5 Sultan Turki Utsmani Paling Populer, Nomor 2 Sebaik-baik Pemimpin Amien Nulloh Ibrohim

5 Sultan Turki Utsmani Paling Populer, Nomor 2 Sebaik-baik Pemimpin
Dari 35 Sultan yang pernah memimpin Turki Utsmani (Kekaisaran Ottoman), ada lima tokoh sultan yang terkenal dalam sejarah Islam. Foto ilustrasi/dok islamwikiblogspot
Kesultanan Utsmaniyah (Turki Utsmani)merupakan Dinasti Islam yang sangat disegani di dunia. Dinasti ini pernah berjaya selama 623 tahun mulai dari Tahun 1299 hingga 1922.

Sultan atau penguasa yang pernah memimpin Turki Utsmani berjumlah 35 orang dalam lima periodesasi pemerintahan. Dari 35 Sultan yang pernah berkuasa, ada lima tokoh yang populer dalam sejarah Islam.

Untuk diketahui, pada mulanya penguasa Turki Utsmani bergelar sultan, kemudian berganti menjadi khalifah pada masa pemerintahan Sultan Salim I (1512-1520 M). Sultan di Turki Utsmani diwariskan dari ayah untuk anaknya. Kemudian perpindahan kekuasaan dilakukan dengan cara mengganti sultan kepada anak laki-laki tertua.

Menukil keterangan Syafiq A Mugni dalam "Dinasti Turki Utsmani di Masa Pemerintahan Sultan Salim II" karya Ummy Nadhifah, pemerintahan Turki Utsmani dibagi menjadi lima periode. Periode pertama, antara tahun 1299-1421 M merupakan masa berdirinya kerajaan dan ekspansi yang pertama dengan 6 sultan yaitu Sultan Utsman I, Sultan Urkhan, Sultan Murad I, Sultan Bayazid I, Sultan Mehmed I dan Sultan Murad II.

Periode kedua, tahun 1421-1566 M dengan 4 sultan yaitu Sultan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih), Sultan Bayazid II, Sultan Salim I, Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Pada masa Sultan Sulaiman ini ditandai dengan adanya upaya pemulihan kerajaan dan masa keemasan ditandai dengan ekspansi besar-besaran pada masa pemerintahanmya.

Periode ketiga, tahun 1566-1699 M erupakan masa kemunduran Turki Utsmani setelah wafatnya Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Periode ini dipimpin oleh, Sultan Salim II, Sultan Murat III, Sultan Muhammad III, Sultan Ahmad I, Sultan Mustafa I, Sultan Usman II, Sultan Mustafa I (pemerintahan kedua), Sultan Murad III, Sultan Muhammad III, Sultan Ahmad I, Sultan Mustafa I, Sultan Usman II, Sultan Mustafa I (pemerintahan kedua), Sultan Murad IV, Sultan Ibrahim, Sultan Muhammad IV, Sultan Sulaiman II, Sultan Ahmad II, dan Sultan Mustafa II.

Periode keempat, 1699-1839 M adalah masa surutnya kekuasaan Turki Utsmani dan lepasnya beberapa wilayah di tangan penguasa lokal. Periode ini dipimpin oleh Sultan Mustafa II, Sultan Ahmad III, Sultan Mahmud I, Sultan Usman III, Sultan Mustafa III, Sultan Abdul Hamid I, Sultan Salim III, Sultan Mustafa IV, dan Sultan Mahmud II.

Periode kelima adanya kebangkitan dari segi kultural dan administrasi negara di bawah pengaruh ide-ide Barat. Dipimpin oleh Sultan Abdul Majid I, Sultan Abdul Aziz, Sultan Murad V, Sultan Abdul Hamid II, Sultan Muhammad V, dan Sultan Muhammad VI.

Dalam perjalanan Dinasti yang sangat lama ini, tidak kurang dari 35 sultan pernah berkuasa. Kemajuan diawali di masa pemerintahan Sultan Salim I Tahun 1512-1520 M yang melakukan ekspansi di wilayah bagian Timur, seperti Mesir, Syria, dan lain-lain.

Berikut 5 Sultan Turki Utsmani paling terkenal di dunia:
1. Sultan Mehmed I (1413-1421 M)

Mehmed I merupakan Sultan Utsmaniyah yang berkuasa antara tahun 1413-1421. Sultan kelahiran Bursa tahun 1389 ini menjadi sultan tunggal Utsmani setelah mengalahkan saudara-saudaranya dalam perebutan takhta selama sebelas tahun. Atas keberhasilannya, Sultan Mehmed I dijuluki sebagai pendiri kedua Utsmaniyah.

Dikisahkan, pada Pertempuran Ankara Tahun 1402, pasukan Utsmani pernah kalah melawan Timur Lenk dan Bayezid I bersama salah satu putranya, Mustafa, menjadi tawanan pihak musuh. Namun Mehmed I dan saudaranya berhasil diselamatkan oleh Bayezid Pasya. Sang pangeran dibawa ke kampung halamannya di Amasya.

Masa kekosongan Utsmani berakhir setelah Mehmed menjadi sultan tunggal Utsmani pada Tahun 1413 setelah mengalahkan saudara-saudaranya. Berkat kepemimpinannya, Ottoman bersatu kembali dan pulih dalam waktu singkat. Keberhasilannya membentuk kembali kekaisaran, banyak yang menjuluki Mehmed I sebagai pendiri kedua Kekaisaran Ottoman.

2. Sultan Mehmed II (1444-1446 M dan 1451-1481 M)

Pemimpin muda ini bernama Sultan Mehmed II atau populer dengan nama Sultan Muhammad Al-Fatih. Lahir di Edirne Turki yang merupakan ibukota Daulah Utsmaniyah pada 27 Rajab 835 H atau 30 Maret 1432 M. Ia merupakan anak ketiga dari pasangan Sultan Murad II dengan istri keempatnya yakni Huma Hatun.

Nama Al-Fatih sendiri memiliki makna sang Penakluk. Konstantinopel merupakan benteng terbesar dan terkuat yang pernah ditaklukkan Sultan Muhammad Al-Fatih. Mehmed II menjadi jawaban dari bisyarah yang pernah disampaikan Rasulullah SAW dalam satu Hadisnya: "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." (HR Ahmad dalam Al-Musnad)

Sultan Mehmed II berhasil mewujudkan cita-citanya menaklukkan Konstantinopel yang merupakan benteng terkuat di dunia kala itu. Al-Fatih adalah sebaik-baik pemimpin yang sejak kecil sudah dididik dengan agama dan ilmu pengetahuan.

3. Sultan Selim I (1512-1520 M)

Selim I merupakan salah satu sultan yang memiliki masa jabatan cukup singkat, yakni 8 tahun. Meskipun menjabat dalam waktu yang singkat, kepemimpinan Selim I cukup berpengaruh dalam sejarah Islam.

Di antaranya berhasil mengatasi ancaman militer Safawi Mamluk, Mesir. Sultan Selim juga memperluas Kekaisaran Ottoman sekitar 70%, sehingga total wilayah kekuasaanya mencapai 576.900 mil persegi.

Sultan Selim I juga berhasil memperkuat strategi peperangan, terutama menggunakan angkatan lautnya. Sehingga saat putranya Sultan Sulaiman berperang, dengan mudah mengalahkan musuhnya.

Penaklukannya atas Kesultanan Mamluk menjadikan wilayah Utsmani meluas lantaran kawasan Syam, Mesir, dan Hijaz menjadi dalam kekuasaannya. Jatuhnya Mamluk menjadikan Mekkah dan Madinah beralih ke tangan Utsmani, sehingga Selim I menyandang gelar Hadimul Haromain (pelayan dua Tanah Haram) dan gelar ini diturunkan kepada para penerusnya.

4. Sultan Sulaiman I (1520-1566 M)

Sulaiman I merupakan Sultan paling lama berkuasa dalam sejarah Kekaisaran Turki Utsmani. Beliau menjadi sultan Turki Utsmaniyah ke-10 yang berkuasa dari tahun 1520 hingga 1566. Ia dikenal sebagai Suleiman yang luar biasa di Barat dan pemberi hukum atau dijuluki Sulaiman Al-Qanuni.

Selama masa pemerintahannya, Sultan Sulaiman I memimpin 13 kampanye militer melawan musuh Ottoman. Ia mengalami peristiwa sangat sulit karena negara Eropa pernah bergabung untuk menaklukkannya.

Beliau merupakan tokoh penting pada abad ke-16. Sulaiman I memimpin pasukan Utsmaniyah menaklukkan Belgrade, Rhodes, dan sebagian besar Hongaria sebelum berhasil dipukul mundur dalam Pengepungan Wina tahun 1529. Ia menganeksasi sebagian besar Timur Tengah dan Afrika Utara (hingga sejauh Aljazair di barat). Di bawah kekuasaannya, armada Utsmaniyah menguasai Laut Tengah, Merah, dan Teluk Persia

Dengan capaian ini Sultan Sulaiman I berhasil menjadikan Turki Utsmani semakin kokoh dengan membawahi negara-negara Eropa.

5. Sultan Abdul Hamid II (1876-1909 M)

Sultan Abdul Hamid II memimpin Dinasti Turki Utsmani dari Tahun 1876 hingga 1909. Sultan ke-34 Kekaisaran Turki Utsmani ini lahir di Istanbul, 21 September 1842.

Selama 34 tahun masa pemerintahannya, ia mengalami periode disintegrasi Kesultanan Utsmaniyah dan Balkan. Pemberontakan di berbagai wilayah Utsmaniyah, dan kegagalan perang melawan Kekaisaran Rusia.

Namun, upaya menuju modernisasi Kesultanan Utsmaniyah dilanjutkan oleh Abdul Hamid. Selain reformasi birokrasi, proyek-proyek pembangunan terus dilakukannya. Seperti pengembangan jalur kereta api Rumelia, jalur kereta api Anatolia, jalur kereta api Baghdad dan jalur kereta api Hejaz, serta pembangunan berbagai jembatan dan kabel telegraf.

Kisah Sultan Abdul Hamid II pernah diangkat dalam serial televisi berjudul Payitaht: Abdulhamid yang tayang di stasiun televisi nasional Turki, TRT 1. Ada satu kisah bersejarah di masa Sultan Hamid II. Beliau pernah menerima surat pengaduan dari Aceh.

Isi surat itu menceritakan muslim di Aceh tidak bisa menunaikan ibadah haji lantaran dilarang pemerintah kolonial Belanda. Kemudian Sultan Abdul Hamid II langsung menghubungi Kedutaan Besar Belanda untuk menyelesaikan hal tersebut.

(rhs) Rusman H Siregar

No comments: