Asal-usul Nama Yahudi dan Mereka yang Dikutuk dalam Al-Quran
Prof HS Tharick Chehab dalam bukunya berjudul "Alkitab (Bible), Sejarah Terjadinya dan Perkembangannya Serta Hal-hal yang Bersangkutan" (Mutiara, 1974) antara lain mengupas asal usul nama Yahudi . Menurutnya, Kerajaan Bani Israil bagian Selatan bernama Yuda atau Yehuda dan penghuninya dinamakan kaum Yahudi.
"Kaum Yahudi inilah yang dibolehkan kembali ke negeri asalnya dengan firman Rajadiraja Persia Cyrus II, putera Cambyses, pada tahun 538 SM," tulisnya.
Ia menjelaskan nama Yahudi kemudian tetap diperuntukkan kepada mereka yang menolak kenabian dari Isa Al-Masih Ibnu Maryam. Mereka juga menolak kitab suci Injil. Bahkan mereka menuduh Siti Maryam sebagai perempuan pezina dan Al-Masih sebagai anak hasil zina. Itu sebabnya mereka menyalib Isa. "Kaum Yahudi inilah yang dikutuk baik dalam Injil maupun di dalam Al-Qur'an," tutur Tharick Chehab.
Mereka yang percaya akan Isa menamakan dirinya Nashara, yakni Kristen sedangkan mereka yang kemudian menyaksikan akan kebenaran Al-Qur'an dan Nabi Muhammad disebut Muslimin.
Menurutnya, dalam Perjanjian Lama, Ibrani (Hebrew) disebut "lisan Kanaan" atau Yehudit (Jewish). Istilah "Ibrit" dibuat oleh para Rabbani Palestina, dan ini adalah transliterasi dari kata Aramiya: "Ibray," yang kemudian menjadi "Ibrani" (Hebrew).
Antara tahun 132-135 M timbul pemberontakan terhadap kekuasaan Romawi di bawah pimpinan Bar Kozibah. Namun pemberontakan kaum Yahudi ini dapat dipatahkan oleh tentara Romawi. Sebagai hukuman, maka Kaisar Hadrianus melarang kaum Yahudi memasuki kota Yerusalem (Colonia Aelia Capitolina).
Mulai saat itu maka kaum Yahudi mulai meninggalkan Palestina, bertebaran dan terpencar ke seluruh pelosok dunia. Namun karena fitnah dan khianat orang-orang Yahudi ini diusir dari Hejaz pada tahun 627 M, dari Syuria pada tahun 890 M, dari Portugal pada tahun 920 M, dari Spanyol pada tahun 1110 M, dari Inggris pada tahun 1290 M, dari Prancis pada tahun 1306 M, dari Belgia pada tahun 1370 M, dari Czechoslovakia pada tahun 1380 M, dari Belanda pada tahun 1444 M, dari Rusia pada tahun 1510 M, dari Italia pada tahun 1540 M., dan dari Jerman pada tahun 1551 M.
Dari sana mereka kemudian memilih Turki sebagai donme (atau thinmah = menjadi warganegara Osmania-Turki yang menerima perlindungan) dan membayar jizyah sebagai imbalan. Setelah itu lalu mereka memasuki aneka negara sebagai pedagang dan ahli pikir.
Selanjutnya antara tahun 1898 dan 1905 mereka menyelenggarakan beberapa Konperensi secara rahasia. "Keputusan yang dikeluarkan oleh Konperensi pada tahun 1905 hingga kini masih tersimpan di Perpustakaan British Museum," ungkap Tharick Chehab.
Sementara itu selama abad XIX mereka menyusun suatu bahasa yang mereka namakan bahasa Ibrani tetapi pada hakikatnya tidak lain dari pada bahasa Aramiya Modern.
(mhy)Miftah H. Yusufpati
No comments:
Post a Comment