Hikmah Fatimah Sebagai Jalur Nasab Satu-satunya Keturunan Nabi Muhammad SAW

Hikmah Fatimah Sebagai Jalur Nasab Satu-satunya Keturunan Nabi Muhammad SAW
Hikmah Fatimah radhiyallahu anha sebagai jalur nasab satu-satunya keturunan Nabi Muhammad dijelaskan dalam banyak dalil baik ayat Al-Quran maupun Hadis Nabi. Foto/Ist
Hikmah Fatimah sebagai jalur nasab satu-satunya keturunan Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam (SAW) perlu diketahui umat muslim. Sayyidah Fatimah Az-Zahra radhiyallahu 'anha adalah putri bungsu Nabi Muhammad SAW dari seluruh anak beliau yang berjumlah 7 orang.

Sayyidah Fatimah adalah sosok penting di sisi Rasulullah SAW karena punya peran besar menemani beliau setelah ibunda Sayyidah Khadijah berpulang ke rahmat Allah. Selain itu, Fatimah lah jalur nasab satu-satunya keturunan Nabi Muhammad SAW yang sekarang kita kenal dengan Ahlul Bait (keluarga Rasulullah SAW).

Untuk diketahui, Nabi Muhammad SAW memiliki 7 orang anak; 3 laki-laki (Al-Qasim, Abdullah, Ibrahim) dan 4 perempuan (Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah Az-Zahra). Semua anak Nabi berasal dari hasil pernikahan beliau dengan Sayyidah Khadijah, kecuali Ibrahim yang dilahirkan oleh Sayyidah Mariyah al-Qibthiyah.

Mungkin banyak yang bertanya, mengapa keturunan Nabi Muhammad dari jalur Fatimah sedangkan beliau adalah anak perempuan Nabi? Mari kita simak penjelasan berikut agar tidak gagal paham.

Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini menerangkan, ada banyak dalil menegaskan bahwa Fatimah merupakan jalur penerus keturunan Nabi Muhammad SAW. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

فَمَنۡ حَآجَّكَ فِيۡهِ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ الۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡا نَدۡعُ اَبۡنَآءَنَا وَاَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَاَنۡفُسَنَا وَاَنۡفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَهِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ اللّٰهِ عَلَى الۡكٰذِبِيۡنَ

Artinya: "Siapa yang membantahmu (tentang kisah Isa) sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), Maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta." (QS Ali Imran: Ayat 61)

Para ahli tafsir menjelaskan, ketika ayat ini turun, Rasulullah SAW mengajak Ali, Fatimah, al-Hasan dan al-Husain. Beliau menggendong Al-Husain, menuntun Al-Hasan, Fatimah berjalan di belakang beliau sedangkan Ali (suamu Fatimah) berjalan di belakang mereka, dan beliau bersabda: "Ya Allah, mereka ini adalah keluargaku."

Ayat ini adalah dalil yang tegas, bahwa anak-anak Fatimah dan keturunannya disebut anak-anak Nabi Muhammad dan mereka bernasab kepada nasab Rasulullah SAW secara benar dan bermanfaat di dunia dan akhirat.

Pada ayat lain, Allah berfirman:

اِنَّمَا يُرِيۡدُ اللّٰهُ لِيُذۡهِبَ عَنۡكُمُ الرِّجۡسَ اَهۡلَ الۡبَيۡتِ وَيُطَهِّرَكُمۡ تَطۡهِيۡرًا

Artinya: "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS Al-Ahzab: Ayat 33)

Ungkapan Ahlul Bait dalam ayat di atas mencakup keluarga rumah tempat tinggal dan keluarga nasab Rasulullah SAW. Istri-istri beliau adalah keluarga rumah tempat tinggal, sedangkan kerabat-kerabatnya adalah keluarga karena pertalian nasab.

عن ابى سعيد الحدري رضي الله عنه قال: إن هذه الاية نزلت فى النبي صلى الله عليه وسلم وعلي وفاطمة والحسن والحسين رضي الله عنهم

Dari Abu Sa'id al-Khudri ia berkata: "Sesungguhnya ayat ini turun berkaitan dengan Nabi sholalllohu 'alaihi wasallam, Ali, Fathimah, Al-Hasan dan Al-Husain radhiyallahu 'anhum." (HR Ahmad)

إنه صلى الله عليه وسلم جعل على هؤلاء كساء وقال اللهم هؤلاء اهل بيتى وخاصتى اذهب عنهم الرجز وطهرهم تطهيرا

Artinya: "Sesungguhnya Nabi shollallahu 'alaihi wasallam mengemulkan sebuah kain pada mereka (Ali, Fathimah, al-Hasan dan al-Husain) dan bersabda: "Ya Allah, mereka adalah ahli baitku dan orang-orang khususku, hilangkan dari mereka noda dan bersihkan mereka sebersih-bersihnya."

Dalam riwayat lain, sesungguhnya Rasulullah SAW selalu mendatangi rumah putrinya Fathimah, selama enam bulan pada setiap sholat Subuh. Beliau berseru: "Sholatlah hai Ahlul Bait, sesungguhnya Allah hendak menghilangkan dosa dari kamu, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (HR at-Tirmidzi dan Abu Dawud ath-Thayalisi dari Anas bin Malik)

Kisah Hikmah


Dikisahkan, Harun Al-Rasyid pernah bertanya kepada Musa al-Kadzim seraya berkata: "Bagaimana kamu berkata kami keturunan Rasulullah SAW padahal kamu adalah anak-anak Ali. Seorang laki-laki hanya bernasab kepada datuk dari sisi ayah, bukan datuk dari ibu?" Musa al-Kadzim menjawab:

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم.بسم الله الرحمن الرحيم. ومن ذريته داود وسليمان وايوب ويوسف وموسى وهارون وكذلك نجزى المحسنين وزكريا ويحيى وعيسى وإلياس

Artinya: "Nabi Isa 'alaihissalam jelas tidak berayah, tetapi beliau dipertemukan dengan nasab para Nabi dari sisi ibundanya. Demikian juga kami dipertemukan dengan nasab Nabi Muhammad dari sisi ibu kami, Fatimah radhiyallahu 'anha. Dan masih ada tambahan lagi hai amirul mukminin, yaitu turunnya ayat mubahalah, saat itu Nabi tidak mengajak siapapun kecuali Ali, Fatimah, al-Hasan dan al-Husain ra." (Majma'ul Ahbab)

Dalam hadis dari Umar bin Khattab juga diterangkan:

عن النبي صلى الله عليه و سلم كل نسب و صهر ينقطع يوم القيامة إلا نسبى وصهرى

Artinya: "Nabi sholallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap nasab dan hubungan keluarga melalui perkawinan di hari Kiamat nanti akan putus, kecuali nasabku dan hubungan kekeluargaan melalui perkawinan denganku." (Riwayat Ibnu Asakir)

Para ulama sepakat, bahwa di antara khushusiyyah Nabi Muhammad SAW adalah anak-anak puteri beliau bernasab kepada beliau semuanya secara sah, berdasarkan sabda beliau:

إن الله جعل ذرية كل نبي فى صلبه و جعل ذريتى فى صلب علي بن ابى طالب

Artinya: "Sesungguhnya Allah menjadikan keturunan semua Nabi pada sulbinya, dan Allah menjadikan keturunanku pada sulbi Ali bin Abi Thalib (suami Sayyidah Fatimah)." (HR Imam at-Thabrani)

Riwayat lain menyatakan:

لكل بنى اب عصبة إلا ابني فاطمة فأنا و ليهما و عصبتهما

Artinya: "Setiap anak laki-laki seorang ayah memiliki ashabah (penerima bagian ashabah), kecuali dua putera Fatimah, karena akulah wali keduanya dan ashabah mereka ber­dua." (HR Al-Hakim)

Larangan Membenci dan Menyakiti Ahlul Bait

Banyak ayat Al-Qur'an dan Hadis yang melarang dan membenci Ahlul Bait Rasulullah dan menyakiti mereka. Para ulama mengatakan, orang yang menyakiti Ahlul Bait berarti menyakiti Nabi Muhammad SAW. Allah memberi ancaman dalam firman-Nya:

إن الذين يؤذون الله ورسوله لعنهم الله فى الدنيا والآخرة وأعد لهم عذابا اليما

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul­-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan." (QS. Al-Ahzab: 57).

Pada ayat lain ditegaskan: "....Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelah (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah.." (QS. Al-Ahzab: 53)

Dalam hadis lain disebutkan:

إن الله حرم الجنة على من ظلم اهل بيتى او قاتلهم او اعان عليهم او سبهم

Artinya: "Sesungguhnya Allah melarang masuk surga terhadap orang yang menganiaya ahlul baitku, atau orang yang memerangi mereka, atau orang yang membantu orang yang memerangi mereka, atau orang yang memaki-maki mereka." (HR Imam Ahmad)

Demikian hikmah Fatimah sebagai jalur nasab satu-satunya keturunan Nabi Muhammad SAW. Kesimpulannya, Allah memberi kekhususan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW bahwa penerus keturunan beliau adalah dari jalur putrinya Fatimah radiyallahu 'anha.

Dari pernikahan Fatimah dan Sayyidina Ali radhiyallahu 'anhu lahir Al-Hasan dan Husein (cucu Baginda Rasulullah). Dari Al-Hasan dan Husein lahirlah anak keturunan Nabi yang saat ini kita kenal dengan julukan Habaib (untuk jamak), Habib, Sayyid, Syed, Syarifah, Sayyidah (untuk perempuan).

Orang yang memiliki pertalian darah dengan Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam ini dikenal dengan istilah Alawiyin. Mereka tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Wallahu A'lam

(rhs) Rusman H Siregar

No comments: