri, lalu kita letakkan di bibir masyarakat umum agar mereka menggunakan berulang-ulang, persis burung beo.
Sesungguhnya sistem pemerintahan yang sekarang di Perancis adalah berdasarkan aristokrasi keturunan. Kita akan menghancurkan semua itu dengan slogan kosong tersebut di atas. Setelah itu baru kita bangun sebuah pemerintahan di atas puing-puing pemerintahan lama, dengan prinsip aristokrasi baru. Semua di tangan kita."
Menurut William G. Carr, dokumen-dokumen penting serupa itu pernah jatuh ke tangan Profesor Niloss dari Rusia tahun 1901, yang kemudian dibukukan dan diterbitkan pada tahun 1905 dengan judul "Bahaya Yahudi".
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment