Surat Yusuf Ayat 82: Pembelaan Saudara-saudara Nabi Yusuf di Hadapan Ayah Mereka

Surat Yusuf Ayat 82: Pembelaan Saudara-saudara Nabi Yusuf di Hadapan Ayah Mereka
Saudara tertua Nabi Yusuf (Yahuda) meminta saudara-saudaranya pulang kampung menghadap ayah mereka dan menceritakan penahanan Bunyamin yang dituduh mencuri barang miliki kerajaan. Foto/tangkapan layar Film Nabi Yusuf
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf

Kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam dalam tadabbur Surat Yusuf kali ini masih bercerita tentang penahanan Bunyamin, saudara kandung Nabi Yusuf. Sebuah siasat yang dilakukan Nabi Yusuf untuk menguji saudara-saudaranya (putra Nabi Yakub).

Ketika gagal meyakinkan Nabi Yusuf, saudara tertua --dalam riwayat namanya Yahuda-- menolak pulang karena tak sanggup meninggalkan Bunyamin di Mesir. Dia pun memerintahkan saudara-saudaranya supaya pulang ke Palestina menghadap ayah mereka, Nabi Yakub sembari menceritakan peristiwa yang terjadi.

Yahuda berpesan kepada saudara-saudaranya agar menyampaikan bahwa mereka adalah orang yang benar. Saudara tertua Nabi Yusuf ini ingin meyakinkan ayah mereka bahwa mereka orang-orang yang benar dan selalu melaporkan apa yang terjadi.

Berikut kisahnya diceritakan dalam Surat Yusuf ayat 82:

وَسْـَٔلِ الْقَرْيَةَ الَّتِيْ كُنَّا فِيْهَا وَالْعِيْرَ الَّتِيْٓ اَقْبَلْنَا فِيْهَاۗ وَاِنَّا لَصٰدِقُوْنَ

Artinya: "Dan tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada di situ, dan kafilah yang kami datang bersamanya, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar." (QS Yusuf ayat 82)

Pesan dan Hikmah
1. Para saudara Nabi Yusuf memberi kesaksian untuk meyakinkan ayah mereka. Mereka mempersilakan ayahnya agar menanyakan kepada penduduk Mesir yang kala itu juga menyaksikan barang milik kerajaan ditemukan dalam karung Bunyamin. Bolehnya menguatkan kebenaran dengan bertanya kepada orang-orang yang terlibat dalam suatu peristiwa.

2. Ayat ini mengajarkan pentingnya menghilangkan prasangka, asumsi atau mosi tidak percaya atas kebenaran kita dengan menjelaskannya secara kongkret. Seperti yang dilakukan Rasulullah SAW saat mengantarkan Shafiyah, istri beliau dari masjid di suatu malam yang gelap untuk ke rumahnya, lalu beliau bertemu dengan dua orang pria yang gelagatnya mencurigai Rasulullah berjalan dengan wanita asing. Hingga akhirnya Rasulullah SAW memanggil keduanya lalu menjelaskan bahwa perempuan itu adalah Shafiyah. Jadi hilangkan segala bentuk yang bisa menimbulkan banyak prasangka apalagi fitnah.

(Bersambung)!
(rhs)

No comments: