Orang yang Beruntung Menerima Buku Catatan Amal pada Hari Kiamat

Orang yang Beruntung Menerima Buku Catatan Amal pada Hari Kiamat
Pada hari Hisab nanti setiap orang akan membaca buku catatan amalnya. Ada yang menerima buku amalannya dari sebelah kanannya, mereka itulah orang yang bahagia. Foto ilustrasi/Ist
Ketika buku catatan amal diperlihatkan di Yaumul Mahsyar, ada orang yang beruntung mendapat lembaran kebaikan begitu banyak. Sungguh Allah Maha Penyayang dan memperhitungkan seluruh amal perbuatan manusia.

Pada hari Hisab nanti, setiap orang akan membaca kitab catatan amalnya. Ada yang menerima buku amalannya dari sebelah kanannya. Mereka itulah orang yang bahagia. Adapun orang-orang kafir dan munafik akan menerima buku amalannya dari sebelah kirinya.

Dikisahkan, ada orang yang mendapat catatan amal kebaikan begitu banyak pada Hari Kiamat. Orang itu bertanya keheranan: "Darimana catatan kebaikan sebanyak ini?"

Berikut kisahnya diketengahkan Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam Kitabnya Al-Mawa'izh Al-Ushfuriyah. Beliau menukil satu riwayat dari Ikrimah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:

"Ketika Hari Kiamat telah terjadi maka Allah memisahkan seorang hamba dari yang lainnya. Kemudian Allah memberinya catatan kebaikan-kebaikannya. Si hamba itu pun membacanya.

Kemudian Allah berkata: "Apa yang sedang kamu lihat?" "Aku sedang melihat kebaikan-kebaikan yang banyak," jawab si hamba.

"Apakah ada yang kurang," tanya Allah. "Tidak," jawab si hamba itu.

Kemudian Allah menyerahkan catatan keburukan-keburukan kepada si hamba. Ia pun membacanya. Kemudian Allah berkata: "Apa yang sedang kamu lihat?" "Aku sedang melihat keburukan- keburukan yang banyak," jawab si hamba.

"Apakah kamu ingat keburukan-keburukan itu?" tanya Allah. "Iya. Aku ingat," jawab si hamba.

"Apakah ada catatan keburukan yang ditambahkan?" tanya Allah. "Tidak" jawab si hamba.

Kemudian Allah menyerahkan selembar kertas kepada si hamba. Kemudian ia membacanya. Dan Allah berkata: "Apa yang sedang kamu lihat?"

"Aku sedang melihat catatan kebaikan-kebaikan yang banyak," jawab si hamba. "Apakah kamu mengetahui catatan kebaikan-kebaikan itu," tanya Allah. "Tidak," jawab si hamba.

Allah berkata padanya: "Catatan itu merupakan kebaikan-kebaikan dari orang-orang yang menganiayamu, menyakitimu, dan mengambil hartamu tanpa sepengetahuanmu."

Kisah Ibrahim bin Adham
Berkaitan dengan Hadis di atas, ada satu kisah hikmah dialami seorang ulama besar kelahiran Khurasan Syaikh Ibrahim bin Adham (718-782 M). Dulunya ia memiliki budak. Ketika Syaikh Ibrahim bertaubat dan kembali kepada Allah, ia pun memerdekakan semua budaknya.

Pada satu hari, seorang budak yang dimerdekakannya mabuk berat karena minum khamr. Budak pemabuk itu (sambil naik kuda) bertemu dengannya dan berkata: "Hai Fulan! Tuntun aku menuju rumahku!"

"Baiklah," jawab Ibrahim. Kemudian Ibrahim menuntun si pemabuk ke salah satu kuburan. Ketika si pemabuk melihat kuburan-kuburan, ia langsung memukul keras Ibrahim dan berkata: "Aku tadi mengatakan, "Tuntun aku menuju rumahku!" Mengapa kamu menuntunku ke kuburan?"

"Hai orang ceroboh! Hai orang yang sedikit akalnya! Kuburan adalah rumah sebenarnya, sedangkan rumah-rumah lain adalah rumah yang tidak sebenarnya," jawab Ibrahim.

Si pemabuk itu kembali memukul Syaikh Ibrahim. Ia memukulnya dengan cambuk. "Semoga Allah mengampunimu," kata Ibrahim. Ketika keduanya dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba seorang laki-laki berkata: "Hai Fulan! Apa yang kamu lakukan? Kamu itu memukuli tuan yang telah memerdekakanmu," kata si laki-laki.

Pemabuk itu tidak menyadari kalau yang ia pukul adalah Syaikh Ibrahim bin Adham yang telah memerdekakannya. "Siapa orang ini?" tanya si pemabuk.

Laki-laki itu menjawab: "laki-laki ini adalah tuanmu yang memerdekakanmu, yaitu Ibrahim bin Adham."

Ketika si pemabuk mengetahui kalau orang yang ia pukuli adalah Ibrahim bin Adham, ia pun langsung turun dari kudanya dan meminta maaf. "Aku terima maafmu. Aku memaafkanmu," kata Ibrahim.

Kemudian si pemabuk itu memukul Ibrahim lagi. Ia memukulnya dengan cambuk. "Semoga Allah mengampunimu," kata Ibrahim. Ketika si pemabuk memukuli Ibrahim, tiba-tiba seorang laki-laki lain datang dan berkata: "Hai Fulan! Apa yang kamu lakukan? Kamu itu memukuli tuan yang telah memerdekakanmu," kata laki-laki itu.

Pada saat itu, pemabuk tidak menyadari kalau yang ia pukul adalah Ibrahim bin Adham yang telah memerdekakannya. "Siapa orang ini?" tanya si pemabuk.

Laki-laki itu menjawab: "Laki-laki ini adalah tuanmu yang telah memerdekakanmu." Ketika si pemabuk mengetahui kalau orang yang ia pukuli adalah Ibrahim bin Adham, ia pun meminta maaf.

"Aku terima maafmu. Aku memaafkanmu," kata Syaikh Ibrahim.

Si pemabuk berkata: "Hai tuanku! Aku telah memukuli dan menyakitimu. Mengapa engkau malah mendoakanku kebaikan. Setiap aku memukulmu, engkau selalu berkata Semoga Allah mengampunimu?"

Syaikh Ibrahim menjawab: "Bagaimana aku tidak mendoakanmu dengan doa yang baik sedangkan kamu adalah perantara bagiku masuk ke dalam surga karena pukulanmu dan sikap menyakitimu terhadapku?"

Demikian kisah Syaikh Ibrahim bin Adham yang sarat hikmah dan pelajaran berharga. Semoga kita termasuk orang-orang beruntung di Yamul Mashyar kelak. Aamin!

(rhs)

No comments: