Tafsir Ayatul Ahkam Surat Al-Baqarah 258-260: Kisah Nabi Ibrahim dan Namrud (3-habis)

Allah membuktikan kepada Nabi Ibrahim mengumpulkan burung mati yang telah terpotong, lalu menghidupkan lagi, seperti itulah Allah menghidupkan manusia

| TULISAN sebelumnyamengulas kisah Uzair bin Syarkhiya, salah satu ulama Bani Israil yang melewati sebuah kota yang hancur, tembok-tembok yang telah runtuh di atas atap-atapnya.Allah menjawabnya dalam Al-Quran bahwa membangkitkan negeri yang hancur dan menghidupkan orang yang telah mati setelah ratusan tahun. 

 فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Ayat di atas menegaskan bahwasannya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.

 وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗ قَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS: Al-Baqarah [2]: 260).

Para ulama menyatakan bahwa Nabi Ibrahim tidak ragu terhadap kemampuan Allah untuk hidup orang orang yang sudah mati. Hanya saja beliau ingin menyaksikan bagaimana cara Allah menghidupkan orang mati.

كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰى

“Perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.”

Allah berfirman;

قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ

“Belum percayakah engkau?”

Sebenarnya Allah Maha Tahu dengan keimanan Nabi Ibrahim, disebutkan disini agar diambil pelajarannya oleh orang lain.

قَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ 

“Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).”

Melihat sesuatu secara langsung tentunya akan menambah keyakinan dari pada orang yang hatinya mendengar berita saja. Sebagai contoh, setiap muslim yakin bahwa di Makkah terdapat Ka’bah sebagai kiblat kaum muslimin.

Bagi orang Islam yang sudah melaksannakan ibadah marah dan haji tentunya akan lebih yakin dengan adanya Ka’bah di banding dengan orang yang belum pernah pergi ke Makkah dan melihat Ka’bah secara langsung.

Dalam sebuah pepatah Arab disebutkan.

ليس الخير كا المعا ينة

“Hanya  mendengar berita saja , tidak sama dengan orang yang melihat dan menyaksikan langsung.”

 Allah berfirman; 

قَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا

“Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian.

Diriwayatkan bahwa empat burung pada ayat di atas adalah, burung thawwus (merak), burung nasr (elang) ghurab (gagak) dan diik (ayam).

(فَصُرْهُنَّ) berasal dari kata  (الصور)  artinya potong  yaitu potonglah burung burung tersebut, lalu campurkan daging darah, dan bulu bulu burung itu menjadi satu.

Sedangkan  (اِلَيْكَ ) terusan dari  (خُذ)  jadi mestinya 

فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ

“kumpulkan empat burung dekatmu dan potonglah mereka.”

Kemudian bagian bagian yang sudah di potong tersebut di letakkan diatas bukit, masing masing bukit satu bagian. Allah berfirman;

ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا

“kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.”

Ketika memotong-motong  tubuh burung burung tersebut, Nabi Ibrahim membiarkan kepala-kepala burung di tangannya. Ketika Nabi Ibrahim memanggil burung-burung tersebut, maka bagian-bagian tersebut berterbangan dan saling menyatu kembali antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga menjadi burung seperti semula.

Tubuh tersebut datang menemui kepalanya masing masing yang ada di tangan Nabi Ibrahim. Begitulah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang sudah meninggal dengan satu kali panggilan saja.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يَوْمَىِٕذٍ يَّتَّبِعُوْنَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهٗ ۚوَخَشَعَتِ الْاَصْوَاتُ لِلرَّحْمٰنِ فَلَا تَسْمَعُ اِلَّا هَمْسًا

 “Pada hari itu mereka mengikuti (panggilan) penyeru (malaikat) tanpa berbelok-belok (membantah); dan semua suara tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga yang kamu dengar hanyalah bisik-bisik.” (QS: Thoha [20] : 108).

Ayat di atas menggambarkan keadaan pada hari kiamat dimana orang orang yang mati dalam kuburan di bangkitkan Allah dan mengikuti sang penyeru. Ini mirip dengan rahim dan burung burung di atas.*/Dr Ahmad Zain An-Najah, Pusat Kajian Fiqih Indonesia (PUSKAFI)

No comments: