Ashabul Kahfi, Siapa Saja Nama Mereka dan Abad Berapa Hidup?

Alquran kisahkan Ashabul Kahfi tertidur selama ratusan tahun dalam gua. Gua Ashabul Kahfi di Amman Yordania

Alquran kisahkan Ashabul Kahfi tertidur selama ratusan tahun dalam gua. Gua Ashabul Kahfi di Amman Yordania

Foto: ammancity.gov.jo
Alquran kisahkan Ashabul Kahfi tertidur selama ratusan tahun dalam gua
— Alquran mengandung kisah-kisah yang berhikmah besar. Di antaranya menge nai para penghuni gua (Ashabul Kahfi), yang dinarasikan dalam surah Al Kahfi ayat 9-26. 

Walaupun firman Allah SWT itu tidak mencantumkan siapa nama mereka, di mana lokasi, dan kapan peristiwa yang dimaksud, kisah tersebut benar-benar pernah terjadi. Kalangan sejarawan yang mengkajinya sering merujuk pada konteks sejarah penduduk Upsus (Ephesus). Ephesus merupakan nama kota kuno di pesisir Turki Barat, sekitar tiga kilometer Distrik Selcuk, Provinsi Izmir, Turki. 

Daerah yang diduga menjadi tempat tinggal mereka tidak hanya itu. Selain di sekitar Selcuk, ada pula Gua Eshab-i Kehf, yang kini merupakan sebuah destinasi wisata di wilayah utara Kota Tarsus, Provinsi Mersin. 

Kemudian, Gua Eshab-i Kehf Kulliye (Kompleks Usmaniyyah-Islam) di Distrik Afsin, Provinsi Kahramanmaras. Pemerintah setempat pada 2015 lalu sudah mendaftarkan kompleks di Afsin tersebut ke UNESCO untuk menjadi kandidat Warisan Peradaban Dunia. 

Ashabul Kahfi merujuk pada tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang, atas izin Allah SWT, tidur di dalam gua selama ra tusan tahun, yakni 300 tahun syamsiah atau 309 tahun qamariah. 

Buku Ensiklopedi Islam mengungkapkan, penamaan ashabul kahfi terdapat dalam ayat ke-9 surat al Kahfi, sedangkan kata al-kahfi/kahfi ditemukan pada ayat-ayat ke-10, 11, 16, 17, dan 25 surat yang sama. 

Nuansa kisahnya adalah pertentangan antara kebenaran dan kebatilan antara keteguhan bertauhid dan kezaliman penguasa yang musyrik. 

Penguasa yang dimaksud adalah Gaius Messius Quintus Decius. Dia menjadi kaisar Romawi pada 249-251.

Bahkan, banyak yang dipaksa menjadi umpan singa di arena gladiator, yang dibuat semata-mata untuk hiburan penguasa dan warga Roma. Pada zaman Decius, persekusi atas kaum Nasrani mulai berlangsung terstruktur dan sistematis. 

Pada Januari 250, kaisar yang lahir di Budalia (kini Serbia) itu menginstruksikan setiap warga agar menyembah berhala. Peribadatan harus disaksikan aparat negara sehingga rakyat dibayang-bayangi ketakutan. 

Siapa pun yang menentang aturan itu diperintahkannya untuk ditangkap dan bila perlu dibunuh. Bagaimanapun, tidak sedikit orang beriman yang menolaknya. Meskipun intimidasi terus digencarkan Decius dan jajarannya, mereka tidak gentar sedikit pun dan semakin solid melawan. 

Di antara mereka terdapat para pemuda. Buku Corpus Inscriptionum Arabicarum Pa laestinae(Jilid Enam) menyebutkan siapa saja nama-namanya. Dalam bahasa Latin, sebutan mereka sebelum beriman adalah Achillides, Diomedes, Diogenes, Pro batus, Stephanus, Sambatius, dan Quiriacus.

Setelah menjadi pengikut ajaran Nabi Isa AS, mereka berturut-turut berganti nama menjadi Maximianus, Malchus, Martinianus, Constantinus, Dionysius, Johannes, dan Serapion. 

Sumber lain, Ensiklopedia Britannica, mengungkapkan bahwa tradisi Kristen Barat menamakan mereka sebagai Maximian, Malchus, Marcian, John, Denis, Serapion, dan Constantine. 

Adapun menurut tradisi Kristen Ortodoks mereka terdiri atas Maximilian, Jamblichus, Martin, John, Dionysius, Antonius, dan Constantine. 

Selain Antonius, keenam orang tersebut merupakan pejabat penting di lingkungan istana gubernur Daqyanus. Seperti halnya sang kaisar, gubernur tersebut merupakan seorang penyembah dewa-dewi Romawi.

Tidak mengherankan bila mertua Maxi milian itu menghiasi setiap sudut Kota Ephesus dengan patung-patung yang menggambarkan ajaran politeisme. 

Akan tetapi, keluarganya tidak seluruhnya terjerumus kesesatan. Istrinya sendiri diam-diam beriman pada tauhid. Setelah hal itu diketahuinya, Daqyanus pun membakar hidup-hidup pasangannya itu di depan umum.

Kejadian ini disaksikan putrinya, Helen, yang akhirnya mengikuti jejak ibundanya, menjadi orang beriman secara sembunyi-sembunyi.      

sumber : Harian Republika

No comments: