Kisah Qarun: Ketika Allah Taala Memerintahkan Bumi Tunduk kepada Nabi Musa

Kisah Qarun: Ketika Allah Taala Memerintahkan Bumi Tunduk kepada Nabi Musa
Qarun ditelan bumi bersama hartanya berkat doa Nabi Musa. Foto/Ilustrasi: YouTube
Nabi Musa as berdoa bersujud kepada Allah SWT, setelah dirinya difitnah Qarun . Allah kemudian memerintahkan kepada bumi agar tunduk kepada perintah Nabi Musa as. Pada saat itulah, Nabi Musa memerintahkan bumi untuk Qarun berikut rumah dan harta bendanya.

Kisah ini dinukil Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Menurut Ibnu Katsir, penyebab kebinasaan Qarun adalah karena doa Nabi Musa. Akan tetapi, latar belakangnya masih diperselisihkan.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan As-Saddi, bahwa Qarun mengupah seorang wanita tuna susila dengan imbalan harta yang banyak agar wanita itu membuat suatu kedustaan terhadap Nabi Musa as. Pada suatu ketika, tatkala Nabi Musa membacakan Kitabullah di hadapan para pemuka Bani Israil, wanita itu melancarkan fitnahnya. "Hai Musa, sesungguhnya kamu pernah berbuat anu dan anu (mesum) dengan diriku," ujar wanita tuna susila itu.

Setelah wanita itu mengucapkan pernyataan tersebut di hadapan para pemuka Bani Israil, tubuh Nabi Musa as bergetar karena takut. Selanjutnya, setelah sholat dua rakaat, Nabi Musa mendatangi perempuan itu.

"Aku meminta kepadamu dengan nama Allah yang telah membelah laut dan menyelamatkan kalian dari Fir'aun serta yang telah melakukan banyak mukjizat, sudilah kiranya engkau menjelaskan kepadaku tentang penyebab yang mendorongmu berani mengucapkan hal tersebut terhadap diriku," tanya Nabi Musa as.

Wanita itu menjawab, "Karena engkau telah meminta kepadaku dengan mendesak, maka aku jelaskan bahwa sesungguhnya Qarunlah yang telah memberi aku upah agar aku mengatakan hal tersebut kepadamu, dan sekarang aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya."

Saat itu juga Nabi Musa menyungkur bersujud kepada Allah SWT dan memohon kepada-Nya sehubungan dengan fitnah yang dilancarkan oleh Qarun. Maka Allah menurunkan wahyu-Nya yang menyatakan, "Aku telah memerintahkan kepada bumi agar ia tunduk kepada perintahmu."

Lalu Nabi Musa memerintahkan kepada bumi untuk menelan Qarun berikut rumah dan harta bendanya, maka semuanya amblas ke dalam bumi.

Penenggelaman Qarun ini diterangkan di dalam hadis sahih yang ada pada Imam Bukhari melalui riwayat Az-Zuhri, dari Salim; ayahnya pernah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

"بَيْنَا رَجُلٌ يَجُرُّ إِزَارَهُ إِذْ خُسِفَ بِهِ، فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي الْأَرْضِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ"

Tatkala seorang lelaki sedang menyeret kainnya (dengan penuh kesombongan), tiba-tiba ia dibenamkan (ke dalam bumi), maka dia terus amblas ke dalam bumi sampai hari kiamat.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qashash , ayat 81-82.

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الأرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ (81) وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالأمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ (82)

Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah, dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).

Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu berkata, 'Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai, benarlah tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”

Sepupu Nabi Musa
Siapa Qarun? Ibnu Abbas mengatakan Qarun adalah sepupu Nabi Musa as. Dia anak paman Musa. Ibnu Juraij mengatakan bahwa dia adalah Qarun ibnu Yas-hub ibnu Qahis, sedangkan Musa adalah Ibnu Imran ibnu Qahis.

Qarun berjuluk Al-Munawwir karena suaranya yang bagus saat membaca kitab Taurat, tetapi dia adalah musuh Allah lagi munafik, sebagaimana sikap munafiknya Samiri. Keserakahan dirinyalah yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan karena hartanya yang terlalu banyak.

Menurut Syahr ibnu Hausyab, Qarun menjulurkan kainnya sepanjang satu jengkal karena kesombongan dan keangkuhan terhadap kaumnya sendiri.

Firman Allah SWT:

وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ

dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat. ( QS Al-Qashash : 76)

Khaisamah menggambarkan bahwa kunci-kunci perbendaharaan harta Qarun terbuat dari kulit, setiap kunci besarnya sama dengan jari telunjuk. Setiap kunci untuk satu gudang tersendiri secara terpisah.

Apabila Qarun berkendaraan, maka semua kunci perbendaharaannya diangkut dengan enam puluh ekor begal yang kuat.

Tingkah Qarun yang sombong mengundang kaumnya untuk berkomentar dan memberi nasihat kepadanya. "Janganlah kamu terlalu bangga dengan apa yang telah kamu peroleh," ujar kaumnya kepada Qarun.

Dengan sombong Qarun menjawab nasihat itu. "Aku tidak memerlukan nasihatmu, karena sesungguhnya Allah memberiku kekayaan ini sebab Dia mengetahui bahwa aku berhak mendapatkannya dan sebab kecintaan-Nya kepadaku."
(mhy)Miftah H. Yusufpati

No comments: