Kisah Jin dan Beberapa Permintaannya yang Dikabulkan Allah

Kisah Jin dan Beberapa Permintaannya yang Dikabulkan Allah
Keberadaan Jin sebagai makhluk Allah tidak berbeda jauh dengan manusia. Di antara mereka ada yang beriman kepada Allah dan ada yang kafir. Foto ilustrasi/ist
Jin merupakan makhluk ciptaan Allah yang tidak dapat dilihat dan dijangkau oleh indera manusia sebagaimana halnya Malaikat. Hanya para Nabi yang dapat melihat bangsa Jin.

Ada beberapa permintaan Jin yang dikabulkan oleh Allah Ta'ala. Al-Qur'an dan Sunnah menjelaskan bahwa bahan asal Jin adalah api. Dalam satu Hadis diterangkan: "Malaikat diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kalian." (HR Muslim)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ketika Allah menciptakan Bapak Jin bernama Saum dari api yang berkobar-kobar. Dia berkata kepadanya: "Katakan permintaanmu!" Saum menjawab: "Kami meminta kepada-Mu agar kami dapat melihat, tetapi kami tidak mampu dilihat, kami sirna di Bintang Tsura, dan kami tidak mati kecuali kami dalam kondisi muda seperti anak kecil." Kemudian Allah mengabulkannya.

Al-Baqilani mengatakan bahwa Allah telah menjadikan penciptaan Jin sebagai jisim-jisim dalam bentuk yang bermacam-macam. Ia makan, minum, dan menikah, seperti yang dilakukan oleh manusia. Hanya saja, proses keturunan Jin dibandingkan dengan manusia adalah 9 banding 1. Artinya, setiap kali Jin melahirkan, maka ia mengeluarkan 9 anak.

Pendapat masyhur mengatakan bahwa seluruh Jin merupakan keturunan dari Iblis. Karena itu, Jin bukan berasal dari jenis Malaikat. Ada yang mengatakan bahwa Jin adalah jenis, sedangkan Iblis adalah salah satu dari jenis tersebut. Tidak diragukan lagi bahwa Jin merupakan keturuan dari Iblis berdasarkan keterangan Al-Qur'an. Jin yang kafir disebut
dengan nama setan.

Kisah Jin yang Beriman
Keberadaan Jin sebagai makhluk Allah tidak berbeda jauh dengan manusia. Golongan mereka sangat beragam. Di antara mereka ada yang beriman kepada Allah, dan ada yang kafir. Jin kafir inilah yang kemudian dikenal sebagai setan.

Dalam Surat Al-Jin, Allah mengabarkan sekumpulan Jin mendengarkan bacaan Al-Qur'an dan beriman kepada Allah.

قُلۡ اُوۡحِىَ اِلَىَّ اَنَّهُ اسۡتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الۡجِنِّ فَقَالُوۡۤا اِنَّا سَمِعۡنَا قُرۡاٰنًاعَجَبًا

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), 'Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan Jin telah mendengarkan (bacaan)," lalu mereka berkata, "Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur'an)." (Surat Al-Jin ayat 1)

Pada ayat ini, Allah memerintahkan Rasul-Nya agar menyampaikan kepada para sahabat tentang Jin yang beriman kepada Allah. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW tidak hanya diutus kepada golongan manusia saja. Beliau juga diutus kepada seluruh makhluk termasuk Jin, Malaikat, seluruh Nabi, Yakjuj Makjuj, dan umat-umat terdahulu dari zaman Adam sampai Hari Kiamat.

Mengutip Tafsir Kemenag, keimanan Jin dalam ayat di atas mengandung arti sebagai berikut:
1. Bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul bagi umat manusia dan juga bagi bangsa Jin.
2. Jin mendengar dan mengerti bahasa manusia, sebagaimana juga dinyatakan dalam ayat-ayat lain.
3. Jin juga akan dihisab sebagaimana halnya manusia.
4. Jin juga berdakwah kepada kaumnya.

Wallahu A'lam
(rhs)Rusman H Siregar

No comments: