Biografi Imam Ahmad bin Hanbal dan Pujian Para Ulama

Biografi Imam Ahmad bin Hanbal dan Pujian Para Ulama
Imam Ahmad bin Hanbal (tengah) dibesarkan di Kota Baghdad, Irak. Beliau pernah menghadapi ujian berat ketika paham Mutazilah menguasai empat khalifah masa Dinasti Abbasiyah. Foto/tangkapan layar Film Ahmad bin Hanbal
Inilah biografi singkat salah satu ulama besar kaum muslimin sepanjang sejarah. Beliau berstatus sebagai mujtahid mutlak, ahli fiqih sekaligus imamnya ahli Hadis.

Beliau adalah Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah (164-241), pendiri Mazhab Hanbali yang hidup di generasi Tabiut Tabi'in. Keilmuannya sangat luas menjadikan mazhab fiqihnya diikuti jutaan manusia hingga hari ini. Termasuk Arab Saudi menjadikan Mazhab Hanbali sebagai mazhab resmi di negara tersebut.

Berikut biografi singkat ulama panutan Ahlus sunnah ini diceritakan oleh Dai lulusan Al-Azhar Mesir, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya.

Masa Kecil
Imam Ahmad bin Hanbal lahir Tahun 164 Hijriyah atau 780 Masehi. Beliau tumbuh dan dibesarkan di Kota Baghdad Irak dalam keadaan yatim. Nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad Al-Marwazi Al-Baghdadi. Dalam kesehariannya beliau dipanggil dengan nama Abu 'Abdillah.

Sejak kecil sang imam sudah terdidik dengan baik. Peran sang ibu dalam mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada Ahmad kecil sangatlah besar, terlebih setelah ayahnya wafat. Sehingga beliau sering disebut-sebut sebagai salah satu ulama yang kreatornya adalah seorang ibu.

Ibunya bernama Syarifah Maimunah binti Abd al-Malik ibn Sawadah ibn Hindun al-Syaibaniy. Sang ibu punya peran besar membimbing dan mendukung Ahmad kecil dalam menuntut ilmu agama.

Ciri Fisik
Imam Ahmad bin Hanbal memiliki ciri fisik dan penampilan yang menarik. Seperti diungkapkan oleh al-Maimuniy:

ما أعلم أني رأيت أحدًا أنظفَ ثوبًا ولا أشد تعاهدًا لنفسه في شاربه وشعر رأسه وشعر بدنه ولا أنقى ثوبًا وأشده بياضًا من أحمد بن حنبل

"Aku tidak pernah melihat ada orang yang bajunya selalu bersih dan yang paling menjaga penampilan dirinya dalam urusan rambut kepalanya, kumis dan juga rambut di seluruh badannya. Tidak ada yang bajunya lebih putih dan bersih dari Ahmad bin Hanbal." [Shifatusshafwah ( 2/340)]

Pujian Para Ulama
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah termasuk salah satu ulama yang banyak mendapat pujian dan sanjungan para ulama di masanya. Pendiri Mazhab Syafi'i, Imam Asy-Syafi'i yang pernah menjadi gurunya juga tidak ketinggalan memuji Imam Ahmad.

Dalam Kitab Siyar A'lam Nubala saja, Imam adz-Dzahabi ketika menuturkan kisah kehidupan beliau hampir mencapai 200 halaman. Di dalamnya bertabur berbagai komentar dan pujian para ulama kepada Imam Ahmad. Ini belum lagi ditambah dari kitab-kitab sejarah lainnya dan manaqib (biografi) yang khusus membahas pribadi agung yang satu ini.

"Sehingga di bab ini saja jika kita mau, bisa disusun satu buku tersendiri tentang pujian dan sanjungan ulama terhadapnya," kata Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq.

Muhni bin Yahya berkata: "Aku telah bertemu dengan Sufyan bin Uyainah, Waki', Baqiyah, Abdurrazaq, Dzamrah dan sejumlah orang (besar). Aku tidak pernah melihat seseorang yang seperti Ahmad dalam hal mengumpulkan ilmu, sifat zuhud dan sifat wara." [Siyar A'lam Nubala (11/191)]

Imam Abdurrazaq berkata: "Aku tidak pernah melihat ada orang yang lebih faqih dan lebih wara' melebihi Ahmad bin Hanbal." [Siyar A'lam Nubala (11/195)]

Qutaibah berkata: "Sebaik-baik orang di zaman kita adalah Abdullah bin Mubarak, kemudian pemuda ini, yakni Ahmad bin Hanbal. Jika aku melihat ada seseorang yang mencintai Ahmad, maka tahulah aku dia adalah pengikut sunnah." [Ibid]

Ia juga mengatakan: "Seandainya bukan karena perjuangan Ahmad, akan banyak hal-hal baru dalam agama. Ahmad adalah imam di dunia ini." [Ibid]

Imam Syafi'i rahimahullah berkata: "Ketika aku keluar meninggalkan Baghdad, tidaklah aku tinggalkan padanya seorang pun yang lebih wara', paling bertakwa, paling faqih, dan paling berilmu daripada Ahmad bin Hanbal." [Tarikh an Dimashq, Ibn Asakir (5/272)]

Beliau juga berkata: "Aku tidak pernah mengambil manfaat dari seseorang yang lebih banyak dari manfaat yang kuambil darinya." [Jami’ li ulum li imam Ahmad (18/534)]

Ishaq bin Ruhawaih berkata: "Ahmad adalah hujjah antara Allah dengan makhluk-makhlukNya." [Siyar A'lam Nubala (11/196)]

Ibnu Madini berkata: "Allah menjaga kemuliaan agama ini dengan Abu Bakar Shidiq di waktu ketika banyak orang murtad, dan dengan Ahmad bin Hanbal di waktu terjadi fitnah Qur’an dianggap makhluk." [Ibid]

Abu Ubaid berkata: "Aku tidak mengetahui adanya orang yang lebih mengetahui sunnah melebihi dirinya." [Ibid]

Hasan bin Rabi' berkata: "Aku tidak pernah menyerupakan Ahmad bin Hanbal kecuali dengan Abdullah bin Mubarak dalam masalah adab dan prilakunya." [Ibid1]

Yahya bin Ma'in berkata: "Aku berharap bisa seperti Ahmad bin Hanbal. Dan demi Allah, aku tidak pernah bisa seperti dia selama-lamanya." [Ibid]

As-Sukuni berkata: "Aku tidak pernah melihat ada orang seperti Ahmad bin Hanbal." [Siyar A'lam Nubala (11/198)]

Hajaj bin Sya'ir berkata: "Aku tidak mengetahui adanya orang yang lebih utama dari Ahmad. Aku tidak suka meski terbunuh di jalan Allah jika itu membuatku tidak bertemu dengannya. Demi Allah dalam masalah keimaman dia telah sampai pada derajat lebih agung dari pada apa yang bisa dicapai oleh Sufyan dan Malik." [Ibid]

Beliau juga berkata: "Aku tidak pernah melihat dengan kedua mataku jasad yang ada ruhnya yang lebih baik dari Ahmad bin Hanbal." [Tarikh Baghdad (5/21)]

Amru an Naqid berkata: "Jika Hadits yang ada padaku telah disepakati oleh Ahmad bin Hanbal, aku tidak perduli lagi dengan siapapun yang menyelisihinya." [Siyar A'lam Nubala (11/198)]

Ibnu Abi Hatim berkata: "Aku pernah bertanya kepada ayahku, siapa di antara Ali bin Madini dengan Ahmad bin Hanbal yang paling banyak hafalan Haditsnya? Ayahku menjawab: 'Keduanya serupa dalam hafalan, hanya saja Ahmad lebih faqih." [Siyar A'lam Nubala (11/198)]

Abu Zar'ah berkata: "Aku tidak melihat ada orang yang lebih sempurna dari Ahmad." [Siyar A'lam Nubala (11/198)]

Beliau juga berkata: "Ketika Ahmad bin Hanbal wafat, aku kumpulkan karya-karyanya, ternyata mencapai lebih dari 12 pikul. Tidak ada riwayat atsar dan hadits yang tertulis dengan tinta baik di sampul kitab atau di dalam isinya, kecuali semua telah dihafal olehnya dengan jalur perawinya."

Abu Abdillah Al-Busanji berkata: "Aku tidak pernah melihat ada orang yang mengumpulkan segala sesuatu dari Ahmad bin Hanbal. Dan tidak ada yang secerdas dia." [Ibid]

Imam An-Nasa'i berkata: "Ahmad telah mengumpulkan kemakrifatan, fiqih, hadits, wara', zuhud dan juga kesabaran." [Siyar A'lam Nubala (11/199)]

Shalih bin Muhamad Jazrah berkata: "Orang yang paling paham hadits yang pernah aku jumpai adalah Ahmad bin Hanbal." [Ibid]

Bisyr bin Harits berkata: "Seakan-akan Ahmad berada di maqam para Nabi. Ahmad telah diuji dengan ujian kesenangan dan kesulitan. Dan dalam dua ujian itu, ia berpegang teguh kepada Allah." [Ibid]

Putranya Abdullah bin Ahmad bin Hanbal pernah mendengar Abu Zur'ah mengatakan, "Ayahmu (Ahmad) menghafal satu juta Hadits." Maka dia bertanya: "Dari mana anda mengetahuinya?"

Abu Zur'ah menjawab: "Dia pernah menyebutkannya semua kepadaku, lalu aku menjadikannya sebuah buku." [Siyar A'lam Nubala (11/187)]

Ahmad bin Husain berkata: "Aku pernah mendengar seorang laki-laki dari khurasan berkata: Sebagian orang-orang kami menganggap bahwa Ahmad bin Hanbal tidaklah mirip dengan manusia, dia mirip dengan Malaikat." [Tarikh Islami (18/77)]

(Bersambung)!
(rhs) Rusman Hidayat Siregar

No comments: