Allah Taala Menjaga Al-Quran, Mengapa Risau dengan Tafsir Israiliyyat? Begini Penjelasannya
Kalimat israiliyyat walaupun secara lahirnya didasarkan pada kisah-kisah yang diriwayatkan oleh sumber-sumber Yahudi tetapi dipakai oleh ulama-ulama hadis dan tafsir dalam arti yang lebih luas dan dalam ketimbang kisah-kisah Yahudi. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur‟an, dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya”. ( QS Al-Hijr : 9).
Darmaizar Arif dalam tesisnya berjudul "Israiliyyat dalam Kisah-Kisah Para Nabi" mengatakan ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan menjaga Al-Qur'an di antaranya dengan semakin banyaknya orang yang menghafal Al-Qur'an maupun dengan lahirnya ulama-ulama yang terus mengkaji Al-Qur'an dan membelanya.
Menurut Imam At-Thabari, ayat ini menerangkan bahwa Allah akan menjaga Al-Qur'an dari penambahan selain Al-Qur'an dan mengurangi kandungannya.
Dalam riwayat lain dari Qatâdah bahwa menambahi dan mengurangi ini datang dari setan masuk ke dalam tafsir dan hadis dari cerita-cerita kuno yang sumbernya berasal dari Yahudi, Nasrani dan yang lainnya.
Bahkan diperluas lagi oleh sebagian ahli hadis dan ahli tafsir sebagai sesuatu yang disisipkan dan disamarkan dengan rekayasa oleh musuh Islam dari Yahudi dan yang lainnya untuk masuk kedalam tafsir dan hadis dari berita-berita yang tidak ada sumbernya, berita ini sengaja di buat untuk merusak akidah kaum muslimin.
Darmaizar Arif menjelaskan jika dirujuk sejarah bangsa Yahudi bersumber dari kitab Taurat atau kitab Perjanjian Lama dan Talmud dengan penjelasannya yang berisi cerita-cerita kuno (asâthir) dan penyimpangan (khurafat-khurafat).
"Sumber inilah yang membentuk pengetahuan dan kebudayaan bangsa Yahudi setelah diubah dan diganti sehingga tidak sesuai lagi dengan sumber yang asli," tuturnya.
Pada perjalanannya sumber-sumber Yahudi ini juga memenuhi beberapa kitab-kitab tafsir, sejarah, kisah-kisah, dan kitab-kitab nasihat Islam sebagai akibat dari masuknya orang-orang Yahudi ke dalam agama Islam.
Sumber-sumber Yahudi ini walaupun ada yang benar tapi lebih banyak berisi kesalahan kedustaan. Taurat atau old testament perjanjian lama adalah sekumpulan kitab-kitab yang berbeda dari jenis panjangnya, dengan perbedaaan judul dan uslûb setiap jenisnya.
Asfâr ini ditulis dalam bahasa yang berbeda dalam kurun waktu lebih dari 900 tahun. Begitu Maurice Baqon dalam At-Taurâh wa al-Anâjil wa Al-Qur'an Al-Karim Bimiqyâs al-ʽIlmi al-Hadîts menjelaskan.
Ramzi Nana'ah dalam buku berjudul "Al Isrâîliyyât wa Atsaruhâ fî Kutubi at-Tafsir" menambahkan sebenarnya kitab-kitab Yahudi sejumlah 39 kitab:
1). Taurat atau kitab Nabi Musa atau al-asfar al-khamsah yang terdiri dari lima kitab utama, kitab inilah yang disebut Taurat yang diyakini berisi wahyu-wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa as. Nama Taurat terkadang digunakan untuk menyebut 39 kitab perjanjian lama karena dianggap sebagai kitab utama yang dinisbatkan kepada Nabi Musa as. 2). Kitab sejarah yang terdiri dari 12 kitab. 3). Kitab Nasyid-Nasyid yang terdiri dari 5 kitab. 4). Kitab Nabi-Nabi yang terdiri dari 17 kitab.
Sedangkan Talmud adalah riwayat-riwayat lisan dari rahib-rahib Yahudi diambil dari perkataan Nabi Musa as yang diwariskan generasi ke generasi dan dikumpulkan di dalam kitab bernama al-Masynâ, namun setelah itu rahib-rahib dari Palestina dan Babilonia menambahkan tambahan dan penjelasan serta catatan pinggir kepada kitab ini, adapun tambahan ini disebut Jamâr.
Menurut Ramzi Nana'ah, Al-Qur'an sebagai kitab samawi terakhir berkaitan erat dengan kitab-kitab yang lain seperti Taurat dan Injil, keterkaitan ini lebih kepada ketetapan ushul aqidah yang membenarkan konsep akidah Rasul dan Nabi sebelumnya. Maka kita dapati dalam Al-Qur'an ayat-ayat yang membenarkan kitab Injil dan Taurat.
Di sisi lain Al-Qur'an datang dengan konsep perubahan dan penyempurnaan dalam hal syariat. Injil misalnya datang dengan menghalalkan beberapa hal yang sebelumnya diharamkan untuk Bani Israil sebaliknya Al-Qur'an datang untuk melengkapi kitab Injil.
Prinsip ini tentu berlaku dengan kitab samawi Taurat dan Injil sebelum diubah baik dengan dikurangi atau ditambahi oleh kaum Yahudi dan Nasrani. "Namun setelah terjadi perubahan dalam kitab Injil dan Taurat, Al-Qur'an datang tidak hanya karena alasan di atas namun juga sebagai penjaga dari penyimpangan pemahaman karena perubahan yang dilakukan oleh kaum Yahudi dan Nasrani," ujar Ramzi Nana'ah.
Dalam kurun waktu akhir-akhir ini di zaman kemajuan ilmu dan pengetahuan sering dihubungkan dengan agama yang terkadang mengandung takhayul dan kebohongan, karena kitab utamanya adalah Al-Qur'an maka dipenuhilah tafsir-tafsir Al-Qur'an dengan sesuatu yang bertentangan dengan hakikat alam dan sunnatullah pada alam.
Pengarangnya mereka adalah ulama Islam bahkan dari ulama senior sedangkan pandangan mereka adalah gambaran dari agama Islam, seperti riwayat israiliyyat tentang umur dunia yang mengatakan bahwa umur dunia 7000 tahun.
Selanjutnya, riwayat-riwayat awal penciptaan, penjelasan sebagian fenomena alam seperti petir dan guntur dan kisah-kisah Nabi yang dipenuhi israiliyyat hingga akhirnya israiliyyat menjadi lubang besar yang merupakan celah bagi mereka yang ingin menghancurkan Islam dari dalam.
Umar bin Ibrahim Ridhwan dalam bukunya berjudul "Ârâ al-Mustasyriqîn Hawla Al-Qur'an Al-Karim wa Tafsiruh" menyebut Israiliyyat dalam tafsir menjadi pintu masuk bagi Yahudi untuk melemahkan agama Islam seperti yang dilakukan orientalis dengan mengatakan bahwa agama Yahudi lebih mulia karena ajaran Yahudilah yang menjadi sumber utama agama Islam.
(mhy)
Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment