Kisah Malaikat yang Dipatahkan Sayapnya karena Tak Mau Beri Hormat pada Rasulullah

Kisah Malaikat yang Dipatahkan Sayapnya karena Tak Mau Beri Hormat pada Rasulullah
Imam Al Ghazali menceritakan tentang malaikat yang dihukum Allah dengan dipatahkan sayapnya karena terbukti enggan menghormati kedatangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Foto ilustrasi/ist
Ada kisah menarik tentang malaikat yang dihukum Allah Subahanhu wa ta'ala. Seperti apa kisahnya? Di dalam Kitab Mukasyafatul Qulub karya Hujjatul Islam Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali Ath Thurthusy atau Imam Al Ghazali diceritakan tentang hukuman malaikat yang terbukti enggan menghormati kedatangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

Alkisah, ketika itu tengah terjadi peristiwa Isra Mikraj atau perjalanan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat. Di saat itu Rasulullah melintasi langit, terdapat 70 ribu malaikat di langit yang berbaris dan melayaninya. Mereka begitu hormat atas kedatangan Rasulullah. Akan tetapi, ada satu malaikat yang enggan memberi hormat. Malaikat itu bahkan tidak berdiri saat Rasulullah melintasi langit.

Maka Allah Subhanhu wa ta'ala menghukum malaikat tersebut dengan mematahkan kedua sayapnya. Tidak hanya itu, malaikat nakal itu juga diasingkan di bumi dan ditempatkan di atas sebuah gunung yang tinggi. Di tempat itu malaikat yang satu ini hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya.

Keberadaan malaikat yang dihukum tersebut diketahui oleh Rasulullah SAW saat mendapatkan laporan dari Malaikat Jibril as. Kepada beliau, Malaikat Jibril berkata, “Ya Rasulullah SAW, aku telah melihat ada seorang malaikat langit berada di atas singgasananya. Di sekitarnya terdapat 70.000 malaikat berbaris melayaninya. Pada setiap hembusan nafasnya, Allah SWT menciptakan darinya seorang malaikat. Dan sekarang ini kulihat malaikat itu berada di atas Gunung Qaaf dengan sayapnya yang patah dan sedang menangis.”

Malaikat Jibril lantas mengatakan bahwa suatu hari malaikat yang malang itu melihat kehadirannya. Sambil menangis, malaikat itu meminta pertolongan. “Adakah engkau mau menolongku wahai Jibril?” tanya malaikat malang tersebut.

“Apa salahmu?” tanya Malaikat Jibril.

“Ketika aku berada di atas singgasana pada malan Isra Mi'raj, lewatlah padaku Muhammad, kekasih Allah SWT. Lalu aku tidak berdiri menyambutnya dan Allah menghukumku dengan hukuman ini, serta menempatkanku di sini seperti yang engkau lihat,” jelas malaikat malang itu yang terus menerus menangis dan menyesali perbuatannya.

Setelah menangkap penjelasan itu, Malaikat Jibril pun mencoba untuk memberikan pertolongan dengan merendahkan diri di hadapan Allah Ta'ala Maka Allah Ta'ala berfirman, “Hai Jibril, katakanlah agar dia membaca shalawat atas kekasihKu, Muhammad SAW.”

Kemudian Malaikat Jibril menyampaikah hal itu kepada malaikat malang tersebut agar membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. Sesuai dengan perintah Jibril, malaikat malang tersebut langsung membaca shalawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW hingga akhirnya Allah SWT memberikan ampunan kepadanya.

Allah Subhanhu wa ta'ala kemudian menumbuhkan kembali kedua sayapnya serta menempatkannya kembali di atas singgasananya.

Perintah Bershalawat

Sebagai muslim, sudah seharusnya kita memperbanyak shalawat kepada Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Selain sebagai bukti cinta kita kepada beliau, bacaan shalawat juga bernilai pahala serta memiliki banyak sekali keutamaan. Bahkan dalam Al Qur’an, Allah Ta'ala telah memerintahkan agar kita senantiasa membaca shalawat.

Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi SAW. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Wallahu A'lam
(wid)
Widaningsih

No comments: