Sultan Abdul Hamid ll Tumbang, Zionis Berpesta

 Sultan Abdul Hamid ll Tumbang, Zionis Berpesta

Sultan Abdul Hamid II digulingkan pada tanggal 27 April 1909. Foto/Ilustrasi: Ist
Penguasa Ottoman, Sultan Abdul Hamid ll digulingkan pada tanggal 27 April 1909 melalui kudeta yang disokong antek-antek Zionis , Freemasonry , dan Yahudi . Tumbangnya sultan membuat Zionis berpesta. Media-media Yahudi yang berada di Salonika menyatakan kegembiraan mereka.

Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam bukunya berjudul "Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah" mengutip Luther mengatakan: "Setelah Sultan Abdul Hamid disingkirkan dari kesultanan, media-media Yahudi di Salonika menyatakan kegembiraannya dan menyatakan kabar gembira akan terlepasnya dari ‘Penekan Israel’ yang menolak permintaan Herzl yang memberikan paspor mereka serupa dengan undang-undang untuk orang asing.”

Ash-Shalabi mengatakan kampanye melalui media terus dilakukan oleh orang-orang Yahudi selama beberapa lama yang mengecam dengan keras Sultan Abdul Hamid ll. Apa yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam dari kampanye ini dimaksudkan untuk:

Pertama, membela para anggota Persatuan dan Pembangunan dengan cara memberikan justifikasi terhadap apa yang mereka lakukan dalam mengakhiri pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, agar pemerintahan Utsmani kembali memiliki posisi stabil sebagaimana semula.

Kedua, menutupi kegagalan organisasi Persatuan dan Pembangunan di dalam memerintah negara. Di mana orang-orang Persatuan dan Pembangunan ini menjadikan kekerasan dan kediktatoran sebagai sarana untuk berkuasa. Mereka telah memecah belah rakyat di dalam negeri.

Ketiga, nemberikan kabar yang demikian indah tentang munculnya seorang mulhid-thaghut yang bernama Mushtafa Kemal At-Taturk dan pendukung-pendukungnya, serta memberikan pembenaran terhadap apa yang dilakukan oleh antek-antek dan kaki tangan Yahudi, Inggris dan negara-negara Barat, dalam meruntuhkan pemerintahan Utsmani dan Pembentukan Republik Turki.

Keempat, keinginan orang-orang Zionis untuk menghancurkan kepribadian Sultan Abdul Hamid II, sebagai balas dendam mereka terhadap kebijakannya yang menentang tujuan yang ingin mereka capai di Palestina.

Masalah sebenarnya adalah, andaikata pemerintahan Utsmani tidak memiliki pondasi orisinalitas yang kuat dan kekuatannya, niscaya pemerintahan ini telah menjadi debu dan telah tertutup lembaran sejarahnya pada abad 18 atau awal abad 19.

Namun pemerintahan Utsmani mampu melakukan perlawanan yang demikian hebat terhadap musuh-musuh zamannya lebih dari dua abad lamanya, untuk mengusir serangan imperialisme dan tipu daya Yahudi dan jerat-jerat Freemasonry.

Sedangkan kelemahan yang diderita oleh pemerintahan Utsmani, sama sekali bukan tanggung jawab Sultan Abdul Hamid II semata. Hingga akhirnya kekayaan pemerintahan Utsmani dirampas oleh negara-negara kolonialis Barat yang sejak lama telah merancang untuk menghancurkan pemerintahan Utsmani.

(mhy)
Miftah H. Yusufpati

No comments: