Surat Yusuf Ayat 77: Kesabaran Nabi Yusuf Melihat Kedengkian Saudara-saudaranya

Surat Yusuf Ayat 77: Kesabaran Nabi Yusuf Melihat Kedengkian Saudara-saudaranya
Dalam ayat ini diceritakan kesabaran Nabi Yusuf ketika mendengar komentar para saudaranya. Foto ilustrasi/tangkapan layar film Yusuf
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf

Pada episode ini, saudara-saudara Nabi Yusuf 'alahissalam tidak menyangka barang kerajaan itu ditemukan di dalam karung Bunyamin (saudara kandung Yusuf). Mereka pun berkomentar dan sempat membuat Nabi Yusuf kesal.

Untungnya, Nabi Yusuf adalah orang yang sabar dan mampu menyembunyikan kejengkelannya di hadapan para saudaranya itu. Berikut kisahnya diceritakan dalam Surat Yusuf ayat 77:

قَالُوْٓا اِنْ يَّسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ اَخٌ لَّهٗ مِنْ قَبْلُۚ فَاَسَرَّهَا يُوْسُفُ فِيْ نَفْسِهٖ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْۚ قَالَ اَنْتُمْ شَرٌّ مَّكَانًا ۚوَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا تَصِفُوْنَ

Artinya: "Mereka berkata, "Jika dia mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula mencuri." Maka Yusuf menyembunyikan (kejengkelan) dalam hatinya dan tidak ditampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya), "Kedudukanmu justru lebih buruk. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan." (QS Yusuf ayat 77)

Pesan dan Hikmah
1. Saat saudara-saudara Nabi Yusuf (putra Nabi Ya'kub) menyaksikan langsung ternyata gelas itu ada di karung Bunyamin. Mereka pun berkomentar yang membuat hati Yusuf jengkel, "Jika ia mencuri, maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu". Kedengkian saudara-saudara Yusuf terlihat lagi dengan mengingat segala kejelekan dan kesalahan yang dilakukan Nabi Yusuf. Orang yang dengki hanya mengingat kejelekan orang yang didengkinya dan melupakan kebaikan-kebaikannya.

2. Nabi Yusuf tetap sabar mendengar komentar para saudaranya. Sekalipun hatinya jengkel namun sikap lahir beliau tetap dingin agar pikiran jernih tidak dikuasai emosi dan situasi sesuai rencana. Beliau mengajarkan kepada kita sikap sabar dan tenang. Masalah apapun bisa diselesaikan jika kita sabar dan tenang.

3. Hati Nabi Yusuf berkata mengenai komentar para saudaranya, "Kamu lebih buruk kedudukanmu (sifat-sifatmu) dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan itu." Yusuf telah mengetahui dan merasakan keburukan sifat mereka yang lebih parah, namun beliau tetap menutupi keburukan saudaranya. Bagi Nabi Yusuf, cukuplah Allah saja yang Mengetahui. Dia yang paling berhak membalas segala perbuatan yang diketahui dari para hamba-Nya.

(rhs)

No comments: